Luke mengemudi pulang dengan semangat. Senyum terus mengembang diwajahnya. Ia sudah seperti orang gila sekarang. Luke tidak percaya Ia akan dinner dengan Abby. Ajakannya untuk dinner langsung di iyakan oleh Abby. Tentu saja Luke melakukan itu tanpa sepengetahuan Lauren. Luke melakukan itu hanya untuk refreshing. Ia memang cukup stres dengan masalah yang akhir-akhir ini menimpanya. Ia butuh selingan. Setelah membuat janji dengan Abby, Luke langsung pamit pulang kepada Lauren dengan alasan ada pekerjaan. Padahal sebenarnya Luke ingin bersiap lebih cepat untuk dinner nya malam ini. Sebegitu spesialnya kah dinner itu bagi Luke?
Sementara itu Lauren tidak menaruh kecurigaan apapun pada Luke. Lauren percaya kekasihnya itu tidak mungkin melakukan hal yang akan menyakitinya.
Sedangkan Abby juga memberitahukan kepada Renata bahwa dirinya akan pulang lebih cepat untuk dinner. Abby sangat bersemangat menceritakan bahwa Ia akan dinner dengan Luke kepada Renata.
"Abby, kau gila? Kalau Nona Lauren tau bagaimana?" Respon Renata. Ia dari awal memang tidak suka dengan sikap Abby.
"Lauren? Aku tak peduli. Lagipula yang mengajakku dinner itu Luke. Bukan aku yang meminta. Kau tau Renata, itu artinya aku lebih wow daripada Lauren," Kata Abby dengan percaya diri. Tak lama, percakapan Abby dan Renata terhenti ketika Lauren menyuruh Renata untuk ke ruangannya melalui telepon.
"Renata, berikan ini pada Abby dan suruh Ia menyelesaikannya," ucap Lauren sambil memberikan beberapa berkas.
"Tapi Abby pulang duluan, Nona," jawab Renata. Sebenarnya Ia ingin sekali mengadu pada Lauren. Tapi takut kalau masalah akan menjadi semakin rumit.
"What? Why?"
"Dinner. Dinner keluarga," Renata berbohong.
.
Belum sampai semenit Luke menunggu didepan pintu, seorang gadis keluar dengan kemeja tanpa lengan serta hotpants. Ia membukakan pintu untuk Luke. Luke menatap gadis dihadapannya seakan tak percaya.
"Beautiful," ucap Luke. Pipi gadis itu bersemu merah mendengar pujian itu. Momen ini adalah yang paling ditunggunya.
"Ready?" Luke sudah menggamit lengan gadis itu sebelum pertanyaannya dijawab. Mereka menuju ke sebuah restoran prancis. Luke menyamar sebagaimana biasanya. Dan mereka menghabiskan malam itu berdua. Entah apa yang ada dipikiran Luke tapi Luke merasa nyaman dengan Abby. Sementara Lauren di apartmennya merasa kurang enak badan. Tubuhnya seketika menggigil dan kepalanya sangat pusing. Lauren sakit. Sudah berkali-kali Lauren menelepon Luke tapi tidak diangkat. Lauren benar-benar tersiksa dengan keadaan seperti itu.
"Oh iya Abs. Aku minta nomor handphone mu ya?" Ucap Luke sambil mengeluarkan iPhone nya dari saku. Abby mengangguk. Namun seketika Luke terbelalak melihat notifications di iPhone nya.
20 missed call from Lauren
"Holy crap, Lauren.."
"Ada apa Luke?" Abby bingung melihat perubahan air muka Luke.
"Sebentar ya Ab," tanpa berkata apa-apa lagi, Luke keluar dan mencoba menelepon Lauren kembali.
"Angkat Larry angkat!" Gumam Luke. Ia cukup khawatir dengan Lauren. Tidak biasanya Lauren sampai meneleponnya hingga berkali-kali seperti ini.
"Luke?" Suara Lauren lemah.
"Babe aku minta maaf. Aku sedang ngumpul dengan the boys dan tidak melihat ponselku. Ada apa?" Yap. Luke berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
iPhone 2 • lh
Fanfiction[Book two of iPhone] Let's see how strong their love after this all. highest rank #92 on Fanfiction Copyright©2015 • -gasolinee
