Devil - 10

12.3K 649 0
                                    

Keesokan harinya...

Sreeekk.... Sreekkk...

Suara dedaunan di hutan bagai senandung kesedihan untuk Dina.

"Ah, bodoh! Aku gak tahu kapan Rafael akan datang. Kenapa kemarin aku gak tanya itu?!" ucap Dina sambil memukul kepalanya.

Haaahh...
Dina menarik napas dalam-dalam dan membuang perlahan, kemudian dia bersandar di pohon yang rindang. Memejamkan matanya dan menikmati suara-suara hutan.

Matahari semakin naik, tentunya semakin terik. Peluh terasa di kening Dina. Namun, dia tidak beranjak sedikitpun dari tempat bersandarnya. "Aku akan menunggu..." batin Dina.

Udara panas semakin menerpa wajah Dina. Rasa lelah juga sudah menghampirinya. Namun dia mencoba menekan lelah menunggu Rafael selain itu emosi sudah mulai menguasainya.

"Apa kamu mempermainkan aku?" ucap Dina lirih.

Belum ada tanda-tanda kehadiran pemuda sipit yang dia tunggu. Suara dedaunan tak mampu memberi ketenangan.

"Arrgh!! Seharusnya aku tidak mempercayai manusia!!" sentak Dina.
Mata yang terpejam kini terbuka, iris mata hijau berkilau menunjukkan emosi yang sedang dia redam.

"Termasuk aku....??" sahut suara dari balik pohon. Seketika Dina berbalik, dia melihat pemuda tinggi tegap yang sedang bersandar di pohon.

"Hei..." sapa pemuda tersebut sambil tersenyum, memamerkan lesung pipitnya.

"Kamu tak merasakan kehadiranku?" tanya pemuda berlesung pipit sambil mendekati Dina.

"Kenapa aku tak merasakan baunya?" batin Dina.

Pemuda berlesung pipit mengangkat tangan kanannya dan meletakkan di puncak kepala Dina. "Aku menepati janji kan...." sahutnya sambil tersenyum.

"Maaf..." ucap Dina sambil menundukkan kepala.

"Aku juga minta maaf telah membuatmu menunggu. Mungkin seterusnya aku datang menemui siang hari seperti saat ini" ucap Rafael.

"Kamu memaafkanku?" tanya Rafael.

"He.emb" jawab Dina sambil menganggukkan kepala.

THE SWEETEST DEVIL [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang