s.e.v.e.n.t.e.e.n

3.3K 611 63
                                    

A/N: Publish tanpa edit. sorry for typos

vote;)

"Berapa lama perjalanannya?" Tanya Lauren sambil mengecilkan volume tape yang sedang memutarkan lagu Twist and Shout.

"24 jam jika tanpa menginap. 2 jam sekali kita akan berhenti untuk makan atau meregangkan otot atau buang air," jawab Luke. Ia masih fokus menyetir. Lauren hanya mengangguk.

Mereka sedang berada dimobil. Tentu saja sudah diperjalanan pulang menuju New york. Semua barang-barang Lauren dipaketkan dan mobil Lauren dikirim melalui ekspedisi. Masalah Lauren yang diganggu oleh Nerdyslut tadi sudah Ia ceritakan semua pada Luke dan Calum. Dan tentu saja Luke terus-terusan membujuk Lauren untuk memberitahukan identitas si nerdyslut, namun tentu saja Lauren tidak mau memberitahukan kepada Luke.

"Hey..terakhir kali aku ke ArtClothes, aku bertemu pegawai baru. Namanya uhm.."

"Abby?"

"Ah ya, Abby! Aku seperti pernah mendengar namanya, entah dimana.." Lauren tercekat. Bisa gawat kalau Luke ingat kalau Abby adalah sahabatnya yang pernah menyakitinya dimasa lalu.

"Perasaanmu saja, sayang," komentar Lauren. "Nyenyak sekali Hoodie tidur," Lauren mencoba mengalihkan pembicaraan sambil menoleh ke belakang. Calum memang tertidur dengan posisi duduk. Sama seperti saat di rumah sakit. Namun kali ini wajahnya terekspos jelas tanpa ditutupi apapun. Wajahnya yang kini mulai chubby terlihat sangat menggemaskan.

"Sekarang dia hobi tidur dengan posisi duduk. Sudah sejak tour di Eropa Ia sering sekali tidur dengan posisi itu," Luke terkekeh sambil melirik spion dan memperhatikan Calum.

"Lebih lucu lagi posisi tidurmu, Luke. Seperti janin," Lauren tertawa.

"Kau tau kan sayang, kakiku terlalu panjang untuk ranjang itu," Luke beralasan.

Kini tape mobil Luke sedang memutar lagu Vapor milik band nya sendiri. Oh Lauren sangat menyukai lagu ini.

"Hey kenapa ada lagu 5sos disini..?" Luke merasa tidak pernah memasukkan satupun lagu 5sos di flashdisk nya.

"Biar saja. Lagu kalian perfect tau," Lauren menambah volume tapenya.

"I want to breath you in like a vapor

I want to be the one you remember

I want to feel your love like a weather

All over me, all over me"

Lauren dengan asik menyenandungkan lagu itu. Ia hampir hapal semua lagu-lagu 5sos. Padahal awalnya Ia sama sekali tidak respect dengan band kekasihnya itu.

"Lauren kau harus duet dengan 5sos lain kali. Suaramu bagus sekali," puji Luke. Pipi Lauren memerah dipuji seperti itu.

"Haha never ever ever. Yang ada fans-fans mu akan mengamuk,"

Luke tertawa lalu mengangguk,"Kau benar. Nanti kau malah jadi amukan sosfam."

Perjalanan mereka untuk ke New York masih panjang. Lauren tertidur di kursinya selagi lagu Stone Cold milik Demi Lovato diputar. Luke memutuskan untuk berhenti sebentar di sebuah pom bensin. Matanya sangat berat. Ia tak mau memaksakan untuk menyetir. Takut membahayakan orang yang dicintainya.

"Hoodie, wake up. Hood..Calum..Calum mantannya Lee..bangunlah, gantian menyetirnya," Luke mengguncang tubuh Calum untuk membangunkannya. Calum menggeliat, meregangkan otot-ototnya dan mengumpulkan nyawanya.

"Damn, kau menganggu mimpi indahku," Calum berdecak kesal.

"Hah, mimpi apa kau? Mimpi sedang bercinta dengan Lee?" Luke menggoda Calum. Lee itu mantannya Calum yang berprofesi sebagai model itu.

iPhone 2 • lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang