n.i.n.e.t.e.e.n

3.1K 611 125
                                    

"Holy shit kau berat sekali Luke," pekik Ashton. Ashton sedang berjalan terseok-seok menaiki anak tangga sambil menggendong Luke. Mereka sedang bermain poker dan Ashton kalah sehingga Ia dihukum menggendong Luke yang menang.

"Masih mending daripada kau menggendong Mike yang beratnya satu ton," ucap Luke dengan nada mengejek.

"Mike akan marah jika Ia mendengarmu, Luke," ucap Lauren terkekeh. Apartmen Lauren kini sangat ramai karena kehadiran sahabat-sahabatnya serta keponakan kesayangannya, Carl. Tapi tidak ada Michael. Ketika diajak Ia beralasan sedang tidak enak badan.

"Sudah Ash, turunkan Luke. Kita mulai lagi permainannya," perintah Calum. Ashton pun menurunkan Luke tanpa aba-aba sehingga membuat Luke tidak sempat menurunkan kakinya dan terjatuh di ubin.

"Astaga Ash sialan kau," Luke langsung bangkit dan menendang bokong Ashton sebagai pembalasan.

"Guys sudahlah," Bryanna melerai. Merekapun kembali bermain. Malam ini mereka memang memutuskan untuk bersenang-senang. Hitung-hitung setelah dari Eropa, mereka sudah jarang bersenang-senang bersama.

"Aku menang!! Yuhuuuu!!" Teriak Bryanna dengan penuh kemenangan sambil mengangkat gelas bir nya ke udara.

"Ya Tuhan, Bry jangan suruh aku mengendongmu," ucap Kayn lemas. Kayn kalah. "Berat badanmu naik setelah melahirkan dan tulang belakangku bisa patah jika menggendongmu."

Bryanna menatap Kayn sinis,"Dasar jalang sialan."

Ashton tertawa,"Dia memang sedikit lebih besar," komentarnya. Seketika Bryanna mencubit lengan Ashton.

"Sedikit lebih besar katamu? Ambigu sekali Ash," ucap Calum dengan menaikkan satu alisnya.

"Jangan membahas berat badanku, sialan!" omel Bryanna. "Hukuman untuk Kayn adalah, perlihatkan foto dari surat izin mengemudimu."

"Apa? Itu saja? Serius?" Ashton bingung. Dan merasa tidak adil karena hukuman untuknya lebih berat dari yang Kayn dapatkan.

"Hey, foto surat izin mengemudinya adalah aib. Kalian harus tau itu,"

"Oh God aku lebih baik menggendongmu Bryanna. Sumpah. Itu aib. Yang lain saja ya?" Kayn memohon tapi Bryanna tetap tidak mau mengubah hukumannya. Terpaksa Kayn merogoh tasnya dan mengambil dompet. Dikeluarkannya sebuah kartu dan dijulurkan kepada Bryanna. Bryanna tertawa terbahak-bahak melihat kartu tersebut.

"Sudah berkali-kali aku melihat ini tapi ini masih sangat lucu," ucap Bryanna sambil mengoper kartu itu kepada Ashton.

Ashton juga tertawa melihatnya, lalu dioper lagi kepada Luke. Foto itu memang sedikit aneh. Wajah Kayn--yang seperti biasa dengan lipstik tebal--tanpa senyuman diwajahnya. Ia seperti idiot di foto itu.

"Sialan, waktu itu aku belum siap di foto dan tiba-tiba saja blitz menyala dan aku langsung difoto,"

Luke tertawa terbahak melihat foto itu. Namun tiba-tiba tawanya berheti. Ia tidak lagi fokus pada foto Kayn. Ia fokus pada nama lengkap Kayn yang tertera di sana.

Kaynara Agnes Rowley

Kaynara..Kaynara..

Kayn..Kaynara..Nara..?

Nara!

Luke terlonjak. Kaynara? Nara? Selama ini Luke tak pernah tau nama lengkap Kayn. Dan ternyata namanya Kaynara. Mungkinkah Nara yang Joseph maksud adalah Kaynara? Luke berpikir keras. Mencoba menghubungkan setiap kejadian misterius yang terjadi dan mencari kebenarannya.

"Luke, sebegitu terpesonanya kau melihat foto Kayn hingga lama sekali kau memperhatikannya?" Suara Bryanna membuat Luke tersadar. Ia segera memberikan kartu itu kepada Calum.

"Perhatikan nama lengkapnya," bisik Luke pada Calum.

"Mungkin aku memang lebih mempesona daripada Lauren, betulkan Luke?" Kayn terkekeh. Luke hanya tersenyum kecut menatap Kayn. Tidak ada yang berkomentar. Tidak suka dengan pernyataan Kayn.

"Aku tidak menemukan hal aneh, Luke," lapor Calum masih dengan berbisik. Kartu itu kini sudah kembali ke tangan Kayn.

"Kita istirahat saja. Permainan ini sangat menguras otak," ucap Ashton. Yang lain setuju. Luke dan Calum senang mendengarnya agar mereka bisa membahas Nara.

"Aku akan buatkan makanan untuk kalian," Lauren beranjak dari duduknya dan menuju dapur.

"Aku ikut!" Bryanna dan Kayn langsung mengikuti Lauren. Sedangkan Ashton menemani Carl bermain playstation. Luke dan Calum memisahkan diri dan duduk di atas anak tangga yang menghubungkan lantai bawah ke lantai 2 tempat kamar tidur Lauren.

"Sumpah aku tidak melihat hal yang aneh, Luke," ucap Calum.

Luke mendengus,"Kaynara. Kaynara. Kayn dan Nara. Kau ingat?"

Calum berpikir keras lalu seketika terbelalak,"Sial. Nara.."

"Tapi kita tak bisa menuduhnya sembarangan kalau tidak ada bukti. Kita harus cari bukti-bukti itu," ucap Luke. "Mungkin kita harus menceritakan ini pada Ash. Dia pasti tau apa yang harus dilakukan."

"Ada masalah apa..?" Tiba-tiba Ash yang dibicarakan muncul dihadapan mereka sambil memegang gelas beer. Merekapun menceritakan semua yang terjadi. Secara detail.

"Pinjam iPhone mu, Luke," ucap Ashton setelah mendengar keseluruhan cerita. Luke mengerinyit namun Ia memberikan iPhonenya kepada Ashton.

Ashton membuka kunci nya dan membuka message. Di scroll down nya dan menemukan nomor tanpa nama yang diyakininya adalah nomor yang sering meneror Luke.

"Tidakkah kau pernah berpikir untuk menelepon si jalang ini, Luke?" Tanya Ashton sambil memperlihatkan layar iPhone Luke .

"Astaga--gila aku sama sekali tak terpikir. Ya ampun Ashton kau brilian. Ayo cepat telepon,"

"Tunggu, lebih baik jangan menelepon lewat nomormu. Lebih baik dari nomorku, karena Ia tak tau nomorku. Dan kalau memang itu adalah Kayn, pasti handphone nya berbunyi selagi kita menelepon," Ashton mengambil iPhone nya sendiri dan menyalin nomor itu. Ia menelepon nomor itu. Terdengar nada sambung selama beberapa detik. Ashton sengaja tak mendekatkan iPhone nya ke telinga agar tidak ada yang curiga bahwa Ia sedang menelepon. Tak lama terdengar lagu Can't Hold Us dimainkan. Luke, Calum dan Ashton saling berpandangan. Mereka diam dan mendengarkan pecakapan para wanita didapur.

"Bryanna..apa itu bunyi iPhone mu..?" Tanya Lauren sambil memandang iPhone gold yang terletak di atas meja bar.

"Ups that's mine.."

Ashton, Calum dan Luke terlonjak mendengar dari siapa pernyatan itu berasal. Kini perasaan mereka campur aduk. Antara jengkel, tidak percaya dan senang bahwa mereka berhasil menemukan si jalang.

"Angkat dulu teleponnya, Kayn," suara Bryanna.

Ya, kebenaran telah terungkap. Jalang itu. Si nerdyslut. Dia adalah Kaynara. Mantan kekasih Michael.

***

short chapter again hwehwe.

Ini request double apdetnya udh gue penuhin :') ngebut ngetiknya yesh.

Hope you like it, and don't forget to vomment! xx

iPhone 2 • lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang