t.w.e.l.v.e

3K 625 28
                                    

This chapter is dedicated to....
@luke-atme and @horanz93x
Yayy keep comment ya biar jadi moodbooster :p

Vote dulu yaa xx

.

To: LaurenHemmings
Hey baby im arrived in nyc yayy! I'll see you asap! Ily xx

Luke kembali mengirim pesan kepada Lauren. 5sos memang sudah kembali ke New York setelah 3 bulan mengembara di Eropa. Dan Luke sangat excited karena Ia akan bertemu dengan kekasihnya setelah 3 bulan. Well, sebenarnya Ia tidak begitu yakin bertemu dengan Lauren setelah 3 bulan tidak ada kabar. Tapi Luke harus tetap optimis dan yakin bahwa Lauren masih ada di New York dan baik-baik saja.

Selama 3 bulan ini Luke sama sekali tidak dikirimi pesan teror seperti yang Ia alami di Nyc. Ia bersyukur akan hal itu dan berharap Lauren juga tidak mendapat pesan teror itu lagi.

"Hey Hemmo," sapa Michael sambil berjalan menghampiri Luke yang sedang duduk menatapi jalan yang masih basah sehabis hujan. Mereka sedang ada di bus untuk menuju basecamp.

"Hey.." Luke tersenyum.

"Kau terlihat bahagia," Michael menatap wajah Luke yang terlihat lebih fresh.

"I can't wait to see her," -luke

"Tiga bulan tidak ada kabarnya. Apa kau yakin dia masih hidup?" Michael terkekeh.

"Wtf Mike," Luke memelototi Michael. Namun sedetik kemudian air mukanya berubah menjadi murung,"Sebenarnya aku tak yakin akan bertemu dengannya."

"Hey kau jadi murung. Jangan pesimis seperi itu. Aku tadi hanya bercanda. Tidak bermaksud membuatmu down. Kau pasti bertemu dengannya, Luke," Michael merasa bersalah. Tapi Luke hanya tersenyum lemah.

.

Luke merasa jantungnya berdetak 2 kali lebih cepat. Entah kenapa. Mungkin karena sebentar lagi Luke akan segera bertemu dengan Lauren. Ia kini berada tepat didepan pintu kamar apartmen Lauren. Dengan ragu Luke memencet bel namun tidak ada respon. Hampir 10 kali Luke memencet bel tetap saja tidak ada respon. Perlahan ke-optimisannya menurun. Luke memutuskan untuk pergi ke lobby untuk bertanya.

"Selamat malam tuan," sapa receptionist itu.

"Malam. Aku ingin bertanya. Apa Lauren Reed sedang ada ditempat?"

"Oh nona Lauren sedang tidak ada di apartmen nya" jawab receptionist.

"Sejak kapan?"

"Mungkin sekitar 3 bulan."Luke terkejut. Benar-benar terkejut atas jawaban itu.

Apa? Tiga bulan? Itu artinya Ia sudah pergi sejak Luke berangkat ke Eropa. Mungkinkah pada malam saat pesta itu Lauren langsung pergi?

Luke pun kembali mencoba menelepon Lauren kembali namun tetap saja tidak ada respon. Luke mulai takut dan khawatir.

"Bisakah aku mengambil kunci kamarnya?" Tanya Luke. Ia ingin mencari petunjuk dimana sebenarnya keberadaan Lauren.

"Tidak bisa tuan. Selain pemiliknya, tidak boleh ada yang mengambil kunci kamar. Peraturannya begitu."

"Oh ayolah kumohon. I'm her boyfriend. Kau bisa percayakan kepadaku. Ini penting, please," Luke memohon.

"Peraturan tetaplah peraturan, tuan Hemmings. Maaf saya tidak bisa membantu," receptionist itu turut menyesal. Luke keluar dari gedung apartmen Lauren dengan kekecewaan. Ini pertama kalinya Luke benar-benar khawatir dengan seorang wanita. Lauren lah wanita pertama yang dapat membuatnya frustasi gara-gara mengkhawatirkan keadaannya.

iPhone 2 • lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang