Devil - 25

8.7K 499 0
                                    

"Besok pasti kita bertemu" sahut Dina sambil tersenyum. Dina pun kembali berjalan memasuki hutan yang lebih gelap.

Sepeninggalan Dina..

HAAAPP

"Aku menemukanmu, Kakak" lirih gadis berambut panjang.

"Nona, apa kita langsung menemui Nona Dina?" sahut lelaki bersuara bass.

"Jangan dahulu, Lang. Lebih baik kita masih mengamati secara diam-diam terutama alasan Kak Dina yang tersenyum" Iris merah tersebut bercahaya.

"Baik Nona Shana. Kami akan mengikuti perintah Nona" sahut Gilang salah satu pengawal.

"Kenapa Kak Dina tersenyum? Rafael? Siapakah dia?" pikir Shana.

"Kita jangan meninggalkan jejak maupun ketahuan kak Dina, sembunyikan aura kalian!" ucap Shana.

"Mengerti?!" lanjut Shana. Iris merah kembali menyala.

"Mengerti!" jawab dua pengawal bersamaan.

"Ayo pergi!" seru Shana.

WUUSSTT

Hari yang ditunggu telah tiba, malam hari seakan di pagi hari. Ramai! Suara anak kecil, gelak tawa, tawar menawar, maupun suara mesin permainan.

Rafael terlihat senang, senyum yang selalu dikembangkan menghiasi wajahnya. Pemuda sipit ini memakai kaos berwarna biru dengan jaket biru gelap karena cuaca sedang berangin, celana olahraga hitam dengan garis putih di sebelah kanan dan kirinya, dan tak lupa kacamata dengan bingkai hitam.

Setiap orang yang ditemui, Rafael menyapanya, memberikan senyuman, maupun membalas sapaan penduduk.

"Selamat malam, Kek"

"Malam juga"

"Mau menemui teman, Nek"

Saat hampir di perbatasan hutan dan desa, Rafael mempercepat langkahnya kemudian dia menghentikan langkahnya. Senyum yang sudah terpasang di wajahnya semakin melebar.

THE SWEETEST DEVIL [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang