t.h.i.r.t.y.t.h.r.e.e

3.5K 587 99
                                    

"Lagi?" Lauren menatap Luke heran sambil memegang bungkusan plastik bening berisi bintang-bintang glow in the dark.

"Kenapa? Kau tidak suka?" Luke beranjak dari duduknya dan mengambil gitar di sudut ruangan.

"Pink? Seriously?" Lauren tergelak.

"Mereka kehabisan stok, aku tidak dapat menemukan yang sama persis seperti milikmu dulu," ucap Luke acuh sambil memetik pelan gitar hitam milik Lauren.

"Kalau memang tidak ada ya tidak usah dibeli, huh," Lauren meletakkan bungkusan itu di dekat lampu tidur lalu berbaring di ranjangnya.

"Cerewet sekali. Masih mending aku belikan," cecar Luke kesal.

"Aku kan tidak minta belikan,"

"Ya Tuhan kau ini. Minta di cium ya?" Luke menoleh ke belakang melihat Lauren yang berbaring dibelakangnya.

"Shut up, idiot," Lauren lalu berbaring membelakangi Luke. Luke pun segera berbaring disamping Lauren dan memeluknya dari belakang. Luke dapat merasakan bau handbody vanila di sekujur tubuh Lauren. Luke mengendus tengkuk Lauren.

"Jangan bernafas di tengkukku, Luke,"

"Kenapa? Kau terangsang huh?"

"Sialan kau," Lauren seketika melepaskan tangan Luke dari tubuhnya dan menatap Luke tajam. Kini mereka saling berhadapan.

"Hey kau sudah dapat telepon dari Bryanna?" Tanya Luke mencairkan suasana.

"Hmm..sudah,"

"Kau ikut kan?"

"Hmm.."

"Oh ayolah. Kita akan bersenang-senang di sana,"

"Entahlah Luke, artclothes—"

"Ya Tuhan artclothes lagi. Kita harus sering-sering menghabiskan waktu bersama sebelum aku kembali sibuk manggung. Lagipula kau belum pernah kesana kan?" kini mereka saling menautkan jemari mereka menjadi satu.

"Iya Luke iya. Sebenarnya aku juga ingin kesana. Pasti indah sekali,"

"Makanya kau ikut. Harus ikut. Tidak ada tapi-tapian,"

.

"Tidak ada yang tertinggal kan?" Tanya Ashton sambil menarik 2 koper besarnya.

"Tidak ada," jawab Bryanna mewakili semuanya. Ia menggendong Carl yang tertidur. Merekapun langsung menuju ruang tunggu keberangkatan. Lauren menatap selembar kertas ditangannya.

Destination: London

Mereka semua akan pergi ke London untuk berlibur selama beberapa hari. Lauren sangat excited karena Ia sama sekali belum pernah pergi ke London. Ia hanya dapat melihat London dari film, serta foto-foto 5sos ketika sedang berada di sana.

"Babe, yours," Luke tiba-tiba muncul memberikan sekaleng coke untuk Lauren. Disampingnya ada Carl. Lauren mengambilnya kaleng coke itu.

"Auntie, aku rindu auntie," Carl bergelayut di tubuh Lauren dengan manja. Lauren menepuk pahanya menyuruh Carl duduk di atasnya.

"Holy balls, Carl menang banyak," suara itu terdengar dari belakang mereka. Suara Michael yang menyindir. Ia pura-pura melihat iPhone nya dan tidak mempedulikan Luke yang menatapnya tajam.

Lalu Calum berdeham,"Ada yang cemburu." Calum ikut-ikutan menimpali. Luke bangkit berdiri menghampiri mereka berdua dan memaksa duduk ditengah-tengah Michael dan Calum yang duduknya memang bersebelahan.

"I will kill you both. Kubawa kalian ke London Eye, kuterjunkan kalian dari atas. Atau mungkin akan kubawa kalian berdua ke Tower Bridge dan ku dorong kalian dari sana agar kalian tenggelam," Luke menatap Michael dan Calum bergantian dengan seringaian khas psikopat.

iPhone 2 • lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang