"Ah jadi kamu ternyata." Aro hanya berkomentar sependek itu dengan dingin. "Oke Bud, lanjut masuk ke rencana eksekusi." Aro langsung memulai rapat dengan cepat. Ia tidak lagi menatap Tori.
Tori hanya menghela nafas dan bersyukur dengan sikap acuh Aro. Ia tidak mau ada kesan salah didepan semuanya. Cukup dengan komentar singkat yang menyatakan kalau Aro mengenalnya hanya itu. Tapi tidak mau menjelaskan pada siapapun.
Sambil mengikuti jalannya rapat, Sisi menulis sambil meletakkan alat rekam. Tori dan Errol bertukar catatan karena sepertinya rapat itu begitu kaku karena tidak ada interupsi. Tori memberi banyak catatan yang diikuti komentar Errol.
Ada rencana pemotretan di Lombok, Gn. Bromo dan Pontianak untuk suasana back to nature. Sementara mereka juga melakukan pemotretan di luar yaitu Paris dan London untuk with fashion karena temanya adalah Back to nature with fashion. kemudian mereka memaparkan modelnya. 5 model, masing2 mewakili satu majalah. Lalu membicarakan anggarannya yang terlihat fantastis.
Budiman yang melakukan presentasi terlihat sangat tenang dan percaya diri. Ia memaparkan segala eksekusi konsep dengan apa adanya. Tori terus memberi catatan dengan lebih lagi, keningnya kian mengerut makin dalam.
"Ada yang mau disampaikan?" tanya Aro setelah Budiman selesai presentasi.
Karena tidak ada yang bergerak, Tori mengacungkan jari. "Maaf, saya harus bertanggung jawab pada siapa untuk semua majalah ini, saya keberatan harus dikomando oleh banyak orang, membingungkan diberi petunjuk oleh lebih dari satu orang. Menganggu proses pemotretan dan prosedur."
Budiman memandang Tori lalu Aro. Ia gelisah karena keputusan itu harus datang dari Aro. Tim Glitter cukup kerepotan mengurus produksi Glitter sendiri dan memantau edisi khusus ini. Budiman kekurangan orang dan Aro tahu itu. Setiap pemred akan memantau langsung majalah masing-masing.
"Baik, saya yang akan memantau langsung. Bud, kamu siapin detailnya ke Paul untuk menyesuaikan jadwal"
Keputusan Aro sontak membuat semua orang makin pucat. Itu artinya Aro akan aktif terjun untuk edisi kali ini. Semua orang makin gelisah dan melotot tidak senang pada Tori yang secara tidak langsung membuat kondisi tidak nyaman itu terjadi. Tapi Tori mengangguk tegas. Ia hanya bersikap profesional.
"Satu lagi, karena setiap majalah punya pasar masing-masing, saya ingin dimasukkan dalam setiap rencana brain storming masing-masing majalah. Penting bagi saya menyamakan persepsi. Setiap lokasi ini punya kesulitan medan sendiri, saya dapat membantu memberi masukan lokasi mana yang cocok agar tidak ada tumpang tindih pemotretan. Contoh, Bromo cocok untuk Glitter dan Adventure tapi tidak cocok untuk pasar majalah Eksekutif dan Bizare. London cocok karena budaya intelektualnya dan peradaban klasiknya sangat mendukung jadi cocok untuk majalah Eksekutif. Hutan pontianak tidak cocok untuk Eksekutif dan The Family yang beradab karena terlalu liar, Hutan pontianak lebih cocok disandingkan dengan Bizare, Glitter dan Adventure ..."
"Tunggu, kenapa Bizare jadi lebih cocok di Pontianak !!, Bizare majalah beradab tahu!" Sergah Sekar dari tempatnya, mengeram tidak suka ada yang mngatur. Oh ia sudah memimpikan London dan Paris.
"Maaf, Bizare saya lihat akan mengambil tema animal printing. Ini tema back to nature. Jika anda mengeluarkan corak macan tutul atau mantel bulu cerpelai, apakah akan cocok di tengah jalanan kota Oxford yang dipenuhi aura intelektual, urban dan modern? Saya mencoba semua ini tidak keluar jalur dan mengurangi beban properti di setiap lokasi."
Semua orang diam memandang Tori. Menyadari bahwa perempuan mungil nyentrik ini sudah menjalani banyak tempat. Bekerja untuk banyak perusahaan, dan pengalaman yang tidak bisa dianggap enteng hanya karena penampilannya seperti perempuan brandalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLD ME
Romance"Hubungan kita aneh dan absurd. Lo bahkan nggak suka cewek bertato, yakin mau lanjutin rencana para kakek ini?. Pernikahan ini, akan jadi neraka buat lo." "Neraka buat gue?, bagaimana dengan lo?," Aro mengangkat alisnya. Tori menyisir helai rambutny...