Chapter Fourteen - Great People

4.5K 346 1
                                        

"And to these people, I'm thankful

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"And to these people, I'm thankful."

-CHAPTER FOURTEEN-

Jam dinding menunjukan pukul 2 siang ketika Jace benar-benar kehabisan ide mengenai apa yang harus ia lakukan di rumah itu sendirian.

Ternyata menjaga flat elit tidak seasyik imajinasinya, sebelumnya ia berpikir untuk pergi ke mall dan melakukan window shopping namun niatnya dikalahkan rasa malasnya untuk bergerak. Karena selain cuaca di luar yang sangat panas -dan di dalam flat yang sangat sejuk, Jace benar-benar masih memikirkan perkataan Rah tadi pagi mengenai Sam.

Setelah berganti posisi tidur beberapa kali di atas sofanya, Jace memutuskan untuk mengunjungi Jeni dan bermain dengan Rascall -anjing Alaskan Malamute super besar yang ia temui saat jogging bersama Sam.

Bangun dari posisi tidurnya di sofa, Jace menemukan dirinya melangkah ke arah dapur dan mencari makanan yang bisa ia bawa ke rumah Jeni sebagai hadiah tangan, well, akan sangat tidak sopan kalau ia tahu-tahu muncul di siang bolong, mengunjungi rumah seseorang dan bermain dengan anjing peliharaannya tanpa membawa sesuatu kan?

Jace mengeluarkan lasagna sisa tadi pagi -yang sebenarnya tidak dapat dibilang sisa karena masih terdapat setengah pyrex besar, memindahkannya ke pyrex yang lebih kecil dan memasukannya ke dalam oven sementara ia merapikan pakaian dan rambutnya di kamar.
Jace baru saja akan mengambil kunci mobilnya saat melihat bahwa cuaca tidak seterik tadi, matahari yang sejak tadi panas menyengat sedang tertutup oleh awan. Jace mempertimbangkan kembali keputusannya untuk membawa mobil ke rumah Jeni yang hanya berjarak beberapa blok dari rumahnya.

Setelah keputusannya bulat, ia segera mengambil tas kain berisi lasagna, dompet dan handphone miliknya, kemudian bergegas keluar dan mengunci pintu rumahnya. Ia terlalu malas untuk menyetir mobilnya dan memutuskan untuk berjalan -dengan cepat.

Ternyata jarak rumah Jeni tidak sejauh yang ia ingat, karena saat itu ia baru saja kembali dari jogging dengan rute memutar sehingga yang ia ingat adalah rasa lelah saat melewati rumah Jeni. Begitu sampai di depan gerbang rumah Jeni, Jace baru tersadar dengan kebodohannya.

Bagaimana ia tahu kalau ada orang di rumah?

Bagaimana kalau rumah ini kosong? Sangat pintar Jace.

Baru saja ia akan membalikan tubuhnya, pintu depan rumah itu terbuka dan Jeni keluar dengan menggendong anak kecil di tangannya -Molly.

"Jace! Kamu ngapain di sini? Ayo masuk!" sapanya dengan senyum yang khas.

Jace tersenyum balik dan membuka pagar dengan tangannya yang bebas, Oh thank God. "Hai Jen, emm.. aku bosan setengah mati di rumah dan satu-satunya hal yang terlintas cuma ngunjungin rumah kamu dan main sama Rascall.." jelas Jace sambil menutup gerbang di belakangnya dan berjalan ke arah pintu depan. "Eh.. kok kamu tau aku ada di depan gerbang? I haven't called yet loh.."

Number One (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang