Devil - 37

8.1K 412 0
                                    

Pagi hari telah datang. Roda kehidupan mulai bergerak. Sinar mentari yang masuk melalui jendela mengganggu tidur pemuda bertubuh jangkung. Mata sipitnya perlahan membuka. Dia pun berdiri dari tempat tidur dan mulai masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.

"Alasan apalagi jika bertemu Dina?" sahut Rafael saat menatap cermin.

Terlihat bekas lebam di sudut bibirnya.

Rafael segera berpakaian dan memulai aktifitasnya. Kaos lengan pendek berwarna abu-abu dan celana olahraga berwarna senada telah melekat di tubuhnya.

"Pagi" ucap Ilham saat Rafael berada di kebun belakang Om Hendrawan.

"Pagi" balas Rafael.

"Rafael!!" seru suara yang tak asing untuk Rafael saat berjalan bersama Ilham untuk membersihkan halaman belakang. Rafael pun membalikkan tubuhnya.

"Om Hendra.." lirih Rafael. Ilham pun menghentikan langkahnya.

"Kamu pergi saja dulu, Ham" ucap Rafael.

"Semoga tidak terjadi apa-apa" ucap Ilham sambil menepuk bahu Rafael.

Rafael pun melangkahkan kaki menuju Om Hendrawan.

"Tugasmu kemarin sudah selesai?!" ucap Om Hendrawan.

"Sudah" sahut Rafael.

"Bagus! Sekarang kembali kerja dan selesaikan! Jika kamu masih ingin pergi di malam hari" ancam Om Hendrawan.

"Baik" ucap Rafael kemudian membalikkan badan dan berjalan meninggalkan Om Hemdrawan.

Saat menuju ke tempat Ilham, Rafael memegang kepalanya yang mulai berdenyut.

"Kenapa tiba-tiba kepalaku sakit?" pikir Rafael. Terlihat Ilham melambaikan tangannya, segera Rafael mempercepat langkahnya.

"Aku membersihkan di sebelah kiri dan kamu sebelah kanan, Raf" ucap Ilham.

"Oke" sahut Rafael.

"Kamu kenapa?" tanya Ilham saat melihat tangan Rafael yang memijat kepala.

"Kepalaku tiba-tiba sakit" ucap Rafael.

"Sepertinya kamu kemarin seharian belum makan" terka Ilham. Rafael pun mengiyakan di dalam hati.

"Kamu tunggu di sini" ucap Ilham. Rafael pun tidak mengerti rencana Ilham.

Ilham berjalan dan berbincang dengan gadis berambut sebahu dan memiliki gigi gingsul. Semakin membuat manis parasnya. Tak butuh waktu lama, Ilham kembali dengan membawa sesuatu di tangannya.

"Makan dulu, Raf" ucap Ilham sambil menyerahkan satu bungkus roti dan segelas teh hangat ke Rafael.

"Aku merepotkan kamu dan Lala" ucap Rafael menerima pemberian Ilham.

"Nggak kok. Aku jadi bisa ketemu dia" Ilham terkekeh.

"Terima kasih, Ham" sahut Rafael.

"Aku mulai kerja dulu, Raf" ucap Ilham sambil bergerak ke bagian kiri. Rafael pun menganggukkan kepala.

Rafael menatap roti dan segelas teh hangat lalu berjalan ke bagian kanan untuk mencari tempat berteduh. Di bawah pohon yang rindang, Rafael duduk dan membuka bungkus roti dan mulai memakannya. Setelah roti telah habis, perlahan Rafael meminum teh yang hangat.

"Ini lebih dari cukup daripada tidak sama sekali" ucap Rafael.

Rafael berdiri dan memulai pekerjaannya. Bayangan Dina melintas di pikirannya membuat semangat menyelesaikan pekerjaannya dengan segera.

Pagi bergerak menuju siang yang terik. Walau terik, Rafael masih bersemangat bekerja. Siang yang terik pun perlahan menghilang berganti dengan jingga di langit.

"Akhirnya semua selesai tepat waktu" ucap Rafael sambil tersenyum. Rafael pun berjalan kembali ke kamarnya untuk bersiap.

"Kerjaanmu sudah selesai?!"

THE SWEETEST DEVIL [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang