t.w.e.n.t.y.t.h.r.e.e

3.7K 580 72
                                    

A/N: gue udh dpt pemeran kayn sama abby nya

Nicola peltz as Kayn
Peyton List as Abby

*

Nyeri diperutnya tak dapat ditahan. Entah kenapa Kayn menusuk benda tajam itu secara perlahan sehingga membuat nyeri itu lebih terasa. Lauren menjerit sekuat tenaga. Tidak peduli suaranya hampir habis karena berteriak.Tapi tiba-tiba Kayn mengaduh kesakitan dan menjatuhkan pisaunya yang sudah ada sedikit bercak darah diujungnya.

"Holy shit!" gerutunya sambil memegangi kakinya yang diperkirakan ditendang.

"Yeay! I did it!" sorakan itu terdengar samar namun masih bisa terdengar oleh Lauren. Ia mencoba melihat kebelakang Kayn. Disisa-sisa kesadarannya Lauren masih bisa melihat seseorang melompat kegirangan. Hey that's Carl! Carl menendangnya! Carl menendang Kayn dan menunda kematian Lauren!  Carl menyelamatkan nyawa Lauren!

"Carl ya Tuhan terima kasih," Bryanna segera menggendong Carl ditengah kegembiraannya dan mendekati Lauren. Membantunya bangkit dan menjauh dari dressing room. Bukannya Bryanna tidak peduli dengan luka Lauren, namun bila mereka berlama-lama satu ruangan dengan Kayn, bisa saja Kayn kembali melakukan hal bejat tadi lagi. Dengan tertatih dan menahan sakit, Lauren dan Bryanna berlari sambil menggendong Carl menuju ruangan istirahat 5sos. Ketika sampai Lauren langsung tersungkur menahan sakit.

"Jesus! Lauren ada apa?!" Luke sontak menahan tubuh Lauren agar tidak membentur lantai. "Bryanna ada apa ini?!" Luke panik. Sangat panik. Apalagi kini darah diperut Lauren sudah menembus kausnya.

"It's Kayn.." Bryanna menjawab dengan terengah-engah. Ia sudah tidak lagi menggendong Carl. Ashton mengambil alih.

"Ya Tuhan Kayn lagi?!" Pekik Luke frustasi. "Call 911!"

*

"Nona Reed baik-baik saja. Luka itu tidak terlalu dalam dan masih diatasi. Kalian semua bisa menemuinya sekarang," dokter yang masih terbilang muda itu berlalu setelah memberikan keterangan tentang kondisi Lauren. Calum terus menatap dokter cantik itu hingga benar-benar menghilang. Calum hampir jatuh cinta pada dokter itu. Mereka semua memasuki ruangan Lauren. Lauren sedang memainkan iPhone nya seolah tak terjadi apa-apa pada dirinya.

"Hey guys," sapanya dengan senyum sumringah. Senyum manis di bibirnya yang pucat. Sementara mereka membalas sapaan itu dengan riang.

"You act like there's nothing wrong with your body, Larry," ucap Calum. Ia menghempaskan tubuhnya di sofa.

"Haha lalu aku harus apa? Berteriak meronta-ronta dan mencari perhatian? Tentu tidak kan?" Lauren tergelak. "Pasti diluar sedang heboh dengan paparazi."

"Tidak sayang. Semua aman terkendali tanpa paparazi. Kami menelepon 911 dan benar-benar menjaga rahasia ini. Tak ada yang boleh tau," jawab Luke. Lauren menghembuskan nafas lega. Sejak berpacaran dengan Luke hampir sebagian dari hidupnya adalah makanan publik. Dan Ia benci itu.

"Dan..bagaimana dengan Kayn..?"

"Sekarang masih menjadi misteri," kali ini Ashton yang menjawab. Ketika melihat ke arah Ashton, Ia jadi ingat Carl yang telah menyelamatkan hidupnya.

"Where's Carl? Aku ingin mengucapkan terima kasih padanya."

"Oh dia sudah ku antar pulang ke rumah bersama Bryanna. Mereka kelelahan," balas Ashton. Lauren sedikit khawatir dengan Bryanna dan Carl. Mereka hanya berdua dirumah dan bagaimana jika Kayn datang kesana dan..uh-Tidak. Itu tidak akan terjadi. Tidak boleh terjadi.

Lauren diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit hari itu juga. Dan untuk sementara Luke menginap di apartmen Lauren. Kita tak tau kan apa yang akan Kayn lakukan setelah rencananya membunuh Lauren tidak berhasil?

iPhone 2 • lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang