Sebulan kemudian..
Belum lama mereka berpacaran, mereka sudah harus menghadapi masalah lagi. Digo mencoba menjauh dari sisi. Dia selalu menghindar dari sisi. Sisi merasa tidak pernah memiliki masalah saat pacaran. Tiba-tiba saja digo berubah. Sisi curiga dengan digo yang sudah tidak suka lagi padanya.
Sisi hanya mengandalkan keberuntungan saat ini, keberuntungan bertemu. Sisi selalu berharap bisa bertemu digo dna berbicara padanya dengan baik-baik. Tapi sayang sekali digo selalu menghindar darinya. Sisi sempat bertemu dengan digo di koperasi sekolah. Sisi mencoba berbicara dengan digo, tetapi digo hanya diam dan tidak ingin menatap wajah sisi.
Hari ini sisi akan pergi ke kelas digo bersama nayla. Saat tiba disana, sisi melihat nama digo tertullis di papan absen. Tristan keluar kelas saat melihat nayla di ambang pintu.
"ngapain kesini?" tanya Tristan.
"digo kenapa gak masuk? Lo tau kenapa?" tanya sisi.
"gue gak tau, keterangannya aja alfa." Jawab Tristan.
"lo yakin gak tau?" tanya sisi.
"sumpah gue gak tau" jawab Tristan. "dia belakangan ini jadi aneh"
"maksudnya aneh?" tanya sisi.
"dia sering nginep di rumah gue, dia jarang tidur karna kepikiran sesuatu, dia juga males sekolah" jawab Tristan.
"kenapa dia nginep di rumah lo?" tanya sisi.
"gue juga gak tau, dia gak mau cerita. Dia gak tau diri, sudah nginep gak ada bicara apa-apa lagi ke gue. gue sama dia diem-dieman aja" kata Tristan.
"aneh." Kata sisi.
"tris, gak ada yang lo sembunyiin kan?" tanya nayla.
"engga, aku ga sembunyiin sesuatu dari kamu atau sisi" kata Tristan.
Keesokan harinya..
DIgo akhirnya masuk sekolah juga. Tristan mencoba memancing digo untuk berbicara. Tristan sudah mencoba berbagai cara, tetapi digo tetap aja diam seperti orang bisu. Tristan merasa lelah mengajak digo berbicara dan hanya dicuekin. Tristan lalu memancing dengan senjata paling ampuh, yaitu sisi.
"lo gak kasian liat sisi nangis?" tanya Tristan.
"dia nangis kenapa?" tanya digo.
"yaelah lo gak nyadar sob? Ya gara-gara elu lah" kata Tristan.
"emang gue separah apa cuekin dia?" tanya digo.
"gila lu. Lu parah banget sudah bikin cewek sebaik sisi nangis, gue tau dari nayla kalo dia nangis. Sisi nyariin lo dari kemaren" jawab Tristan.
"oh" ucap digo, Tristan merasa kesal dengan digo.
Digo lalu keluar dari kelas dan berjalan menuju halaman belakang sekolah yang tak terpakai. Tristan yang melihat digo pergi kesana langsung memberti tahu sisi dan nayla. Mereka lalu pergi menyusul digo yang mungkin sedang melampiaskan amarahnya dengan barang-barang rongsokan di belakang sekolah.
Ternyata benar, mereka melihat digo sedang melempar kursi kayu yang sudah lapuk. Sisi mencoba untuk menenangkan diri dan mencoba agar tidak terbawa emosi. Sisi melangkah menuju digo perlahan.
"berhenti" ucap digo dengan suara pelan. Sisi mengabaikannya dan melangkah mendekatinya lagi.
"gue bilang lo berhenti disitu!" teriak digo. Sisi reflek, sisi langsung berhenti melangkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENYESALANKU
Fanfictionseharusnya pernikahan adalah tahap awal memulai hidup baru. namun tidak dengan pasangan aliando dan prilly. perjodohan yang membuatnya menjadi tertekan dibawah paksaan. aliando syarief, aktor muda yang sangat tampan. prilly latuconsina, wanita penya...