e.i.g.h.t.e.e.n

3K 565 60
                                    

Kini Kayn sudah menangis sejadi-jadinya dipelukan Lauren. Sepertinya Ia benar-benar terpukul karena putus dari Michael. Luke dan Calum sendiri tidak tahu menahu kenapa Michael bisa tiba-tiba memutuskan Kayn.

"Ia secara sepihak memutuskanku. Aku bahkan tak tau apa salahku!" Kayn histeris. Baju Lauren basah oleh tangisan Kayn. Lauren terlihat sangat tidak nyaman dipeluk oleh Kayn. Entah mungkin Ia takut Kayn menyentuh luka diperutnya.

"Sabar ya Kayn. Pasti Michael memiliki alasan yang jelas. Luke, Calum, lebih baik kalian menanyakan hal ini kepadanya," ucap Lauren. Luke dan Calum saling berpandangan. Mereka tak tega melihat Kayn menangis seperti itu. Akhirnya mereka memutuskan untuk menghampiri Michael di rumahnya untuk membantu Kayn menanyakan alasan kenapa Ia memutuskan Kayn.

.

"It's our problem. Tidak ada hubungannya dengan kalian," kata Michael sambil menghempaskan dirinya ke sofa.

"Kau harus tau dia menangis seperti orang gila di apartmen Lauren! Itu karena kau," ucap Calum. Seketika wajah Michael yang tadinya emosi berubah menjadi terkejut. Pandangannya menerawang selama beberapa detik, membiarkan pikirannya melayang, lalu seketika terbelalak tanpa sebab yang jelas.

"Mereka hanya berdua?!" Tanya Michael yang langsung bangkit dari duduknya, lalu melangkah mendekati Luke dan Calum yang duduk diseberangnya.

"Ya, ada apa?" Tanya Luke santai. Seolah tak perduli dengan perubahan air muka Michael.

Michael mendesah pelan,"Nevermind."
Luke dan Calum tau kalau jawaban Michael seperti itu, pasti ada yang disembunyikan. Namun mereka mengurungkan niat untuk bertanya. Karena pasti akan berakhir dengan argumen yang sama sekali tidak penting. Mereka bertiga duduk dalam diam selama beberapa menit. Luke dan Calum sengaja melakukan itu. Membiarkan Michael bercerita terlebih dulu.

"Lebih baik kalian pulang jika hanya ingin menumpang duduk dirumahku," ucap Michael memecah keheningan. Bukan kalimat itu yang Luke dan Calum ingin dengar dari Michael.

"Kau yakin tidak mau menceritakan sesuatu kepada kami?" Tanya Calum masih memberikan kesempatan kepada Michael untuk bercerita.

"Tidak. Sekarang pergilah," ucap Michael dengan nada mengusir. Luke menatap Michael tajam, lalu langsung beranjak dari duduknya dan mendahului Calum.

.

"Ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Lauren dan Michael. Mereka berdua sama-sama menyembunyikan sesuatu," ucap Luke dengan nada kesal. Ia benar-benar jengkel, kenapa kekasih dan sahabatnya sendiri menyembunyikan sesuatu dari hadapannya. Apa mereka takut jika rahasia mereka tersebar jika dibicarakan kepada Luke? Tapi hey, Luke bukanlah orang yang seperti itu. He is a good friend too.

"Mungkin memang kita harus bertindak sendiri, Luke. Cari tahu sendiri," ujar Calum. Matanya masih fokus ke jalanan. Luke menghembuskan nafas panjang dan tertunduk. Mencoba memikirkan apa yang harus Ia perbuat untuk mengetahui kebenaran yang Lauren dan Michael sembunyikan. Tidak! Dia tidak kepo, hanya saja..ini tidak adil. Ia merasa harus tau kebenaran itu dan mencoba membantu menyelesaikannya.

Luke berpikir. Seketika terlintas dipikirannya malam pesta sebelum Ia berangkat ke Eropa. Bartender. Bartender palsu yang seharusnya tidak ada di sana...bartender sewaan..

"Cal, aku tau kita harus apa,"

Mereka mengemudi ke suatu tempat pemukiman kumuh. Biasanya disebut Homeless Camp. Mereka berjalan menemui seorang lelaki seumuran dengan mereka yang sedang merokok didekat sebuah bak sampah.

"Hey..apa benar kau adalah Joseph?" Tanya Calum pada lelaki itu. Lelaki tu mendongak dengan malas. Dipicingkannya matanya untuk melihat dengan jelas siapa lawan bicaranya.

"Kau..?" Ucap lelaki itu. "Calum Hood?"

Calum terlonjak karena lelaki ini tau namanya. Tapi sedetik kemudian Ia sadar. Tentu saja lelaki ini tau namanya, dia adalah seorang member band yang terkenal kan?

"Yap. I'm Calum, and this is my friend--"

"Luke Hemmings?" Lelaki itu menyela.

"Jadi kau Joseph?" Tanya Luke datar. Lelaki itu mengangguk tenang. Ternyata dia sangat bersahabat pikir Luke.

"Kau bartender palsu bayaran di malam pesta Mr. Daniels kan?" Tanya Luke. Joseph diam sesaat. Mungkin bingung mau menjawab apa.

"Bukan," jawab Joseph singkat lalu menghisap lagi rokoknya yang hampir habis.

"Aku mohon kau jujur, Joseph,"

"Aku memang jujur, bodoh," Joseph mulai menunjukkan sikap tidak suka pada mereka. "Sebaiknya kalian pergi atau Bulldog akan menghajar kalian. Dia tidak suka orang asing datang kesini," Joseph beranjak dari duduknya dan meninggalkan Luke dan Calum. Namun Luke segera menahan Joseph.

"Tunggu," kata Luke. Ia segera merogoh saku celananya dan mengeluarkan uang beberapa dollar dan menyodorkannya kepada Joseph.

"Kau butuh uang kan?" Tanya Luke meyakinkan Joseph untuk mengambil uang ditangannya.

"Semua orang butuh uang, bro, tidak hanya aku," ucap Joseph sambil mengambil uang ditangan Luke dan duduk kembali. "Jadi apa yang kau mau?"

Luke tersenyum. Usahanya membujuk Joseph berhasil,"Siapa yang membayarmu menjadi bartender sialan malam itu?"

"Maaf kau harus membayarku lebih untuk mendapatkan jawaban itu."

"Demi Tuhan uang yang kuberikan padamu itu sudah cukup banyak, Joseph."

"200 dollar yang kau beri tidak bisa menandingi pembayarku malam itu. Ia memberiku 800 dollar untuk tutup mulut."

"Mata duitan sekali kau," desis Calum.

"Kau punya uang cash lagi Cal?" Tanya Luke.

"Kau mau memberinya berapa dollar lagi Luke? Mau memberinya lebih dari 800 dollar? Kita juga hidup butuh uang, dude. 800 dollar bukanlah sedikit," jawab Calum kesal.

Luke menghembuskan nafas pelan, mencoba tenang,"Kumohon Joseph. Berikan kami petunjuk siapa orang itu. Kami harus tau."

Lelaki itu memandang Luke dan Calum bergantian lalu menyeringai,"Sejujurnya aku tidak terlalu suka dengan wanita berlipstik tebal itu. Jadi mungkin tidak ada salahnya aku membocorkan rahasianya."

Berlipstik tebal? Setahu Luke wanita yang berlipstik tebal yang Ia tau adalah ibunya. Oh tidak mungkin ibunya. Selain ibunya ada Kayn. Kayn sering sekali memakai lipstik merah tebal. Mungkinkah dia adalah Nerdyslut seperti yang Lauren ceritakan? Astaga Kayn. Jangan bilang itu Kayn.

"She is Nara,"

Luke menghembuskan nafas lega. Itu bukan Kayn. Ia lega si nerdyslut bukanlah Kayn. Tapi Ia masih bingung. Siapa Nara?

"Siapa Nara?"

"Kalian tidak tau dia? Nara? Sungguh?" Luke dan Calum menggeleng bersamaan.

"Dia itu--" belum selesai Joseph berbicara, tiba-tiba terdengar suara keras tongkat dan besi bertemu. Seperti suara pukulan tongkat bisbol dan sebuah besi.

"Ya Tuhan itu Bulldog. Kalian cepat pergi dari sini sebelum Ia meremukkan tulang kalian. Cepat! Cepat!" Sementara Joseph menyuruh Luke dan Calum pergi, suara pukulan tongkat itu semakin kencang dan semakin dekat. Tanpa berkata apa-apa Luke dan Calum langsung berlari sekuat mungkin menjauh dari situ. Dan sementara nama Nara masih menjadi misteri yang terus berputar di otak Luke dan Calum.

***

Yashhh akhirnya update yak :')

Nah nerdyslut nya namanya nara? Siapa tuh?

iPhone 2 • lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang