Devil - 22

9.2K 530 0
                                    

Setelah dirasakan tidak ada lagi darah yang keluar, Dina pun menjauhkan bibirnya.

"Bagaimana rasanya?" tanya Rafael.

"Manis" jawab Dina.

Rafael pun tertawa setelah mendengar jawaban dari Dina.

"Sepertinya harus diet gula nih" ucap Rafael sambil terkekeh.

"Tadi kamu bilang ada adik perempuan. Bagaimana ciri adik perempuanmu?" tanya Rafael.

"Dia berbeda dibanding aku. Dia memiliki rambut panjang, iris mata dia adalah merah" jawab Dina.

"Apa perbedaan iris hijau dan merah?" sahut Rafael.

"Setiap iris menandakan unsur bumi" ucap Dina.

"Maksudnya?" jawab Rafael.

"Warna biru menandakan air, merah adalah api, hitam adalah tanah, hijau adalah hutan, putih adalah angin, kuning adalah cahaya" jawab Dina.

"Apakah itu alasannya kamu bersembunyi di hutan?" tanya Rafael.

"Mungkin. Hutan bagiku tempat yang paling nyaman" sahut Dina.

"Lalu adik kamu, apa nyaman dekat perapian?" ujar Rafael.

Dina tertawa kecil. "Dia mudah marah. Sekali tersinggung, dia tak akan mengampuni korbannya"

"Masih banyak yang ingin aku tanyakan tapi sudah waktunya aku kembali ke desa. Lusa kita akan ketemu lagi" ucap Rafael. Dinapun mengangguk.

"Aku tunggu di perbatasan hutan ya. Terima kasih untuk makan siangnya." sahut Rafael sambil mengusap puncak kepala Dina.

Rafael pun berdiri diikuti oleh Dina.

"Jaga dirimu baik-baik. Apakah kamu mau menemani ke perbatasan hutan?" tanya Rafael.

"Mau tapi aku gak bawa jaket" jawab Dina.

"Penduduk desa sedang sibuk mempersiapkan pasar malam. Saat ini tidak ada yang memasuki hutan" ucap Rafael. Terlihat wajah Dina penuh kelegaan.

THE SWEETEST DEVIL [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang