"It's easier to breathe now."
●CHAPTER THIRTY FIVE●
PLAKKKK!!!!
Suara yang memekakan telinga itu datang dengan tiba-tiba, mengakibatkan Jace melebarkan kedua matanya, dan Sam terpaku dengan salah satu pipinya yang sekarang merah dan berdenyut panas.
"LO!!" Suara itu membuat Jace mengerjap, dan mengalihkan tatapannya dari Sam kepada wanita berkulit agak coklat yang menatap Sam marah.
"Berani-beraninya lo nampakin diri lo di sini, hah??" Lanjut wanita itu yang ditujukan pada Sam.
Bukan, wanita ini bukan salah satu mantan gila Sam yang berusaha untuk membunuh laki-laki itu.
Wanita itu tidak lain adalah Keyra.
Ya, Keyra yang itu.
Keyra, sahabat Jace.
"Key..."
"Jace! Lo diem! Gue lagi ngomong sama manusia berengsek satu ini! Berani-beraninya dia nampakin diri di depan lo dan dengan santainya duduk di hadapan lo! Dasar cowok sakit jiwa lo, Stef!"
"Keyra stop!!"
"Apa, Jace? Apa?? Jangan bilang kalo lo belain dia, jangan bilang lo balikan sama cowok berengsek ini??"
"Key!"
"Jace, are you crazy??? Stef udah bikin hidup lo menderita! Sadar, Jace!"
"Nggak, Key! dengerin gue-"
"Nggak, Jace?? Nggak??? Dia jelas-jelas udah bikin lo menderita! Dia!!"
"Maksud gue, bukan! Dia bukan Stef!!!"
Teriakan Jace sukses membuat Keyra mengeluarkan suara "hah" yang keras sambil memandang Jace seakan-akan sahabatnya itu sudah gila.
Jace menghela napas, "dia bukan Stef, Key..."
Kali ini giliran Keyra yang mengerjap dan segera menurunkan pandangannya pada lelaki yang duduk bersedekap di sebelahnya. Ia akhitnya sadar kalau laki-laki ini memang bukan Stef, meskipun ada kemiripan yang tidak dapat disangkal.
Keyra menatap Jace kembali, "tapi... ini... dia...." Ucap Keyra terbata-bata sambil menunjuk Sam.
"Dia bukan Stef, for God's sake! Makanya jangan main kelepak anak orang!"
"Tapi... dia....mukanya..."
Saat itulah Sam berdiri sambil tersenyum kepada Keyra yang sudah melongo, kali ini menatap ke atas karena perubahan tinggi laki-laki di sebelahnya.
"Kalau membantu, saya bukan Stef. Saya abangnya Stef, Sam. Senang berkenalan dengan kamu, Keyra. Pukulan kamu lumayan keras juga..."
"Apa? Lo siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Number One (completed)
RomanceApa pernah kalian menjadi nomor dua? No, kita tidak membicarakan nomor dua pada lomba lari atau peringkat di kelas. Tetapi nomor dua di hati seseorang. Nomor dua di kehidupan seseorang yang selalu menjadi nomor 1 di hatimu. Pernahkah? Aku pernah. Da...