Devil - 14

10.5K 564 0
                                    

Rafael mengayunkan tangan kanannya dan memegang pipi Dina. "Sudah jangan cemberut. Semakin imut loh" goda Rafael.

"Oh ya ini gimana menyalakan apinya? Aku ga bawa pematik" tanya Rafael kebingungan.

"Tenang aja" Dina menyerahkan kedua kelinci yang dia bawa untuk diserahkan ke Rafael.

Dina melangkah ke tumpukan ranting kemudian dia berjongkok. Dia menghirup udara perlahan dan dihembuskan di depan ranting.

WHUUSSS...

Rafael terkejut apa yang telah disaksikannya. Hembusan yang dikeluarkan dari bibir Dina bukan angin melainkan api!

"WOW..." ceplos Rafael. Dina menengok ke arah Rafael kemudian tersenyum.

"Apa bisa kamu membunuh kelinci itu dengan wajar? Maksudku jangan mengigitnya." tanya Rafael.

"Pake ini?" ucap Dina sambil memperlihatkan kuku di jari telunjuknya yang perlahan memanjang dan runcing.

"Oke. Tepat di lehernya, nanti darahnya bisa kamu hisap, tapi dengan perlahan ya" ucap Rafael.

"Kenapa?" tanya Dina.

"Akan aku ajari cara menjadi devil yang manis" jawab Rafael. Dina terkekeh mendengarnya.

Dina pun berdiri dan menuju ke arah Rafael.

"Kelincinya?" pinta Dina.

"Satu saja dulu" ucap Rafael sambil menyerahkan satu kelinci ke Dina.

Satu kelinci lainnya ada di telapak tangan kiri Rafael. Perlahan Rafael mendekapnya dan mulai mengelus kelinci dengan tangan kanannya. Tanpa dia sadari, Dina memperhatikan tindakan Rafael.

Dina tiba-tiba tersenyum melihat Rafael yang mengelus badan kelinci. "Kenapa?" tanya Rafael saat melihat senyuman Dina.

"Tidak ada apa-apa" jawab Dina. Dina pun melihat kelinci yang ada di tangan.

"Leher. Hisap darah perlahan" pikir Dina.

Kuku jari telunjuk memanjang dan runcing, kemudian diletakkan tepat di leher kelinci.

SREETT!!

THE SWEETEST DEVIL [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang