Devil - 19

9.5K 547 2
                                    

"Sedang mikirin apa sih?" tanya Rafael.

"Luka di sudut bibir kamu" sahut Dina.

"Aku gak apa-apa kok" ucap Rafael sambil mengelus rambut Dina.

"Lusa gantian aku yang akan traktir makan. Banyak permainan pula. Nanti satu per satu bisa kita coba permainannya" ucap Rafael.

"Aku gak mau" sahut Dina.
Rafael menghentikan makannya dan menatap Dina.

"Kenapa?" tanya Rafael.

"Nanti penduduk desa ketakutan" jawab Dina.

"Kamu masih menyimpan jaket pemberianku?" tanya Rafael. Dinapun mengangguk.

"Kamu pake saja itu dan penduduk desa gak akan tahu. Aku jamin" ucap Rafael.

"Jadi gimana? Mau ya?" tanya Rafael.

"Iya" jawab Dina.

"Nah gitu dong" ucap Rafael.

"Tapi besok kita gak bisa bertemu. Aku sibuk menyelesaikan pekerjaanku agar lusa aku bisa mengajak kamu ke pasar malam" lanjut Rafael. Dina hanya diam. Terlihat kesedihan di wajah Dina.

"Iya. Gak apa-apa" lirih Dina.

"Senyum dong" ucap Rafael. Dina mencoba tersenyum dan Rafael pun ikut tersenyum.

Tangan kanan Dina terangkat dan menekan pelan sudut bibir Rafael.

"Aaaww.." refleks Rafael.

"Masih sakit?" tanya Dina.

"Sudah nggak" jawab Rafael.

"Bohong. Kalau gak sakit kenapa mengaduh" sahut Dina.

Tangan Rafael memegang telapak tangan Dina yang masih berada di sudut bibirnya.

"Jangan mencemaskan aku, sakitnya masih kerasa. Tapi dikit kok" ucap Rafael. Dina pun tidak bertanya lagi. Tangannya ia turunkan.

"Aku jatuh tadi. Sekarang sudah gak apa-apa kok" lanjut Rafael.

"Kalau ada orang yang menyakitimu, beritau aku" ucap Dina. Iris hijau itu kembali bercahaya menunjukkan ketidaksukaan.

THE SWEETEST DEVIL [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang