'Papa Iqbaal,Mama Please

'Papa Iqbaal,Mama Please'

Part. 42

____________________

Huwaa!! Maapkan kebodohan saya :') tau ga langsung ngerasa bego waktu tau kalian teliti banget ngitungin umurnya rosaline dan akh! Maap :''( anggap ajah ya fix anggap ceritanya Rosaline itu kakaknya (Namakamu) bukan KEMBARANNYA tapi muka mereka sama dan.......udahlahh.. saya bingung... :''( ‪maaf ya klo part ini agak gk nyambung

Okey awas kejer...
_____________________________

(Namakamu) sudah pergi berlalu meninggalkan Iqbaal dan putri kecilnya yang kini merasa hampa karna akan kembali hidup berdua tampa ada soksok (Namakamu) yang selalu memperhatikan mereka.

Iqbaal sudah kembali menjadi Iqbaal yang dulu-Iqbaal yang selalu bekerja larut malam dan menyisipkan waktu luang untuk Ochi yang sampai sekarang masih suka mengungkit tentang (Namakamu).

Setiap pagi Iqbaal mengantar Ochi kesekolahnya kemudian menjemput Ochi diwaktu jam senggangnya kemudian mengantar Ochi ketempat Les-nya lalu menitipkan Ochi kepada Kiki dan Steffie.

Iqbaal tidak lagi bersama Bastian dan Aldi karna mereka berdua sekarang tengah sibuk diluar kota dan yang Iqbaal ketahui Bastian selama 3 bulan lebih tidak akan kembali kejakarta. Sementara Aldi pria itu juga sama namun bedanya Aldi tidak selama bastian ia hanya menghabiskan waktu disana 2 bulan kemudian segera kembali kejakarta.
Iqbaal sudah betul-betul kembali seperti Iqbaal yang jauh sebelum mengenal (Namakamu) dulu.

Penampilannya percis seperti dulu, Terlihat lebih tampan-berwibawa-dan rapih membuat setiap kaum hawa menjerit akan kehadiran dirinya. Meski sudah menduda namun tak jarang Iqbaal mendengar bisikan tentang ketampanannya dan sempat ada kejadian dimana para gadis muda berseragam sekolah menghampirinya yang saat itu tengah menjemput Ochi, para gadis remaja itu bahkan meminta nomor telfonnya mengira jika dirinya adalah mahasiswa oh astaga!.

Apa tampangnya terlalu tampan dan awet muda sehingga tak ada yang tau jika ia adalah Duda beranak dua? Cih. Pesona pangeran memang tidak bisa di bohongi.

Sekarang Iqbaal tengah menatap putri kecilnya yang tengah menyiapkan buku pelajaran kedalam tas ransel frozennya. Ochi sekarang menjadi anak yang sangat rajin dan pintar, perubahannya sangat drastis karna sejak (Namakamu) pergi Ochi mendadak minta minta ditemani belajar dan justru meminta banyak kemauan untuk ikut Les-mulai dari Les matematik-Bahasa inggris-sampai Les Balet.
Sekarang Ochi terlihat sedikit dewasa dibanding dulu.

"Papa, besok mau temenin Ocii ketoko bukukan?"Ochi menatap Iqbaal yang sekarang tengah terduduk seraya menyerup kopi hitam yang baru saja ia buat. Iqbaal tak menjawab hanya berdehem singkat kemudian mengangguk pelan.

"emangnya buku yang kemarin udah Ocii baca?"

"Udah pa, bukunya kurang asik. Ocii mau cari buku tentang mama.."

"Tentang mama?"

"Iya pa. Ocii mau cari buku yang dikususkan untuk mendekspripsikan seorang ibu, hmm.. Ocii kangen sama mama. Udah lama kita ga ketemu mama.."

Iqbaal tertegun saat melihat wajah cantik putrinya kini murung, Sudah satu bulan berlalu setelah (Namakamu) pergi dan sudah dua pekan Ochi tidak bertemu (Namakamu) setelah pertemuan singkat mereka dua minggu lalu di taman.
Iqbaal mengerti apa yang saat ini Ochi rasakan, Iqbaal tau jika Ochi merindukan (Namakamu) namun mau apa? Iqbaal tidak mungkin memaksakan diri lagi untuk bertindak bodoh demi mendapatkan (Namakamu) kembali itu sama saja Iqbaal akan kembali menyakiti (Namakamu). Iqbaal menghembuskan nafas beratnya kemudian beranjak menghampiri Ochi lalu membawa Ochi kedalam pelukan hangatnya.

"Ocii mau minta papa untuk kejar mama lagi? "

Mata Ochi yang kini berkaca-kaca menatap Iqbaal dengan tatapan sendu, bibir mungilnya kini membentuk sebuah manyunan murung yang justru membuatnya terlihat sangat menggemaskan. Ochi membenahi letak kacamatanya yang sempat turun kepangkal hidungnya,Ochi menatap Iqbaal kemudian setelah itu menunduk tak tega melihat eksperi Iqbaal yang sejujurnya mengiris hati kecil Ochi. Iqbaal terlihat begitu lelah...