Devil - 39

8.2K 428 3
                                    

KRAUKK

Gigitan apel terakhir.

"Kamu lapar?" tanya Dina. Rafael menganggukkan kepalanya.

"Habiskan saja semua" ucap Dina. Rafael tersenyum lalu mengambil kembali buah apel. Dina hanya memperhatikan dari samping.

"Kita makan saja ya. Kamu belikan saja aku makanan, nanti kita makan berdua" saran Dina.

"Aku mau belikan kamu ice cream" ucap Rafael sambil menengok ke Dina.

"Uangnya buat beli makanan saja ya. Aku lapar" Dina berbohong.

"Belum makan tadi?" tanya Rafael. Dina menggelengkan kepalanya.

"Mau makan apa?" tawar Rafael.

"Ada gak makanan yang banyak tapi harga terjangkau?" tanya Dina. Rafael pun memikirkannya.

"Bakso?" sahut Rafael.

"Makanan apa itu?" tanya Dina.

"Makanan dari daging. Semoga kamu suka" ucap Rafael. Dina pun menganggukkan kepala.

"Akhirnya sampai di pasar malam" sahut Rafael saat mereka tiba di pintu masuk.

"Ayo, kita langsung menuju abang bakso" Rafael menarik tangan Dina.

Saat ada tempat sampah, Rafael membuang bungkusan plastik yang isinya telah masuk semua ke perut.

"Bang, pesan dua mangkok bakso dan dua gelas es jeruk" ucap Rafael.

"Kita duduk di sana" ajak Rafael.

"Raf..." sahut Dina. Rafael melihat ke arah samping.

"Aku takut ketahuan" lirih Dina sambil menunduk. Rafael semakin erat menggenggam jemari Dina.

"Tenang. Ada aku di sini" bisik Rafael tepat di telinga Dina.

Suasana warung bakso sedang ramai. Banyak yang sedang duduk, makan, dan bercanda.

"Apa kita gak jadi makan saja?" tanya Rafael. Dina termenung kemudian menggelengkan kepalanya.

"Kamu harus makan" lirih Dina.

Rafael menarik tangan Dina dan melangkah menuju abang bakso.

"Bang, kita makan di luar. Nanti pesanannya dibawa ke luar ya" ucap Rafael.

"Silahkan. Nanti pesanannya kita antar" ucap Abang penjual bakso.

"Terima kasih" sahut Rafael.

"Ayo kita makan di luar. Cari tempat yang tidak seramai di dalam" ucap Rafael sambil berjalan ke luar warung. Rafael mencari tempat yang pas.

"Kita duduk di sana ya" Rafael menunjuk bangku panjang di sebelah kiri lampu jalan letaknya sekitar tiga puluh meter di depan mata.

"Maaf" sahut Dina saat mereka sudah duduk.

"Tidak apa-apa, Dina. Gak perlu minta maaf" ucap Rafael.

"Gak jadi belikan kamu ice cream, gantinya es jeruk" Rafael terkekeh.

Pesanan dua mangkok bakso dan es jeruk sudah diantar oleh pelayan.

"Terima kasih. Ini uangnya bang" ucap Rafael sambil memberikan beberapa lembar uang kertas.

"Nanti mangkoknya tinggal saja. Kita yang mengambil" ucap abang pelayan. Setelah menerima uang dari Rafael, dia pun pergi.

"Ini namanya bakso" ucap Rafael. Dina pun melihat semangkuk bakso di tangannya.

"Aku potongin menjadi kecil biar kamu mudah untuk makan" ucap Rafael mengambil mangkok dari Dina dan memotong bakso menjadi lebih kecil.

"Nah! Coba ini" Rafael menyodorkan garpu yang terdapat potongan bakso.

Dina pun membuka mulut dan mencoba memakannya.

"Enak" sahut Dina.

"Coba kuahnya" Rafael menyodorkan sendok yang terdapat kuah bakso.

"Rasanya aneh" sahut Dina. Rafael pun tertawa kecil.

"Kalau begitu makan baksonya saja" Rafael memberikan mangkok ke Dina.

"Mari makan" ucap Rafael sambil mengambil mangkok bakso yang berada di sampingnya. Dina pun makan potongan bakso dengan perlahan.

"Pelan-pelan, Raf" sahut Dina melihat Rafael yang makan dengan cepat. Rafael pun terkekeh.

"Aku sudah kenyang" ucap Dina. Rafael pun menengok ke arah Dina.

"Ini terlalu banyak" sahut Dina. Rafael melihat mangkok Dina yang masih ada separuh porsi bakso.

"Kamu diet?" tanya Rafael. Dina pun tertawa kecil lalu menggelengkan kepala.

"Kamu sudah cantik jangan pake diet" ucap Rafael. Semburat merah muda menghiasi wajah Dina.

THE SWEETEST DEVIL [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang