Mistake

94.9K 4K 78
                                    

aku lanjut. seperti biasa minta vote dan commentnya. maaf kalo makin ngawur dan gak nyambung. aku mau tanya nih, Refeno - Annika mending putus break atau engga? wkwk masalahnya ini Refeno nanti udah kelewatan.

***

Annika terbangun ketika merasakan perutnya lapar.

Jam berpa ini? 12? Sungguh sudah siang? Tentu saja Annika baru tidur jam 5 pagi.

Annika merasakan dagu Refeno menyentuh puncak kepalanya, kedua tangannya memelu Annika erat.

Annika mengusap usap dada Refeno yang hanya dilapisi kaos tipis warna putih.

"Bangun yu, makan yu no, lapar nih." Annika berkata pelan.

Tapi Refeno sangat peka, dia langsung terbangun.

"Gak ada kelas kan sekarang?" Annika menengadahkan kepalanya menatap Refeno.

Refeno menggeleng, dengan wajah masih khas bangun tidur.

"Bagus, aku juga gak ada."

***

Annika memasak telur dan nasi goreng. Karena hanya ada itu dalam kulkas Refeno.

Refeno memeluk tubuh Annika dari belakang, menaruh wajahnya dalam bahu Annika, sesekali mencium leher dan telinga Annika.

"Jangan ganggu."

Refeno malah semakin menjadi, untung masakan Annika sudah selesai.

"Diem, duduk, mau makan gak?" Annika berkata seperti memarahi anak kecil.

***

"Jujur sama aku, kamu udah berapa kali tidur sama cewe?" Annika dan Refeno sedang bersantai menonton film.

Refeno tampak berfikir.

"Banyak." katanya watados. Wajah tanpa dosa.

"iya banyak itu seberapa banyak? Emang apa untungnya kaya gitu? Apa untungnya ngerusak cewek, no? Kamu gak kasian sama masa depan cewek yang kamu rusak?" Annika berkata serius.

"Mereka aja gak sayang sama badan mereka."

"Terus aku bakal jadi korban keberapa?" tanya Annika menantang. Entahlah semenjak pacaran dengan Refeno Annika merasa jadi orang yang berani tidak terlalu manja lagi. Karena Refeno tidak memanjakannya sama sekali.

"Jangan ngaco." Timpal Refeno.

"Ih kenapa ngaco? Serius aku bakal jadi korban keberapa? Kan katanya kalo ada perempuan yang pacaran sama kamu, berarti pernah tidur sama kamu, jangankan pacaran, cuman orang lewat aja, pernah kamu tidurin." jelas Annika.

"Apasih. Jangan mancing emosi." Refeno menjawab tak suka.

"Tapi aku udah 6 bulan masih perawan perawan aja tuh."

"Jangan ngawur."

Refeno berkata dingin tapi dia mendekap Annika erat sekali.

"Jadi kapan kamu mau perkosa aku?" tanya Annika bercanda, memancing Refeno.

"Nanti kalo kita nikah." Refeno mencium kening Annika.

"Segoblok goblok nya aku, percaya sama aku. Aku gak akan nyakitin atau nyentuh lebih dari batasnya ke kamu. Aku tau batasan batasan. Mana tega aku ngerusak orang yang aku sayang." Refeno merebahkan Annika menyender ke ujung sofa, lalu dia setengah menindih Annika, menyembunyikan kepalanya di dada Annika.

"Dengan pilihan lebih baik ngerusak cewek lain gitu?"

Refeno mengangguk, menyetujui.

"Itu bukan pilihan yang baik. Lihat, kamu sakitin aku dan cewek cewek diluar sana. Sama aja boong."

SlightedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang