"I close my eyes, and it still haunts me"
—PROLOG—
Sorry aku tadi ketiduran, kamu ke sini sekarang aja..
Pesan yang masuk di HP Jace seakan membuat perasaan yang dari tadi ia tahan meledak begitu saja, berhamburan ke segala arah. Dengan cepat ia mengetikan balasan untuk si pengirim pesan barusan dan menekan tombol send.
Emang di depan rumah kamu gak ujan? Kalo di sini sih ujan..
Kemudian balasan yang masuk semakin membuat hati Jace semakin panas dan kepalanya berputar, perasaan tidak mengenakan mulai timbul dari perutnya dan membuatnya harus menahan diri agar tidak muntah saat itu juga.
Tapi kan udah jadi gerimis ujannya...
No thanks.
Kamu ke sini sekarang juga!
Sorry, tapi aku udah di jalan. Mau nonton bareng temen-temen aku..
Fine. Kamu lebih pilih mereka daripada aku yang jarang ketemu kamu.. Thanks for everything. Maaf udah ganggu siang kamu.
Sama-sama...
Setelah mengetikan balasan terakhir itu, Jace segera menonaktifkan HP-nya dan memasukannya ke dalam tas tangannya. Memusatkan kembali perhatiannya kepada teman-temannya yang sedang bercanda mengenai sesuatu, memaksakan diri untuk tertawa saat temannya menanyakan apa yang terjadi. Padahal saat itu ia hanya ingin berteriak dan melempar HP-nya entah kemana.
Itu percakapan terakhir Jace dengan Stef. Sore hari ketika Jace mengecek kontak BBM di handphone-nya, nama Stef sudah lenyap dari daftar nama itu. Jace hanya bisa termangu menatap layar handphone-nya dengan hati yang mulai runtuh.
Semudah itukah Stef menghapus keberadaannya?
Hanya karena Jace memilih untuk menonton dengan teman-temannya setelah menunggu di depan rumah Stef selama 1 jam di bawah rintik hujan yang mulai menyentuh kepala Jace karena Stef ketiduran?
Dan Jace yang bersalah?
Pertahanan dirinya hancur di hadapan teman-temannya.
Karena laki-laki itu.
Stef.
***
Halooo!!!
Please sends some love by hitting those vote and comment!❤❤
Love, Jays.
KAMU SEDANG MEMBACA
Number One (completed)
RomanceApa pernah kalian menjadi nomor dua? No, kita tidak membicarakan nomor dua pada lomba lari atau peringkat di kelas. Tetapi nomor dua di hati seseorang. Nomor dua di kehidupan seseorang yang selalu menjadi nomor 1 di hatimu. Pernahkah? Aku pernah. Da...