Selama diperjalanan kami hanya terdiam dan bermain di fikiran kami sendiri, suasana begitu sunyi dan tidak ada topik yang ingin kubicarakan.
" By the way ide ayahmu bagus juga " Ucap Harry yang memecahkan keheningan diantara kami.
Aku mengerutkan alisku seraya bingung dengan ucapan Harry." Ide? Ide apa? "
" Ide untuk memberikan cucu untuknya " Balasnya dengan senyum seringgainya.
" Dasar otak mesum " Ucapku lalu meninju lengan kekarnya itu.
" Ouch! Kau menyakitiku babe.. " Balasnya sambil mengelus lengannya yang tadi kupukul.
" Uuu.. I'm Sorry aku sengaja " Ucapku dengan nada mengejek, lalu aku melihat Harry yang mengerucutkan bibirnya. " Habisnya kau berfikir yang aneh-aneh " Lanjutku.
" Aneh bagaimana? Aku kan belum menyelesaikan kata-kataku, maksudku kan kita akan membuatkan cucu untuk ayahmu jika kita sudah menikah nanti. Kau saja yang terlalu berfikir berlebihan " Balasnya lalu mengalihkan pandangan kearah lain. " Jangan-Jangan kau tidak sabar ya ingin menikah denganku " Lanjutnya dengan nada mengejek.
" Apaan sih " balasku dengan semburat merah diwajahku yang semakin menjadi-jadi dari sebelumnya, oh.. Great! Dia telah membuatku blushing!
" Cie.. Blushing ciee.. " Ucapnya sambil menyentuh pipiku, dan aku pun menyingkirkan tangannya lalu menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku.
" Aku tidak blushing " Balasku masih dengan telapak tangan yang menutupi wajahku.
Suasana kembali menjadi hening, aku merasakan seseorang bersandar di bahuku. Aku membuka telapak tanganku dari wajahku lalu melihat Harry yang sudah tertidur pulas di bahuku. " Dasar tukang tidur " Gerutuku lalu tertawa pelan.
Harry terlihat tampan pada saat tidur, seperti bayi suci yang baru dilahirkan. Aku mengambil ponselku lalu memotret Harry yang sedang tertidur, setelah 30 menit kemudian, Paul (Supir Harry) memberitahukan jika kami sudah sampai dibandara, aku pun membangunkan Harry yang sedari tadi masih tertidur di bahuku.
" Harry bangun, kita sudah sampai " Ucapku sambil mengguncang-guncangkan tubuhnya.
Harry pun menggerang, Oh.. Suaranya bangun tidurnya bagaikan nyanyian dewa-dewa yunani yang sangat merdu.
" Kita sudah sampai? " Tanyanya sambil merenggangkan otot-ototnya, aku pun mengangguk cepat, dengan malas Harry dibantu dengan Paul membuka pintu bagasi dan mengeluarkan koper milik kami.
" Terimakasih Paul " Ucap Harry setelah Paul membantunya membawa koper kami sampai masuk kedalam bandara, Harry melingkarkan tangannya di pinggangku, lalu ia terlihat seperti mencari seseorang. Pasti mencari Teman-temannya. Kata batinku.
" Oii!! Harry!! " Teriak seseorang yang kuyakini adalah Louis, Kami pun berjalan menghampiri Louis yang sekarang ini bersama dengan Niall, Liam, Zayn, dan Eliza, serta tiga gadis yang tidak aku kenal, tetapi sepertinya itu kekasih Louis, Niall, dan Liam.
" Hai guys! Sudah lama menunggu " Tanya Harry lalu memberikan pelukan hangat kepada keempat sahabatnya itu.
" Tidak, kami baru sampai " Jawab Niall.
" Oh iya, perkenalkan ketiga gadis kami " Ucap Liam sambil mengarahkan pandangannya ke arah ketiga gadis tersebut.
Aku dan Harry berkenalan dengan ketiga gadis tersebut, yang pertama bernama Demi, ia adalah kekasih Niall. Kedua bernama Danielle, ia adalah kekasih Liam, dan yang terakhir bernama Eleanor, ia adalah kekasih Louis. Well, menurutku mereka terlihat sangat cocok.
Kami pun bergegas naik ke pesawat ketika mendengar pihak bandara mengatakan bahwa pesawat kami akan berangkat sekitar 30 menit lagi. Kami mencari tempat duduk kami sesuai dengan yang tertera di tiket, begitu terkejutnya aku ketika aku tahu kalau aku duduk diantara Zayn dan Harry. SHIT! Bagaimana ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
MY DILEMMA [H.S]
Romans[COMPLETED] " Aku menemukan... " " Menemukan apa? " " Menemukan ini! " Ucap Harry sambil menunjukkan sebuah Bra merah muda terdapat tulisan punyanya Keira. " What is tha--! Oh my god! That's my bra! " Keira pun terkaget. Kenapa bra ku bisa ada di...