CHAPTER 27

295 29 0
                                    

ZAYN'S P.O.V

Aku sedang berjalan menyusuri halaman belakang sekolah, tiba-tiba aku mendengar suara seseorang menangis. Aku pun mencari suara tersebut dan menemukan seorang gadis berambut coklat sedang menangis di bawah pohon yang lumayan rindang. Aku tahu bahwa itu dirinya, Dia yang menghindariku selama beberapa hari ini. Di adalah Keira..

Aku menghampirinya untuk memastikan bahwa itu benar dia, hatiku hancur ketika melihat bahwa itu benar-benar Keira. Aku hancur ketika melihatnya menjadi kacau seperti ini, tubuhnya sedikit lebih kurus dan kata teman sekelasnya dia menjadi sedikit menjadi lebih pendiam. Itu benar-benar bukan gadisku, bukan gadisku yang periang. Aku tahu dia benar-benar mencintai Harry, baiklah mulai saat ini aku harus merelakannya bahagia walaupun bukan dengan diriku, aku akan membantunya.

Aku pun menatap wajahnya yang merah karena terus menangis, lalu dengan tangan yang bergetar aku mengapus air matanya dengan ibu jariku, aku sungguh senang bisa sedekat ini dengannya.

" Ha-harry.. " Ucapnya dan itu sedikit membuatku seperti ditusuk pisau secara tiba-tiba, tetapi aku langsung menarik nafasku dan menghembuskannya seraya mengontrol rasa sakitku ini.

" Kumohon jangan menangis lagi, Kei. Hatiku sakit melihatmu seperti ini " tanpa aku sadari, kata-kata itu yang keluar dari mulutku, ahh sialan! Aku terlalu terbawa perasan! Kata batinku.

Ia pun mengangkat kepalanya dan menatapku dengan sendu, ya tuhan aku ingin memeluk gadisku ini. Aku ingin menenangkannya seperti dulu, aku ingin mengecup bibir merah mudanya. Aku ingin dia menjadi milikku..

Bodoh! Buang rasa itu jauh-jauh Malik! Ucapku, tentunya didalam hati.

" Apa kau benar-benar sudah mencintainya? " Tanyaku, lalu ia terdiam untuk beberapa saat dan sampai akhirnya mengangguk. " Aku bisa membantumu " Lanjutku.

Ia membelalakkan matanya dan sebuah senyum kecil terukir diwajahnya. " Benarkah? Kau bisa menolongku? "

Aku pun menganggukkan kepalaku dan memberikan senyumku yang paling manis, yang tidak pernah kuberikan pada gadis manapun. Tubuhku menegang ketika tiba-tiba Keira memeluk tubuhku dengan sangat erat, ia membenamkan wajahnya didadaku, membuatku memanas dan detak jantungku berdetak lebih kencang.

" Terimakasih, Zayn. Maafkan aku jika selama ini aku selalu menghindarimu " Ucap Keira dan aku pun membalas pelukannya. Tapi hanya pelukan sebagai seorang teman.

*************

Saat ini aku berada tepat didepan pintu rumah orangtua Harry, aku tahu peluangnya sangat kecil jika aku bisa bertemu dengan Harry. Mengingat insiden saat Harry memergokiku berciuman dengan Keira, itu membuatku dijauhi oleh sahabat-sahabatku sendiri, dan aku tahu itu semua salahku. Aku harus memperbaikinya, memperbaiki hubunganku dengan teman-temanku, dan memperbaiki hubungan Harry dengan Keira.

Knock.. Knock...

Aku mengetuk pintunya sampai beberapa kali, lalu muncullah seorang perempuan yang sangat mirip dengan Harry, kutebak dia adalah kakak Harry. Karena wajahnya masih muda, seingatku namanya Gemma.

" Kau, uummm.. Siapa yaa.. Sepertinya pernah melihat.. " Ucapnya sambil mengetuk-ketuk dagunya dengan jari telunjuknya.

Aku memutar bola mataku dan tersenyum manis dihadapannya. " Aku Malik, Zayn Malik, temannya Harry "

" Ohh yups! Zayn! Silahkan masuk, Harry sedang berada dikamarnya. Dia sedikit lebih kurus, sudah beberapa hari ini dia mogok makan, biasanya dia yang paling suka makan di keluarga kami " Jelasnya dan aku pun terkekeh, dengan langkah besar aku menaiki anak tangga rumah Harry dan sampailah aku di sebuah pintu berwarna coklat dengan tulisan 'Hazza Si Tampan' di pintu tersebut.

Aku membuka pintunya perlahan dan mendapati seseorang duduk di pinggir jendela.

" Sudah kubilang aku tidak mau makan, pergilah! " Ucapnya yang seketika menghentikan langkahku. Lalu keheningan pun terjadi, dan sampai akhirnya ia pun menoleh kearahku, wajahnya terlihat sangat pucat dan seperti tidak bertenaga.

"Za-zayn? Sedang apa kau disini?"

"Ha-Harry? Apa yang terjadi denganmu?" Tanyaku disertai dengan rasa terkejut karena melihat keadaan Harry yang sangat kacau dan berbeda dari sebelumnya.

" Bukan Urusanmu, Keparat! Cepatlah pergi dari hadapanku! Aku sangat muak melihat wajahmu! " Sentaknya dengan matanya yang merah dan itu sedikit membuatku takut. Sebelumnya Harry tidak pernah semarah ini, apalagi berperilaku tidak menyenangkan kepada sahabatnya. Itu sama sekali bukan sifat Harry.

"Woah.. Santai saja, Mate. Sebelumnya aku meminta maaf karena telah menganggumu, tetapi kedatanganku kesini adalah untuk Keira " Jelasku dengan santai, dan terlihat perubahan wajah seram Harry menjadi Lembut dan kembali seperti biasanya.

" Keira? " Tanyanya dan aku pun mengangguk cepat. " Ba-bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja? " Lanjutnya dengan nada yang begitu rendah, aku bisa melihat kerinduan yang amat mendalam dimata Harry.

Aku tertawa sarkastis. "Kau bercanda? Sekarang Ia sama sekali tidak baik! Ia membutuhkanmu! Ia mencintaimu Harry!" Ucapku dengan nada yang cukup tinggi, hampir seperti sebuah sentakan.

" Omong kosong "

" Apa! Omong kosong katamu? Kau ini bodoh atau Idiot, Hah! Kau tidak bisa melihat dimatanya jika ia benar-benar mencintaimu? Ia menangisimu setiap hari, Harry! Ia mengharapkanmu! Kau tau, hatiku hancur ketika harus melihat gadisku menangis selama berhari-hari, aku ingin menolongnya tetapi aku tidak bisa berbuat apapun. Karena dia tidak mencintaiku, dia mencintaimu! Jika kau mencintainya, pasti kau akan merasakan hal sama sepertiku, Harry! " Sentakku dan kini suaraku semakin tinggi, aku benar-benar tidak bisa mengontrol emosiku. Sebegitu mudahnya ia berkata 'Omong-kosong' ? Jika saja dia bukan temanku, sudah sedari tadi aku menjadikannya daging cincang.

" Aku tidak mencintainya "

" Kumohon jangan membohongi dirimu sendiri, Harry! "

" Kubilang, aku tidak mencintainya! Apakah kau tuli Mr. Malik! " Ia berbalik menyentakku, dan kini emosiku benar-benar tidak dapat dikontrol lagi. Aku berjalan mendekat kearahnyaa lalu melayangkan tinjuku tepat diwajahnya.

Bruk!

" Katakan yang sebenarnya, atau aku akan membunuhmu! " Ancamku, kalian pikir aku benar-benar akan membunuh Harry? Oh tentu tidak, dia sahabatku dan aku bukan phsyco.

Lalu dia tertawa sarkastis dengan memar merah yang tampak di sudut bibirnya. " Ya, aku memang masih mencintainya. Aku sangat mencintainya, tetapi aku tidak bisa "

" Kenapa kau tidak bisa! "

" Karena penyakitku, Zayn. Dokter memfonis, umurku tidak lama lagi " Jawabnya dan seketika aku menjadi diam membisu dan tidak bisa berkata apapun.

TO BE CONTINUED!

Sumpah ini chapter kayanya gaje banget dehh, yasudahlahh.. Daripada kgk jadi yakk gakkk... Btw, konfliknya kurang greget ya gaess, maklumin aja.. Masih Nubi dan belum mahir bikin konflik.. Wkwkwk..

Don't forget to Vote And Comment ;)

MY DILEMMA [H.S]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang