e.i.g.h.t

3.4K 624 15
                                        

"Hubungi dia dan suruh dia kesini untuk di training," perintah Lauren. Renata mengangguk dan pamit dari sana. Lauren kembali melakukan pekerjaannya.Namun belum 5 menit Renata meninggalkan ruangannya, seseorang kembali mengetuk pintu.

"Hey.." sapa seorang wanita yang masih memegang kenop pintu. Lauren kenal betul siapa dia.

"Hey Kayn. Masuklah. Ada perlu apa?" Lauren tersenyum.

"Aku ingin kau membuatkanku design dress untuk party lusa nanti bersama Michael," ucap Kayn sambil menaruh tasnya di atas meja.

"Kayn sebelumnya aku minta maaf, tapi aku tak bisa. Kau lihat ini.." Lauren menggeser setumpuk berkas order design busana yang sangat tebal. "Terlalu banyak pekerjaan yang belum ku selesaikan," lanjut Lauren menyesal.

"Omg..Banyak sekali. It's okay Larry, aku mengerti. Aku bisa membeli ke tempat lain," Kayn tersenyum. "Kau ikut ke pestanya kan?" tanya Kayn.

"Entahlah Kayn. Aku sudah dikejar deadline. Aku tak tau apa bisa ikut ke party itu," Lauren kini berdiri untuk meregangkan otot-ototnya. Ya, lusa nanti rencananya mereka akan datang ke pesta..uhm..entahlah siapa pemilik pesta tersebut. Itu urusan the boys. Yang pasti, pesta itu akan dipenuhi dengan model-model cantik dan tampan, orang-orang kaya, sosialita, bahkan ada pula beberapa artis. Intinya, itu pesta orang-orang elite.

"Oh ayolah Lauren. Itu hari terakhir mereka bisa bersenang-senang dengan kita sebelum mereka tour. Kau harus ikut dan berhenti bekerja untuk beberapa jam dan bersenang-senang,"

"Ya, kau benar. Tapi..ah entahlah lihat keadaan nanti,"

"Btw, can you tell me what's happen yesterday..?" Kayn mencoba bertanya sebenarnya apa yang terjadi pada Lauren dan Luke kemarin hingga mereka bersikap sangat-sangat aneh.

"Uhmmm.." Lauren berfikir sejenak. Apakah Ia harus memberitahukan masalah teror itu atau tidak pada Kayn. Namun Ia memutuskan untuk tidak menceritakannya pada Kayn. "Nothing, kami..kami hanya sedang..mabuk." Kayn hanya mengangguk pelan.






luke's pov

For fuck sake you don't remember me Luke? The braces and glasses one?

Aku meremas secarik kertas tersebut dan melemparnya jauh-jauh keluar jendela. The sender is sick. Pagi ini aku mendapatkan 2 kertas kecil sama seperti yang didalam sepatu Carl. Aku membuka kertas kedua.

Leave Lauren. She's a slut. Kau akan tau kebusukannya 2 hari lagi. You choose the wrong girl, baby

Who the hell this person sampai berani-beraninya mengatai Lauren slut. Kini aku mencoba berfikir. The braces and glasses one. Seingatku, aku tak memiliki teman atau kenalan dengan kawat gigi dan kacamata. Mungkin dulu ada. Tapi sudah lama sekali. Kalau tidak salah ketika aku junior high school atau high school. Aku juga lupa. Namanya..uh, aku bahkan tak tau nama aslinya. Dia hanya dipanggil Nerdyslut oleh satu sekolah. Dan tak mungkin Nerdyslut ini adalah pengirim teror-teror bodoh itu. Dia di New Zealand sekarang. Dia tak mungkin bisa mengetahui keberadaanku dan Lauren. Dia harus mengikutiku dan Lauren untuk mengirim teror-teror itu.

"Luke.." seseorang memanggilku. That's Calum. Ia berjalan memasuki kamarku sambil membawa sebuah kotak.

"Aku menemukannya di depan rumahmu," Calum memberikannya padaku. Aku sudah bisa menduga itu pasti adalah kotak berisi teror lagi. Aku segera menaruhnya dibawah ranjang tanpa membuat Calum curiga.

"Tumben tidak langsung kau buka. Setahuku kau adalah orang paling kepo di dunia," Aku hanya terkekeh dan tak menghiraukan Calum.Kulihat Ia sedang asik memperhatikan foto Lauren di atas bufet sebelah ranjangku.

"Don't staring at her too long. She's mine," ucapku sambil menempeleng kepalanya pelan.

"Dia pasti sudah menjadi milikku bila aku yang mengambil iPhone nya dari tas Gilbert,"

Aku terdiam. Ada sedikit perasaan kesal mendengar itu. Calum bisa mendapatkan gadis lain. Jangan ambil gadisku.

"Don't you dare. Don't you ever dare, Calum Hood."

"Well maybe someday she's gonna be mine," Calum menjulurkan lidahnya lalu berlari keluar kamar sebelum aku berhasil meninju wajahnya. Kuharap itu tak akan pernah terjadi. Lauren adalah milikku.



yang takut pas baca chapter sebelumnya siapaa? :D

Next chapter bakal banyak surprise dan mungkin ga pernah kalian bayangin .-. okee byee

iPhone 2 • lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang