o.n.e

9.6K 931 34
                                    

Happy birthday to you..
Happy birthday to you..
Happy birthday, happy birthday..
Happy birthday..Lauren..

Seketika orang yang kami sebut namanya membuka matanya lalu menggeliat seperti ulat. Ia mengerjapkan matanya untuk beberapa kali dan mencoba mengumpulkan nyawa untuk beberapa detik. Setelah sadar bahwa sudah banyak yang menggerombolinya, Ia langsung duduk dan tersenyum bahagia. Lauren..Ia sudah 22 tahun sekarang. Rasanya waktu berjalan sangat cepat.

"Astaga ternyata kalian masih ingat ulang tahunku?!" Lauren sangat excited. Ia kini sudah berdiri dengan rambut acak-acakan karena baru bangun tidur.

"Tentu saja kami ingat. Kami tidak mengidap penyakit amnesia," balasku sambil terkekeh.

"Tapi dari kemarin kalian bahkan tidak sama sekali menegurku. Kupikir kalian marah dan melupakan ulang tahunku," Ia semakin tak dapat menutupi rasa bahagianya.

"Itu bagian dari rencana, Lauren. Semacam surprise. Iyakan Carl?" Ashton yang berdiri tepat disebelahku menyahut sambil melirik Carl yang digandengnya. Kalian pasti bertanya siapa gerangan Carl?

"Yes daddy. Happy birthday Lauren. I made this for your birthday present," Carl dengan bangganya memberikan sebuah cupcake bertuliskan letter L di atasnya kepada Lauren.

"Awe thank you so much Carl. Omg this is so cute," Lauren mengambil cupcake itu dan langsung memeluk Carl hangat.

Dan kini Lauren sudah berdiri tegak setelah berjongkok memeluk Carl. Lauren menatapku sambil tersenyum sarkas.

"Oh guys come on. Don't staring each other. We are waiting for the next scene," Michael tiba-tiba berceloteh. Namun Kayn yang berdiri disebelahnya langsung mencubit perut Michael dan menyuruhnya diam.

Kami semua tertawa namun beberapa detik kemudian Lauren tiba-tiba memelukku erat. Dibenamkannya wajahnya ke dadaku. Seketika mereka yang ada dalam ruangan itu berteriak riuh.

Aku dan Lauren tertawa melihat kegilaan mereka. Sahabat kami yang gila. Sahabat kami yang idiot. Entah bagaimana bisa ada spesies semacam mereka. Tapi aku sayang. Aku sayang sahabat-sahabatku.

"Happy birthday babe," ucapku lalu mengecup keningnya lembut. Lauren tersenyum.

"Thanks Luke. Love you," Lauren memelukku sekali lagi. Teman-teman mereka pun menuruni tangga dan memberika Lauren dan Luke privasi untuk mereka berdua. Luke dan Lauren duduk dipinggir ranjang. Tidak berkata apapun namun hanya saling memandang.

"Kenapa aku jadi flashback ya," ucapku. Ya, entah kenapa aku jadi flashback beberapa tahun lalu ketika kami bukanlah sepasang kekasih.

"Jangan flashback, babe. Entah kenapa ketika kau mengatakan flashback, perasaanku jadi tidak enak," balas Lauren sambil mengusap tengkuknya.

"Why?" Aku mulai bingung.

"I don't know. Rasanya seperti ehm..entahlah ada yang akan memisahkan kita dan masalah akan muncul. Aku tak tau.." Ucap Lauren.

"Oh come on. Hanya perasaanmu saja. Tidak akan ada masalah lagi, Lauren. We'll be fine,"




vomment yuk 😉

iPhone 2 • lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang