t.e.n

3.5K 602 273
                                    

Voteeee

"Kenapa kau terkejut? Bukankah hubungan mereka memang sudah menjadi konsumsi publik?" Renata terkekeh melihat reaksiku yang memang terkejut. Aku hanya menggeleng. Masih tak mempercayai kenyataan yang ada.

"Ku pikir seorang sosfam selalu update tentang idolanya. Ternyata tidak semuanya begitu," ucap Renata.

"Dari mana kau tau aku adalah sosfam?" Tanyaku. Setahuku aku sama sekali tak pernah menunjukkan kesukaanku terhadap 5sos kepada Renata.

"That wristband tho," mata Renata menatap wristband yang ada dipergelangan tangan kananku. Wristband dengan nama-nama member 5sos beserta tanda tangan.

"Ternyata banyak sosfam ya disini. Cantik-cantik pula," Luke menaikkan salah satu alisnya sambil menatapku. Pipiku memerah. Hey, secara tidak langsung dia memujiku cantik kan? Yes. Aku mencoba menutupi kegembiraanku dengan memberikan map yang dititipkan oleh lelaki setengah matang tadi kepada Renata.

Tapi tanpa kusadari Luke ternyata memperhatikan setiap pergerakanku. Aku baru menyadarinya ketika aku ingin menatapnya untuk terakhi kali sebelum aku kembali ke bilik kerjaku.

Luke tersenyum padaku. Manis sekali. Aku berhasil memikatnya. Mungkin dia mulai sadar bahwa aku memang lebih menarik daripada Lauren.

"Okay girls. I gotta go. See ya..oh and don't forget the dress, Renata," Luke memberikan wink kepadaku dan Renata sebelum akhirnya dia meninggalkan arr clothes. Aku terus menatap punggungnya yang lama kelamaan menghilang dari pandanganku. Aku terus tersenyum seperti orang gila.

"Abs, don't you dare. Please don't. Dia milik Miss Lauren," Renata menatapku sinis. Renata sadar bahwa aku memang sangat terpesona dengan Luke. Dulu memang aku tidak terlalu tertarik pada Luke. Tau sendiri kan kalau yang kusukai hanyalah Calum. Just Calum. I'm Calum girls. Tapi seiring berjalannya waktu, aku mulai menyukai semua member band 5sos. Termasuk Luke.

"Tidak ada salahnya bila suatu saat dia akan menyelingkuhi Lauren kan?"







Lauren meregangkan seluruh otot-otot tubuhnya sambil menatap seluruh gedung-gedung yang menjulang tinggi dari jendela ruangannya. Ia melihat jam tangannya menunjukkan pukul setengah satu. Pekerjaannya sudah selesai semua dan Lauren langsung membereskan barang-barangnya untuk pulang. Sebelumnya Ia mengecek iPhone nya. Seperti biasa selalu banyak notif. Entah notif twitter, snapchat, kik. Semenjak menjadi kekasih seorang Luke Hemmings, Ia jadi ikut-ikutan terkenal. Namun ada sebuah notif yang menarik perhatiannya. Message. Dari nomor itu lagi. Teror lagi.

1 message from +13527xxxx

from: +13527xxxx
Kau memang akan memakai gaun tosca itu dengan keadaan bahagia. But wait, kebahagiaanmu tak akan bertahan lama.

He'll.never.trusting.you.anymore.after.you.hurt.his.heart.

"Fuck," desis Lauren ketika membaca pesan itu. Ia benar-benar geram pada pengirimnya. Tapi, bagaimana bisa si pengirim mengira-ngira bahwa Lauren akan memakai gaun warna tosca? Lauren sendiri saja belum melihat gaun itu.

To: +13527xxxx
fuck you btch

Lauren membalas pesan itu dengan tiga kata simple yang mewakili kemarahannya. Ia memutuskan untuk segera menuju lantai 2 dan melupakan isi pesan itu.

"Where's my packet?" Lauren tersenyum pada Renata.

"Here," Renata membalas senyuman Lauren.

"Thank you Renata. Aku akan segera pulang. See ya," Lauren meninggalkan ArtClothes dan langsung memasuki mobilnya. Dengan tidak sabaran Ia membuka kotak dari Luke tersebut. Sebuah gaun dengan perpaduan warna tosca dan hitam. Sangat manis. Namun Lauren teringat pesan yang Ia dapat. Sekali lagi Ia menjadi penasaran siapa sebenarnya pengirim pesan itu sampai-sampai Ia bisa tahu warna gaun yang akan dipakainya. Peramal kah?





iPhone 2 • lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang