b.o.n.u.s.c.h.a.p.t.e.r [1]

3.4K 565 12
                                    

Luke tidak beranjak dari duduknya. Ia masih berada di lobby artclothes sambil meratapi nasibnya. Ia sudah ditinggal oleh Lauren ke Paris. Ia seperti kehilangan segalanya. Renata yang berada dibalik meja receptionist hanya bisa diam memperhatikan Luke yang frustasi. Tak lama seorang gadis menghampirinya.

"Lulu my baby," Abby bergelayut ditubuh Luke yang masih duduk. Luke tersentak dan segera bangkit berdiri menjauhi Abby.

"Ew gross," Luke berjalan keluar dari artclothes dengan perasaan campur aul. Namun Abby tidak tinggal diam. Ia mengejar Luke.

"Kau kenapa sih babe?"

"Menjauhlah! Kita tidak ada hubungan apa-apa lagi," Luke hendak memasuki mobilnya namun Abby mencegah Luke. Memaksa Luke menjelaskan kenapa Ia bersikap seperti itu.

"Sudah selesai Abby, sudah cukup aku menyakiti Lauren. Maaf Abs,"

"Dasar bajingan! Kau mempermainkanku! Kupikir kau mencintaiku!" Abby berteriak kesal sambil memukul-mukul dada Luke. Kini Luke merasa sangat bersalah. Ia mempermainkan 2 wanita sekaligus.

"Wow calm down, by. Sungguh, aku benar-benar minta maaf. Tapi kurasa aku memang lebih memerlukan Lauren. Aku lebih mencintai Lauren. Kuharap kau mengerti,"

"Bajingan sialan!!" Abby langsung menampar pipi Luke sekuat tenaga. Girls power. "Aku akan membuatmu menyesal membuat keputusan ini, Luke. I swear!" Lalu Abby pergi meninggalkan Luke.

"Haha kau pikir kau ini siapa? Mengancamku segala," Luke masih sempat mengatakan itu selagi Abby berjalan menjauh. Seketika Abby berenti dan kembali berjalan menuju Luke.

"Kau tidak tau siapa aku, huh?" Abby menatap Luke sarkas. Luke hanya menatap Abby datar.

"Aku Abby Aine White. Gadis yang lahir di Texas dan tumbuh bersama dengan seorang gadis manis bernama Lauren Reed. Dan gadis bernama Lauren itu selalu mengacaukan hariku. Ia dipuji, menjadi bintang, disayangi, sedangkan aku tidak. Aku benci dia. Thanks to you, Luke. Kau sudah membantuku kembali membalas dendam pada wanita murahan itu," Abby menyeringai. Dan Luke jelas sangat terkejut mendenar pernyataan Abby. Ini Abby. Abby yang selama ini selalu diceritakan oleh Lauren. Ini kebenarannya. Luke sama sekali tidak mengetahuinya.

"God damn it, jadi kau?! Wanita yang sudah berkhianat pada Lauren?! Holy shit, kenapa aku bisa sebodoh itu tertipu.." Luke menyesal. Kalau dari awal Ia tau kalau Abby adalah masa lalu Lauren, Ia tidak akan pernah mau berhubungan dengan gadis dihadapannya ini.

"Terima kasih jalang. Kau berhasil menghancurkan segalanya. Kau pantas untuk disakiti," dan Luke tidak mau lagi melihat wajah gadis dihadapannya dan segera masuk ke mobilnya dan pergi. Semenjak itu, Luke dan Abby sama sekali tidak pernah bertemu lagi.

.

"Come on Luke! What are you doing there?" Michael menghampiri Luke yang duduk termenenung di pojok bar sambil memegang champagne nya.

"Aku sedang tidak mood, Mike. Kalian saja," Luke menolak ajakan Michael dengan senyuman tipis.

"Ayolah, Luke. There's so many sexy dancer there! Come on! Mungkin salah satu dari mereka akan nyangkut padamu," Michael tidak patah semangat mengajak Luke untuk ke tengah pub yang memang banyak gadis-gadia cantik yang sedang menari. Ada Calum juga di sana yang sedang flirting dengan seorang gadis berambut merah berpakaian mini.

"Tidak Mike. Aku tidak mau," Luke bersikeras menolak ajakan Michael. Michael seakan tau kenapa Luke jadi seperti kehilangan semangat hidup seperti itu. Ia tau Luke masih tak dapat menghilangkan Lauren dari pikirannya. Michael pun akhirnya duduk disebelah Luke.

"I know it's all about Lauren. Iya kan?" Michael merebut champagne Luke lalu meneguknya.

"You know it, Mike. Aku benar-benar gila jika terus begini," Luke membenamkan kepalanya ke lipatan tangannya.

"Luke, kau sudah banyak berubah beberapa bulan ini. Aku yakin ketika kau dan Lauren bertemu, Lauren pasti akan mencintaimu lagi," ucapan Michael membuat hati Luke semakin bergejolak. Bagaimana kalau Lauren malah bersama lelaki lain?

"Tapi aku benar-benar merasa bajingan. Mana mungkin dia mau kembali denganku," Luke sudah sangat putus asa.

"Luke, aku yakin Lauren masih mencintaimu. Aku 100% yakin dengan itu. Kau hanya harus berubah dan kembali mengambil kepercayaannya padamu, simple kan?" Michael menepuk-nepuk punggung Luke. Luke tersenyum. Perkataan Michael mulai membuatnya merasa lebih baik.

"Aku akan membantumu menjadi lelaki yang lebih baik. Aku akan menemanimu disini dan tidak akan meladeni gadis-gadis itu dulu," Michael tersenyum.

"Kau bercanda?" Luke tergelak. Tak percaya Michael akan melakukan itu untuknya. That's not a typical of Michael.

"Kau pikir hidupku ini selalu bercanda begitu?" Michael memasang wajah datar.

"Thank you mate," Luke tersenyum. Luke berusaha keras untuk tidak tergoda dengan apapun yang akan merusak dirinya. Luke berjuang keras untuk kembali mendapatkan hati Lauren.

iPhone 2 • lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang