"It's real. It's happening. And i feel good."
●CHAPTER FORTY●
"Pink. Dari sekian banyak warna di muka bumi ini, Jace harus pilih warna pink buat gaun pengiring pengantinnya." Gerutu Rah yang sedang berdiri di hadapan cermin besar memanjang yang berada di powder room.
"Bersyukur aja dia pilih warna soft pink, Rah. Bisa lo bayangin nggak, kalau dia sampai pilih warna electric pink?" Sambung Maryln yang ikut berdiri di sebelah kanan Rah.
"Mungkin gue bakal mengundurkan diri dari jajaran bridesmaid-nya Jace, kalau itu sampai kejadian." Timpal Keyra dari sebelah kiri Rah.
"Kayaknya ini anak ngerjain kita, deh. Padahal dia tau di antara kita berlima, nggak ada yang suka sama warna pink. Sama sekali." Komentar Sada dari sebelah kanan Maryln.
"Dan kenapa dia tau-tau milih warna pink, sih? Perasaan dia kan sukanya sama warna-warna gelap. Mending warna gaun pas kalian jadi bridesmaid gue kan, ya?" Tutur Danissa.
Maryln, Sada dan Keyra serempak membalikan kepala mereka ke arah Danissa yang berdiri di paling kiri barisan dan menyuarakan, "nggak!" dengan kompak.
Rah yang mengingat ketika Jace, Keyra, Maryln dan Sada menjadi bridesmaid Danissa setahun yang lalu pun terkikik geli.
Keempat wanita itu menggunakan gaun bernuansa ungu -ungu terong, ungu violet, ungu lavender dan ungu lilac- membuat keempat wanita itu terlihat seperti gradasi warna ungu jika berdiri berjajar.
Rah juga mengingat bahwa ia mati-matian menahan tawa ketika menyaksikan keempat wanita itu muncul satu persatu di altar gereja sesuai dengan urutan warna ungu termuda hingga warna ungu tertua.
Jace dengan ungu lavender, Keyra dengan ungu lilac, Sada dengan ungu violet dan diakhiri oleh Maryln dengan gaun ungu terongnya.
"Kita kelihatan kaya barisan para janda waktu pernikahan lo, Dan!" Protes Keyra.
"Gue berasa kaya terong keriting, tau nggak?" Tambah Maryln.
"Kita udah kaya contoh warna cat tembok kalau berdiri berjejer, Dan!" Seru Sada yang mengakibatkan tawa Rah dan Danissa pecah.
Ketiga wanita lainnya hanya geleng-geleng kepala mengingat kejadian itu.
"Sekarang kita kelihatan bungkus coklat valentine, pake soft pink begini." Celetuk Maryln, mengakibatkan keempat wanita lainnya menatap bayangan mereka masing-masing di cermin sambil menghela napas pasrah.
"Tapi kalau dilihat-lihat lagi, warna ini bagus juga." Keyra memutar tubuhnya ke kanan dan ke kiri sebelum akhirnya mengangkat bahunya.
Keempat wanita lainnya mengamati bayangan mereka masing-masing sebelum akhirnya mengangguk menyetujui kalimat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Number One (completed)
RomanceApa pernah kalian menjadi nomor dua? No, kita tidak membicarakan nomor dua pada lomba lari atau peringkat di kelas. Tetapi nomor dua di hati seseorang. Nomor dua di kehidupan seseorang yang selalu menjadi nomor 1 di hatimu. Pernahkah? Aku pernah. Da...