Bagian 36 : Sweetheart, You're belong to me

193K 11.1K 606
                                    

10 Tahun kemudian ....

Aro mendongak melihat informasi penerbangan asal London sudah mendarat. Hatinya lega juga dipenuhi rasa tak sabar. Isterinya sudah berada di London selama 5 hari untuk pemotreran peluncuran busana musim semi sebuah rumah mode terkenal.

Walau Tori sudah nyaris tidak menerima tawaran pemotretan ke luar negri, ada saja pengecualian. Ya teman dekatlah, ya balas jasa lah, ya bayar hutang lah, banyak info yang lain. Dan itu juga yang membuat mereka punya alasan jalan-jalan ke luar negri. Tapi kali ini Ia tidak bisa menemani karena bertepatan dengan rapat pemegang saham. Selama 5 hari, ia menderita rindu akut, kesepian berat, dan lelah luar biasa. Ia harus sendirian merawat 4 anak mereka!

"Pap, itu pesawat Mam kan?" Unjuk Andreas anak kembarnya yang nomor 2 dan berusia 7th.

"Hmm, ya." Aro mengangguk sambil mengusap kepala putranya itu. Ia menoleh ke arah tempat duduk tunggu dimana Bik Inah menjaga yang lain. Ia bersyukur anak-anaknya cukup patuh dengan perintah tegas Tori "jgn berkeliaran di tempat ramai, tetap dekat dengan saudara-saudaramu, Mam akan marah kalau kalian tidak nurut." Dan tidak ada yang mau melihat Tori marah.

Lalu ia melihat Alex putra sulungnya yang berusia 9 th, merelakan bahunya jadi sandaran Ange, putri bontotnya satu-satunya yang berusia 5 th. Dan Anthony putra kembar nomor 1 nya sedang asyik menggambar di buku sketsanya. Tori tidak mengijinkan mereka main di game elktronik. Toh anak-anak mereka lebih suka aktivitas luar ruang.

Mereka semua menolak untuk tinggal di rumah. Ini pertama kali dalam hidup mereka ditinggal pergi oleh Tori, apalagi hingga 5 hari. Bahkan Ange sampai menangis tiap malam dan terpaksa ia tidur dengan Aro. 3 putranya tidak nafsu makan. Andreas bertanya setidaknya 5 kali dalam sehari. Walau Tori menelepon setiap hari, setiap ia break, tetap saja anak-anaknya sangat merindukan sosok Tori.

Hingga Aro melihat 3 sosok wanita. Satu sosok mungil berjalan di depan dengan cepat, 2 lainnya memiliki tinggi rata-rata mengekor dengan kecepatan yang nyaris sama.

Dalam waktu 10 th, keimutan Tori nyaris tidak berubah. Terlebih ia memotong pendek rambutnya hingga setegkuk, tidak akan ada yang percaya wanita itu sudah 42th dan sudah punya 4 anak!.

Andreas yang melihat Tori langsung teriak dan berlari menyambut Tori. "MAAAAAMMMA!." kontan 3 saudaranya yang lain juga meloncat dan mnghambur kearah Tori. Pertemuan histeris ibu dan anak-anaknya, juga mengundang haru.

"Oh ya Tuhan lihat kalian, oh mam rinduuuuu." Tori berusaha memeluk mereka semua dalam pelukannya. Berlutut dan menciumi mereka satu-satu penuh cinta dan rindu. Anak-anak berhimpitan bergelung dalam pelukan Tori. Ada yang menangis, juga menahan tangis

"Halo Mas Aro," sapa Erika ramah sambil Tori sibuk dengan anak-anaknya.

Aro tesenyum dan menepuk pipi Erika yang merona sehat. Setelah pengobatan 2 th di Jerman, ia pulang dengan kondisi sehat. Saat ini ia sedang belajar fotografi dari Tori sambil menyelesaikan kuliahnya.

"Bagaimana kabar papa dan mamamu?," Aro bertanya soal oom Sultan dan bibi Ratna yang memang sudah menikah tidak lama setelah Aro dan Tori menikah. Mereka sedang bulan madu, entah yang keberapa, keliling Eropa dan karena pekerjaan Erika bisa sebentar bertemu mereka di London.

"Mereka sangat sehat, sangat bahagia. Aku nggak bisa dekat-dekat mereka terlalu lama. Mengumbar kemesraan terus. Mata sampai sakit!." Erika pura-pura mengeluh, kenyataanya ia bahagia. Ia memiliki ibu yang juga mencintainya, dan ayahnya kembali dipenuhi kebahagiaan.

Aro menanggapi dengan tawa dan mengusap kepala Erika lagi.

"Haduhh, anak-anakmu memang rindu sekali sampai begitu ya." Komentar Sisi sambil memandang adegan Tori dan anak-anak penuh haru.

"Errol tumben nggak jemput sama anak-anak juga?." Tanya Aro bingung.

"Kantor ada yang rusak, tukang hari ini datang. Anak-anak dititip ke Rumah singgah biar Bu Nani bisa bantu awasin." Sisi menaikkan bahu pasrah.

Tori akhirnya berdiri dan menatap Aro sambil melangkah mendekat. Aro juga langsung menghampiri dan meraup tubuh Tori ke dalam pelukannya serta melahap bibirnya tanpa ragu atau malu. "Aku rindu setengah mati pada mu." Bisik Aro diatas bibir Tori yang lembut. Kemudian menciumnya dalam.

Aro dan Tori tidak menutupi kemesraan mereka didepan anak-anak. Biar mereka tahu betapa luar biasa bisa mencintai dan dicintai. Biar mereka tahu, orang tua mereka saling mencintai. Biar mereka tahu, mereka ada karena cinta.

Ketika malam menjelang dan Tori telah mengantar anak-anaknya tidur, Tori menyusup ke pelukan Aro diatas tempat tidur. Mereka telah menikah 10 th. Selama itu, Tori sangat bahagia. Ia punya keluarganya sendiri. Walau Aro menentang semua kehamilan Tori yang beresiko tinggi terhadap kesehatannya, Aro tetap setia mendampingi setiap kehamilannya. Mereka juga tetap bertengkar, tapi juga tetap berbaikan. Tahu apa yang paling penting. Cinta mereka, keluarga yang telah mereka bentuk. Juga cinta yang makin kuat.

"Pemotretanmu lancar cintaku?" Tanya Aro sambil mengecup kening Tori dan mengeratkan dekapannya.

"Hmmm semua bekerja sama dengan baik. Gimana selama aku tinggal Bisnis dan urus anak-anak lancar?" Tori menepuk dada Aro lembut.

"Hah, haduhhhh stress. Anak-anak nggak nafsu makan. Ange terpaksa tidur sama aku karena nangis nyari kamu tiap malam. Setiap saat Andreas nanya. Isi sketsa Tony hanya mama lagi foto, mama lagi mangku aku, mama lagi bacain buku cerita, mama mama mama. Alex walau sangat tenang dia sering buka album foto-foto lihat muka kamu lama-lama. Aku nggak tahu cara menghibur mereka karena aku juga rindu padamu. Aku sulit konsentrasi kerja karena menghawatirkan mereka. Aku nggak tahu bagaimana kamu bisa merawat anak-anak sambil tetap masih bisa bekerja?." Aro mendesah kuat-kuat.

Tori tersenyum maklum, ia lebih sering bersama anak-anak dibanding Aro. Ia mencurahkan semua hatinya saat bersama mereka. Aro kebetulan mencurahkan waktu dan hati sepenuhnya hanya saat akhir pekan atau liburan. Hari-hari biasa ia sudah sangat lelah dengan urusan perusahaan. Tapi Aro sungguh-sungguh ayah yang sangat baik, perhatian dan sabar. 5 hari, kata anak-anak Pap sama sekali tidak pernah marah.

"Kuncinya hanya .... lakukan satu satu dengan sabar." Tori menengadah dan menatap Aro yang juga kemudian menatapnya.

Aro mengamati Tori dan merasa betapa cantik dan luar biasa isterinya. Tiap detik, ia tidak berhenti bersyukur mendapatkan Tori. Ia kemudian menunduk dan mengecup bibir lembut namun dalam.

"Aku mencintaimu Tori. Sangat mencintaimu." Ungkap Aro dengan mata berkaca. "Hanya bersamamu aku merasa sangat utuh. Aku merasa sempurna karena ada kamu."

"Aku juga mencintaimu."

Saat ini ia berada dalam pelukan dari pria yang sangat ia cintai, ayah dari anak-anaknya. Itu semua lebih dari cukup. Ia bersyukur diberi kesempatan untuk bahagia. Hidup mengajarkannya ia bisa kehilangan segalanya bahkan keluarganya. Tapi jika setiap saat bersyukur dan memberikan yang terbaik, maka tidak ada penyesalan. Karena ia bahagia. Sesederhana itu.

***Finish***

____________________________________

Note :
Untuk semua yang sudah baca, vote, message untuk cerita perdana gue di sini, gue ucapkan terima kasih. Semua dukungan, masukan, kritikan, gue terima sebagai pembelajaran yang berarti banget.

Salam hangat selalu, sampai ketemu dikisah selanjutnya.

Broken Wing.

Kisah gadis penari ballet berbakat yang mengalami kecelakaan hingga tidak bisa lagi menari. Kisah pemuda penari yang miskin tapi berbakat yang berjuang di dunia tari yang keras. Kisah pemuda yang punya segalanya kemudian jatuh cinta pada gadis galak berambut merah.

Ini kisah percintaan, pasti. Tapi juga soal keluarga, persahabatan, perjuangan, pemahaman dan kasih sayang.

HOLD METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang