Devil - 40

8.9K 438 1
                                    

"Kamu sudah cantik jangan pake diet" ucap Rafael. Semburat merah muda menghiasi wajah Dina.

"Kamu saja yang makan daripada dibuang" ucap Dina mengalihkan perhatian.

"Kalau kamu maksa, aku terima" Rafael terkekeh. Dina menyerahkan mangkok baksonya dan Rafael menerimanya.

"Aku habiskan punyaku dulu" Rafael meletakkan mangkok bakso Dina di samping kanan.

"Coba minumannya" sahut Rafael.

Dina pun mengambil segelas es jeruk dan mencoba meminumnya.

"Manis" sahut Dina.

"Kamu suka?" tanya Rafael. Dina pun menganggukkan kepalanya.

"Habiskan saja" ucap Rafael.

Setelah menghabiskan bakso miliknya, Rafael mengambil bakso yang ada di sampingnya.

"Buka mulutmu. Aku ingin menyuapi kamu" sahut Rafael. Dina pun menengok ke Rafael.

"Aku sudah kenyang" ucap Dina.

"Ini kita makan berdua. Aku juga makan kok" Rafael.

Rafael menyodorkan sendok berisi bakso ke hadapan Dina. Dina pun perlahan membuka mulutnya dan Rafael mulai menyuapi.

"Gantian kamu yang makan" ucap Dina sambil mengunyah bakso. Rafael pun menganggukkan kepala.

"Kita istirahat bentar ya. Aku terlalu kenyang. Gara-gara kamu nih" ucap Rafael setelah menghabiskan dua mangkok bakso dan es jeruk. Dina pun tertawa kecil.

"Kamu pasti capek seharian ini. Tidur saja bentar nanti aku bangunkan" ucap Dina.

"Pinjam bahunya" sahut Rafael.

Dina pun menganggukkan kepala.
Rafael pun bersandar di bahu Dina, memejamkan mata sipitnya dan mulai tertidur. Tangan Dina mulai bergerak membelai rambut Rafael.

"Apa yang terjadi sama kamu, Rafael?" batin Dina saat melihat dari dekat sudut bibir kiri Rafael yang lebam.

Bibir Dina bergerak mendekati puncak kepala Rafael dan menciumnya sekilas. Angin berhembus dan aroma rambut Rafael tercium oleh Dina.

"Wangi yang aku rindukan" sahut Dina dengan suara pelan.

"Aku juga merindukan kamu" sahut Rafael dengan mata terpejam.

"Eh!" sahut Dina terkejut.

"Jangan bergerak, Dina. Aku masih ingin bersandar di bahumu" ucap Rafael.

Rafael tidak mengetahui jika wajah Dina sudah seperti tomat. Dina pun hanya diam, seakan sulit mengeluarkan kata-kata. Tangan Rafael bergerak untuk memeluk Dina dari samping.

"Tahukah kamu, bahumu adalah tempat ternyaman untukku" ucap Rafael membuka mata sipitnya.

"Aku merindukan kamu" lanjut Rafael sambil mengangkat kepala dan meletakkan dagu di bahu Dina.

Rafael menunggu reaksi Dina namun Dina hanya mematung.

"Kamu gak nyaman ya? Maaf" ucap Rafael sambil melepaskan pelukannya.

Rafael menatap ke depan dengan badan tegap. Tidak ada pembicaraan diantara keduanya. Dina pun menoleh ke arah Rafael, memperhatikan raut wajah Rafael kemudian menunduk dan memainkan ujung jaket yang dipakainya.

"Mmm... Sebenarnya aku juga rindu" sahut Dina memecahkan keheningan. Rafael sontak menengok ke Dina.

"Aku hanya tak percaya ada seseorang yang merindukanku" lanjut Dina.

THE SWEETEST DEVIL [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang