n.i.n.e

3.9K 648 67
                                    

Votee

"Aku akan menyiapkan gaun super spesial untukmu. Jadi datang yaaa?" Luke mencolek dagu Lauren. Lauren menghidar.

"Aku tidak janji Hemmo," jawab Lauren sambil mengunyah taconya.

"Oh ayolah Larry. Besok hari terakhir dan esoknya aku langsung berangkat. Tidakkah kau mau menghabiskan waktu dengan pacarmu yang tampan ini?"

Lauren memutar bola matanya,"hhh..okay..okay. Aku akan datang."

"Yipiiieeyy," Luke bersorak kegirangan sambil memeluk Lauren.

"Dasar childish," Lauren melepaskan pelukan Luke.

Mereka sedang ada diruang tv apartmen Lauren. Seperti biasa Luke selalu saja bermain playstation setiap berada di ruang tv milik Lauren. Setiap ditanya kenapa, jawabannya adalah sayang tidak dimainkan. Ya playstation itu jarang sekali dimainkan oleh Lauren. Playstation itu sebenarnya milik Michael yang entah kenapa Ia taruh di apartmen Lauren.

Dan seperti biasa ketika Luke bermain, Lauren selalu setia menunggu disebelahnya.

"Kau masih di teror?" Luke tiba-tiba bertanya. Lauren menggeleng.

"Kau?" Luke pun menggeleng. Ia tak memberitahukan pada Lauren tentang 2 kertas kecil dan sebuah kotak yang diterimanya kemarin. Setelah dibuka oleh Luke, ternyata isi kotak itu adalah tiga buah foto. Pertama foto Lauren yang wajahnya di gores oleh benda tajam hingga membentuk tanda silang, lalu kedua foto Luke yang juga digores benda tajam dan membentuk tanda love, lalu yang terakhir foto Calum yang juga sama digores membentuk tanda bulat. Entah apa maksud dari pengirimnya. Sampai saat ini Luke masih memikirkan artinya. Kedua kertas dan foto-foto tersebut pasti berhubungan. Tapi entahlah. Luke masih belum mendapat jawabannya.

"Lama-lama aku lelah di teror seperti ini. Teror yang tidak lucu sama sekali," Lauren berbicara sambil menyandarkan kepalanya ke pundak Luke.

"Ya. Me too. Kita tak bisa begini terus, iya kan?"

"Tentu saja. But what we gonna do?"

Luke diam lalu menggeleng, "Tak tau dan tak mau melibatkan siapapun apalagi polisi."

"Jadi..biarkan dia berhenti dengan sendirinya, begitukah?"

Luke menggeleng," I don't have any idea.But..as long as you are with me, and as long as i am with you..everything is gonna be okay."

Lauren tersenyum. And they both kissing.





Lauren mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sengaja. Supaya cepat sampai ke art clothes, mengerjakan pekerjaannya, lalu pulang dan bersiap untuk party malam nanti.

Ia penasaran pakaian apa yang akan Luke berikan padanya. Katanya sih, Luke akan menitipkannya ke art clothes pada jam 12 siang nanti. Dan sekarang masih jam 10.

Lauren menyenandungkan lagu yang dari tadi Ia putar berulang ulang di mobilnya.

Kiss me by Ed Sheeran

Lagu favoritnya bersama Luke. Lagu ini diputar ketika Lauren dan Luke menghadiri pesta ulang tahun rekan Luke. Waktu itu garden party dan mereka berdansa di bawah sinar bulan dengan lagu itu. Sejak saat itu lagu milik Ed Sheeran tersebut adalah lagu kebangsaan mereka berdua.

Lauren turun dari mobilnya sambil membawa map sketsa seperti biasa dan memasuki art clothes. Kedatangan Lauren selalu art clothes pusat perhatian oleh pegawai-pegawainya meskipun sudah ribuan kali mereka menghadapi Lauren.

"Selamat pagi Nona Lauren," sapa Renata seperti biasanya yang selalu setia dibalik meja receptinonist.

Lauren tersenyum dan mengangguk,"Pagi. Renata, bagaimana kabar pegawai baru kita?"

iPhone 2 • lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang