Papa Iqbaal,Mama Please

20.9K 1K 8
                                    

'Papa Iqbaal,Mama Please'

Part.30.

Awas baper. Btw W udah ketauan ya :') hmmm...
Minta votenya ya...

----------------------------------------

Air begitu cepat bercampur dengan Darah Iqbaal hingga kini Iqbaal tersenyum tipis seraya menatap kedua tangannya yang kini Mengepal..

"Argh!!! Bego!! "

Iqbaal mengerang seiring Tubuhnya Yang kini Berguncang hebat-Iqbaal mulai larut dalam Tangisnya.
Darah yang menetes dari hidungnya kini semakin banyak...

"(Namakamu)..."

Sekarang Iqbaal sendiri-menangis membutuhkan perhatian yang tulus. Perhatian yang selama ini ia abaikan,Erangan Iqbaal semakin menjadi bahkan kini Iqbaal mulai menjambak gusar rambutnya sendiri. Tak peduli Darah yang saat ini semakin banyak keluar dari hidungnya. Iqbaal tak peduli dengan semuanya saat ini yang dia butuhkan hanyalah 'Sampah'nya. Sampah yang kini entah ada dimana..

"(Namakamu)..."

OoOoOoOoOoOoOo

Ochi Memgusap Pipi Iqbaal dengan tangan mungilnya. Ochi kemudian mengecup pipi Iqbaal dengan lembut,Iqbaal tersenyum kemudian memeluk hangat putri kecilnya itu-putri yang mungkin tak lama lagi tidak akan bisa ia lihat. Iqbaal tersenyum tipis meski Manik hitamnya kini mulai digenangi airmata..

"Papa jangan sakit.."Ochi menatap Iqbaal, bibir mungilnya bergetar tak bisa menahan lagi tangisnya. "Kalo papa sakit, ocii sakit terus yang jagain kita siapa? Mama sama papa-kan udah pergi. Ocii mau papa ga sakit, ocii sayang papa Iqbaal."Airmata ochi telah menetes membasahi kedua pipi bulatnya. Dengan lembut Iqbaal menyengka Airmata ochi kemudian mengecup kedua pipi ochi bergantian. Iqbaal tersenyum tipis menatap raut wajah Lucu ochi.

"Makanya ocii juga jangan terus nuntut papa. Ocii taukan papa bukan cuma nurutin kem-

"Papa! Ini apa?"Iqbaal Terdiam saat Ochi menunjukan Sapu tangan yang ternodai oleh Darah-Darah yang keluar dari hidung Iqbaal. Iqbaal meraih sapu tangan itu kemudian melemparnya kesembarang arah, Ochi hanya terdiam menatap polos Iqbaal yang kini tersenyum. "Itu sapu tangan Bau. Ocii jangan pegang lagi ya ntar tangan Ocii bau."Iqbaal tertawa kecil kemudian mencubit gemas pipi ochi. Ochi hanya terdiam tak menunjukan ekspresi apapun.

"Papa. Sekara mama lagi ngapain ya... Apa dede bayi udah lahir pa?"Iqbaal Terdiam. Entah mengapa saat mendengar kata 'bayi' Iqbaal merasa hatinya begitu perih. Di luar sana Ada bayi-bayi yang tak berdosa. Bayi yang bersemayam dirahim (namakamu). Darah dagingnya yang sama sekali tak merasakan kasih sayangnya. Iqbaal merasa dadanya mulai sesak bahkan Iqbaal sekarang merasakan Sakit di kepalanya...

Iqbaal meringis mendadak memegangi kepalanya yang terasa berdenyut sakit. Ochi Hanya menatap Iqbaal dengan tatapan polosnya. "Papa ken-

"Papa gapapa kok. Ocii mendingan Tidur gih inikan udah malem. "Iqbaal mengatur deru nafasnya.ochi mengangguk kemudian mengecup pipi Iqbaal. "Good night papa Iqbaal. I love you! "Iqbaal tersenyum kemudian memberi kecupan di kening ochi. Ochi beranjak pergi menuju kamarnya..

Iqbaal memejamkan matanya. Mungkin...
Ya mungkin inilah jawaban dari semua Perlakuanya..
Iqbaal seketika terdiam. Membiarkan Airmatanya Yang kini berlinang dipipi tegasnya. Saat ini Iqbaal bingung Harus bagaimana waktu itu terasa semakin dekat. Ochi masih terlalu kecil..

"Tuhan.."Iqbaal memejamkan matanya. Semuanya gelap... segelap hatinya sekarang ini. Iqbaal kembali membuka matanya menatap lurus kearah langit kamar...

"Ocii masih terlalu kecil, tuhan.. "Iqbaal mengingat bahagianya duli saat ini menjadi seorang ayah. menatap Harta berharganya yang saat itu Rapuh... didalam ruangan khusus. Detak jantung putri kecilnya melemah membuat jiwanya terasa pergi. Ochiana Dhiafakhri ...

'Papa Iqbaal,Mama PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang