"Girls gotta stick up together."
●CHAPTER THIRTY NINE●
"Siapa sih, sebenernya yang pertama kali ngembangin ide kalau pengantin itu harus dipingit?"
Kelima wanita yang ada di ruangan tersebut saling menatap satu sama lain ketika mendengar pertanyaan yang diucapkan Jace.
Rah mengangkat sebelah alisnya, "Gue nggak tau, mungkin pengantin pertama di dunia?"
Ketiga wanita lainnya mengulum senyum mendengar jawaban asal-asalan Rah, mengakibatkan Jace menajamkan matanya pada Rah yang duduk di pinggir ranjang.
"Lebih tepatnya, orangtua pengantin pertama di dunia." Celetuk Maryln dari sofa yang berada di seberang ranjang Jace.
"Terus, orangtua si pengantin pertama itu kira-kira dipingit juga nggak ya?" Tambah Keyra dari sebelah Maryln, mengakibatkan Jace memutar kedua bola matanya kesal.
"Hem... bisa jadi, tapi apa orangtua dari orangtua pengantin pertama dipingit juga?" Tanya Sada yang sedang berbaring di pinggir ranjang dengan wajah serius.
"Heeeemm......." Keempat wanita itu memasang tampang berpikir dengan kompaknya, meledek Jace yang sudah siap melempar bantal ke wajah mereka.
"Gue serius, nih!" Gerutu Jace sebelum pintu kamarnya terbuka, menampakan Vania yang sedang memegang mangkuk besar berisi cheese ring.
"Kalian lagi ngomongin apa sih? Makanan ya?" Celetuk Danissa, mengakibatkan kelima wanita di dalam kamar menyuarakan "yaaelahh" dengan kompaknya.
"Ini lagi, dari dulu ampe sekarang, makanan terus yang dipikirin." Balas Jace sambil kembali memutar kedua bola matanya.
"Loh! Kalau nggak makan, kita semua nanti mati kan?" Jawab Danissa sambil berjalan ke arah sofa dan menjatuhkan tubuhnya diantara Maryln dan Keyra, mengakibatkan kedua wanita itu menggerutu karena sebagian tubuhnya tertimpa Danissa.
"Dan!!!!! Di sebelah situ kan masih luas!!!" Protes Keyra sambil menunjuk ke sebelah kirinya yang masih kosong.
"Nggak ah, aku kan mau berada di tengah kalian. Biar hangat." Ucap Danissa sambil menyenderkan tubuhnya ke arah Keyra yang berusaha menjauh.
Ketika Danissa berbalik ke arah Maryln, wanita itu mendapatkan dorongan di dahinya dari sahabatnya yang sudah mengernyit.
"Don't even think about it, Dan." Ancam Maryln yang membuat wanita lain di kamar itu terkikik.
"Lo emang kurang dapet kehangatan di rumah, Dan?" Tanya Rah sambil tersenyum iseng.
"Nggak kok, gue dapet kehangatan di rumah. Apalagi kalau malem, di kamar, hot banget malah. Eh, nggak malem aja deh. Kadang-kadang kalau siang di sofa ruang tamu jug-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Number One (completed)
RomanceApa pernah kalian menjadi nomor dua? No, kita tidak membicarakan nomor dua pada lomba lari atau peringkat di kelas. Tetapi nomor dua di hati seseorang. Nomor dua di kehidupan seseorang yang selalu menjadi nomor 1 di hatimu. Pernahkah? Aku pernah. Da...