KEIRA'S P.O.V
Rasanya sangat malas bila harus mengerjakan tugas yang terlalu banyak dan menumpuk, selain mengerjakan tugas aku juga harus mencuci dan mempersiapkan segala kebutuhanku.
Memangnya hidupku hanya mengerjakan tugas saja, huh? Gerutuku dalam hati tentunya.
" Kei.. " Panggil Eliza sambil menyenggol pundakku.
" Hmm.. " Sahutku, tanpa menoleh sedikitpun kearahnya.
" Aku ingin menceritakan sesuatu padamu " Ucapnya dengan nada yang begitu terdengar bahagia.
" Hmm.. " Sahutku lagi dan terus terfokus dengan tugasku yang menumpuk.
" Kei! Perhatikan aku! " Balasnya lalu menyilangkan tangannya didada, dan mengerucutkan bibirnya.
" Oke, oke, baiklah. Apa yang ingin kau ceritakan? " Tanyaku dengan malas tetapi aku mencoba menghilangkan kemalasan itu dihadapan temanku.
" Umm.. Kau jangan kaget ya " Jawabnya dengan raut wajah yang terlihat sangat senang. " Sebelumnya aku minta maaf juga karena aku tidak menceritakannya padamu " Lanjutnya, lalu menggenggam tanganku.
" Iyaa tidak apa-apa, memangnya kau ingin cerita apa sih? Cepat nih, aku harus mengerjakan tugas-tugasku " Keluhku sambil memasang wajah memelas.
Eliza menghirup oksigen dalam-dalam lalu mengeluarkannya secara perlahan. " Aku Jadian dengan Zayn " Ucapnya dengan penuh antusias.
DEG!
Ja-jadian? Eliza dan Zayn Jadian? Kata batinku.
Seketika dadaku terasa sesak kembali, egoku berkata aku sudah melupakannya, tetapi hatikulah yang berkata jujur. Tetapi aku sendiri sama sekali tidak ada berniat sedikit untuk kembali padanya. dia mengecewakanku.
" Ke-Kei? Kau kenapa? Kenapa kau terlihat... sedih?" Tanya Eliza.
" Ti-tidak, aku tidak sedih, aku hanya kelelahan dengan semua kehidupan sekolah ini dan aku butuh istirahat sejenak " Jawabku kemudian merebahkan tubuhku di ranjangku lalu memijat ujung hidungku. aku tidak boleh terus begini.
" Kau yakin ? " Tanya Eliza meyakinkanku dan aku pun mengangguk lemas. " Baiklah, kalau begitu aku akan memanggil dokter untukmu " Lanjutnya lalu hendak meninggalkan ruangan ini, dan tiba-tiba tanganku menarik pergelangan tangannya.
" Selamat ya.. " Ucapku parau dengan sebuah senyum yang dipaksakan, Eliza pun mengangguk lalu mengelus puncak kepalaku sejenak dan pergi meninggalkanku untuk memanggil dokter.
Setelah dokter memeriksa keadaanku, aku pun beristirahat. Entah mengapa sejak Eliza mengatakan hal itu, aku jadi agak sedikit dingin dengannya. Tentu itu bukan aku, itu kemarahanku serta kecemburuanku.
Pun aku memejamkan mataku, melupakan semua yang mengganggu pikiranku, perasaanku, hatiku....
Aku menangis didalam kegelapan, gelap sekali, tidak ada cahaya sedikitpun..
" Jangan menangis lagi, aku akan selalu ada untukmu " Ucap seseorang yang entah siapakah itu, ia memelukku erat dan begitu hangat, tubuhnya membuat jantungku berdetak lebih kencang, suara seraknya bagaikan nyanyian para dewa yunani.
Aku menenggelamkan kepalaku dilehernya lalu menghirup aromanya dalam-dalam.
" Ka-kau siapa? " Tanyaku masih didalam dekapannya." Aku adalah orang yang tidak bisa melihatmu menangis, jadi janganlah menangis lagi " Jawabnya kali ini aku bisa melihat senyumnya, bibir tipisnya, lesung pipinya. Tetapi aku tidak bisa melihat jelas wajahnya, karena faktor penerangan yang kurang memadai.
" memangnya ada orang seperti itu? "
" ada. yaitu aku. " Jawabnya lalu ia mendekatkan wajahnya kearahku. tetapi aku masih tidak bisa melihat wajahnyaa yang tidak diterangi cahaya.
Tiba-tiba bibirnya yang basah menyentuh bibirku, melumatnya dengan sangat lembut. Menggigit bibirku dan menyuruhku untuk membuka mulutku, pun aku membuka mulutku dan membiarkannya masuk dan mengabsen seluruhnya yang didalam mulutku.
Aku pun membuka mataku dan mataku langsung terbelalak ketika menyadari orang tersebut adalah..
HARRY STYLES....
TO BE CONTINUED!
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DILEMMA [H.S]
Romance[COMPLETED] " Aku menemukan... " " Menemukan apa? " " Menemukan ini! " Ucap Harry sambil menunjukkan sebuah Bra merah muda terdapat tulisan punyanya Keira. " What is tha--! Oh my god! That's my bra! " Keira pun terkaget. Kenapa bra ku bisa ada di...