PIMP 9

28.8K 1.5K 9
                                    

'Papa Iqbaal,Mama Please'

Part. 9

Minta Comentnya ya smile emotikon jangan Lupa votenya juga.

-----------------------------------

Ochi hanyalah Gadis kecil yang sangat ingin memiliki Mama. Sejak bayi tak pernah merasakan bagaimana Hangatnya pelukan seorang Ibu. Ochi umurnya baru 4 Tahun Dia masih terlalu kecil untuk Tau tentang Semua masalah yang saat ini Terjadi. (Namakamu) tersenyum kemudian mengusap lembut pipi Chubby ochi. Tak lama lagi (namakamu) akan menjadi Ibu sesungguhnya untuk ochi. Ya .... Tak lama lagi...

OoOoOoOoOo

Semua berlalu begitu cepat. Saat ini usia kandungan (namakamu) menginjak Usia ketiga bulan . Iqbaal Belum juga menunjukan tanda-tanda jika ia akan menikahi (namakamu) pasalnya saat ini Iqbaal sedang sibuk dengan semua urusan pekerjaannya yang sepertinya Tengah dirundung masalah.

Tak banyak waktu yang bisa Iqbaal luangkan untuk (namakamu) maupun putri kecilnya. Mulai dari pagi hingga-Tengah Malam, Iqbaal terus berkutat dengan urusan pekerjaanya. Sangat Sibuk bahkan hanya sekedar berbicara-menanyakan kabar ataupun Menelfon Iqbaal sudah jarang melakukan Itu. Sekalinya ada waktu luang itupun sudah malam dimana Ochi sudah Larut Dalam Mimpinya.

Iqbaal mengusap Wajah lelahnya dengan kedua telapak tangannya. Iqbaal Menghembuskan nafas beratnya Yang cukup membuat Sesak di Dadanya sejak tadi. Iqbaal begitu terlihat Frustasi bahkan kini Ia menggerang Kesal seraya mengacak-acak gusar rambutnya sendiri.

"Sial! "

Iqbaal beranjak Dari duduknya melangkah menuju Tempat tidur miliknya meninggalkan Laptopnya yang saat ini masih menyala menunjukan beberapa File Dokumen yang harus ia selesaikan.Berusaha tak peduli Iqbaal langsung menjatuhkan tubuhnya pada kasur king size miliknya...

Iqbaal sempat menatap jam sejenak hingga kini jam sudah menunjukan pukul 2 Dini hari. Iqbaal membetulkan posisinya menjadi Telentang dengan kedua Tangannya yang iac lipat kebelakang untuk menyangga kepalanya seolah jika tangan miliknya adalah sebuah Bantal. Mata Iqbaal menatao kosong keLangit-langit kamar...

"Maafin papa ..."Iqbaal merasakan rasa bersalah yang teramat dalam karna sekarang ini Iqbaal tak bisa punya waktu banyak untuk ochi. Entahlah bukan maksud Iqbaal untuk membiarkan ochi Begitu saja namun sebuah pekerjaan menuntutnya untuk melakukan semua ini. Iqbaal perlahan mulai memejamkan matanya...

'Papa. Sebentar lagi ocii ulang Tahun ocii mau liat papa sama mama pakai cincin yang sama...'

'Papa, Kapan papa sama mama temenin ocii Tidur bareng lagi? '

'Papa. Mata ocii sakit, Hari ini Papa mau temenin ocii ke Optik ga? '

'Papa. Liat deh Aku udah bisa gambar Frozen. Liat yang ini princess Elsanya aku pakein kacamata biar sama kaya aku. Liat pa.. ayo papa harus Liat! '

Semua Celotehan ochi Saat ini terngiang-ngiang dalan pikiran Iqbaal. Saat ini Iqbaal semakin merasa bersalah karna telah mengabaikan putri kecilnya itu. Airmata Iqbaal menetes begitu saja...

"Maafin papa.....

OoOoOo

Pukul 7 pagi.

(Namakamu) Hari ini kebetulan tak ada Kuliah hingga Ia memilih untuk pergi kerumah Iqbaal untuk melihat keadaan ochi. Namun baru saja (namakamu) ingin pergi tiba-tiba Salsha malah datang kerumahnya...

"Sha, Lo kenapa sih? "(Namakamu) mengerutkan dahinya kebingungan melihat Salsha yang kini datang dengan nafas yang terengah-engah seperti habis dikejar-kejar Warga.

'Papa Iqbaal,Mama PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang