Zayn Malik as Zayn Malik
*
Sudah dua hari aku di london. Ya, aku pergi ke London karena ayah harus membuka cabang baru di London. London memang kota yang indah, tetapi tidak seindah California. Aku jadi menyesal meninggalkan California, disana banyak kenanganku bersama ibuku.. hiks.. :")
Saat ini kami sedang menikmati makan malam di meja makan, suasana penuh keheningan yang mana hanya terdengar suara dentuman piring dan sendok yang saling beradu. Kulihat tidak ada satupun yang berniat membuka topik untuk memecahkan keheningan ini.
" Ehem, Alec jadi kau akan melanjutkan study mu di University Of The Arts London? " Tanyaku mencoba memecahkan keheningan, Alec hanya mengangguk terkekeh mendengar ucapanku yang mana membuatku sedikit kesal karena responnya membuat percobaanku menghilangan keheningan ini seratus persen gagal. Sialan kau George kakak tidak peka.
Hal tersebut membuatku mengurungkan niatku untuk memulai pembicaraan kembali karena kupikir hasilnya akan sama saja yaitu seratus persen gagal. Tahun ini seharusnya adalah menjadi tahun dimana aku menginjakkan kakiku di Senior High School, tetapi aku tidak terlalu peduli dengan urusan sekolah mengingat ayahku adalah sosok orang tua yang strict parent, jadi aku sudah bisa menebak kalau ayahku pasti akan menyekolahkanku dirumah atau homeschooling.
Sejujurnya kepergian ibu mengubah semuanya, ayah yang menjadi strict parent dan amat sangat menyayangiku karena menurutnya aku mirip ibu dan kemudian aku yang menjadi tidak ingin berinteraksi dengan dunia luar karena terlalu berlarut dalam kesedihan.
Tetapi saat ini aku merasakan kami menjadi lebih baik, suasana sudah sedikit-sedikit pulih dan kembali ceria, aku sangat bersyukur tetapi aku yang sudah terlalu lama sendiri ini menjadi bingung bagaimana memulai interaksi dengan orang baru, apalagi sewaktu SMP aku sekolah dirumah selama tiga tahun. Walau begitu ayahku adalah ayah yang baik yang bisa memerankan ibu dan ayah sekaligus, kami menyayanginya.
" Keira.. " Panggil ayah.
Akupun menoleh kearah sumber suara dan mendapatkan ayah sedang menatapku serius. aku menelan salivaku karena hal tersebut karena sebelumnya aku tidak pernah melihat ayah seserius ini, dan itu membuat jantungku berdetak kencang menantikan kira-kira apa yang akan ayah katakan.
" Ayah sudah memutuskan sesuatu untukmu "
Aku mengerutkan keningku. " Memutuskan sesuatu?, maksud ayah? " Balasku.
Ayah menghela nafas terlihat berat untuk mengatakan.
" Keira akan tinggal di Asrama " Ucap Alec yang spontan membuatku menoleh kearahnya dengan mulutku yang membentuk 'O', terkejut.
Lalu disamping ayah George tersedak minumannya karena sama terkejutnya denganku, " A-Ayah Seriuss?? Lagipula bagaimana kau bisa tahu tentang itu Alec, aku yang anak pertama tidak tahu apapun " Tanyanya kesal.
" Well, Aku tidak sengaja melihat formulir pendaftaran di kantor Ayah " Ujar Alec sambil mengidikkan bahu keatas.
" Ayah, apa yang dikatakan Alec benar? " Tanyaku seriuss dan Ayah menganggukkan kepalanya.
Kedua tanganku meremas ujung bajuku, aku kesal. " Ayah, A-akuu belum siapp" Ucapku.
" Siap tidak siap, Kamu harus siap Keira ini demi kebaikanmu " Balas Ayah.
" Kebaikanku ayah bilang? Ayah sama sekali tidak mengerti perasaanku, ayah sama sekali tidak mengerti akuu, lima tahun ayahh... lima tahun aku menyendiri tanpa teman dan hanya de-dengan kaliann " Kataku, tanpa terasa air mataku mengalirdi pipiku. " Dan, ayah langsung memasukkanku ke asrama tanpa bertanya denganku terlebih dahuluu, selama ini aku mencoba mengerti ayah mengikuti kemauan ayah, tetapi apaa.. mana hak ku sebagai anak. Aku benci Ayah! "
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DILEMMA [H.S]
Romance[COMPLETED] " Aku menemukan... " " Menemukan apa? " " Menemukan ini! " Ucap Harry sambil menunjukkan sebuah Bra merah muda terdapat tulisan punyanya Keira. " What is tha--! Oh my god! That's my bra! " Keira pun terkaget. Kenapa bra ku bisa ada di...