Chapter Five - Fate Again?

6.7K 482 10
                                    

"What is actually happening?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"What is actually happening?"

CHAPTER FIVE—

"Jadi ini mobil lo?" Tanya Jace setelah sampai di parkiran dan sedang membuka kunci mobilnya dengan remotenya. Mobil yang dimaksud adalah mobil yang tadi berada di sebelah Audi-nya.

Ya, Range Rover yang itu.

"Dan ini mobil kamu? Tepat di sebelah mobil saya? Kayanya kita bener-bener berjodoh hari ini." Canda laki-laki itu setelah mengangguk ke arah Jace -tidak sadar kata-katanya barusan membuat badan Jace keringat dingin.

Laki-laki itu membuka pintu tengah mobilnya dan memasukan barang belanjaannya, lalu menutup pintu tengah dan beralih ke pintu pengemudi, membukanya dan menyalakan mesin mobilnya.

Anehnya, ia tidak langsung masuk ke dalam, alih-alih laki-laki itu membuka jendela mobilnya sampai habis, menutup pintunya, kemudian berjalan ke arah Jace yang sedang masuk ke dalam Audi-nya.

"Lo tau kalo nibggalin mobil lo dengan keadaan kaya gitu bahaya?" Tanya Jace yang menyadari laki-laki itu berdiri di sebelah pintu mobilnya yang belum ditutup.

"Yap." Jawabnya sambil menutup pintu mobil Jace setelah memastikan seluruh bagian tubuh Jace aman berada di dalam mobil.

Jace menurunkan kaca mobilnya sampai habis saat laki-laki itu masih juga berdiri di sana, "terus kenapa lo masih di sini? Dan bukannya masuk ke dalem mobil lo?" tanyanya.

"Just wanna see you off, and say thank you for today." Jawabnya dengan senyum yang mengembang di wajahnya, "thank you." Lanjutnya dengan nada suara yang makin melembut.

DEG!

"Sama-sama, lo sebaiknya pulang sekarang. Gue juga mau pulang, bye!" Jawab Jace cepat lalu menjalankan mobilnya keluar dari parkiran.

Dari spion Jace bisa melihat kalau laki-laki itu masih memandangi mobil Jace, lalu mulai berjalan ke arah mobilnya sendiri. Jace menghembuskan napas lega ketika bayangan laki-laki itu dan mobilnya tidak terlihat lagi di kaca spionnya setelah ia berbelok.

This doesn't mean anything. Cuma nasib sial Jace. Lo gak akan ketemu sama dia lagi, batin Jace keras.

No.

Never.

★★★

"You've got to be kidding me!" Umpat Jace keras setelah membuka plastik belanjaannya dan menyadari bahwa isi plastik itu bukan miliknya.

Isi plastik itu milik laki-laki itu.

Ya laki-laki yang itu. Pasti mereka salah ambil plastik ketika meninggalkan resyoran Pizza tadi, karena mereka memang menumpuk plastik belanjaan di dekat kaki mereka di bawah meja.

"Oh manis sekali! Harusnya gue cek dulu sebelum pergi tadi! How sweet Joanne Jace Wijaya! So clever, so... Aaargh!!" Jace mengacak-acak rambutnya sambil menjatuhkan diri ke sofa ruang tamu, memikirkan apa yang harus dia lakukan dengan isi plastik ini.

Dia bahkan tidak tahu harus mengembalikan plastik ini ke siapa, masalahnya, Jace benar-benar tidak ingin bertemu laki-laki itu untuk kedua kalinya. Dan meskipun ingin, dia tidak akan bisa. Dia tidak bisa menghubungi laki-laki itu untuk meminta kantung belanjaannya kembali.

Jace baru saja akan memasukan seluruh isi kantung plastik tadi ke dalam kulkas ketika suara Demi Lovato terdengar dari dalam tasnya. Sebuah panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. Jace menatap layar HP-nya sesaat sebelum kemudian menjawab panggilan itu.

"Jace's speaking. Siapa ini?" Tanyanya otomatis.

"Halo? Ah, Jace ini saya, Sam." Suara di seberang sana membuat Jace hampir melempar HP-nya keluar flat melalui jendela. "Saya baru sampai flat dan mau bongkar belanjaan saya tadi, tapi waktu saya buka plastiknya ternyata isinya bukan punya saya dan saya yakin ini punya kamu." Lanjutnya. "Belanjaan saya di kamu kan?" Tanyanya lagi.

Jace hanya diam.

"Halo? Jace kamu masih disana?" Tanya suara di seberang sana lagi ketika tidak ada jawaban.

"Ah ya masih. Gimana lo tau nomor telepon gue?" Tolong jangan jawab dari Stef, batin Jace.

Sam terkekeh pelan, "Nanti saya jelaskan, sekarang boleh saya minta alamat flat kamu? Saya sebaiknya ke sana buat ambil barang belanjaan saya, dan balikin punya kamu." Lanjutnya dengan tawa kecil.

"Hah?" Jace refleks berdiri dari sofa ketika mendengar pertanyaan itu. Tidak, dia pasti salah dengar. Dia yakin laki-laki itu tadi mengatakan-

"Saya minta alamat flat tante kamu, Jace. Saya mau balikin barang belanjaan kamu." Ulang laki-laki di seberang sana dengan nada lucu, menyadari Jace terkejut akan pertanyaannya. "Dan ambil barang-barang belanjaan saya." Lanjutnya.

"Oh. Alamat... Alamat gue??" Jace panik.

Ini bukan tipe panik ketika dia menghanguskan roti sarapan milik Papi atau tidak sengaja menginjak mainan Princess milik Jesslyn sampai kepala boneka itu terlepas dari badannya.

Ini tipe panik disaat Jace memecahkan pajangan kesayangan Mami atau saat Jace ketahuan membolos kelas oleh Papi sewaktu SMA.

Ya, tipe panik dimana badan kalian tiba-tiba terasa dingin, tangan mulai berkeringat dan seketika kalian sangat mulas sampai harus berlari ke toilet.

"Ya iya, Jace. Masa alamat tukang nasi goreng depan kompleks?" Jawab laki-laki itu sambil terrawa pelan, "Ah, mungkin agak susah, nanti kamu SMS ke nomor ini aja ya Jace. I'll be waiting." Lanjut laki-laki itu sebelum memutuskan panggilan telponnya, tidak sadar bahwa kekalutan Jace bukan disebabkan oleh kesulitannya mengejakan alamat lewat telepon, tapi karena bayangan ia akan bertemu lagi dengan laki-laki itu.

"Oh Tuhan. Kenapa?" Jace ambruk ke sofa sambil menutup wajahnya.

Ia mempertimbangkan haruskah ia mengirim alamatnya kepada laki-laki itu? Oh, ini hanya pertukaran barang. Tidak lain. Dia hanya akan berdiri di depan rumah dan menukarkan barang belanjaan mereka.

Lalu laki-laki itu akan pergi. Dengan pertimbangan itu, Jace menuliskan alamatnya di pesan dan mengirimnya ke nomor laki-laki itu. Tidak berapa lama, balasan datang dari nomor yang sama.

From : +6285765832365

Itu cuma dua blok dari flat saya
Be right there in a minute.

Jace merasa ia akan mati saat itu juga.

***

If you don't mind, please hit that Vote and comment button to support me :)

Thankyou!
Love, Jays.



Number One (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang