Chapter 20

12.6K 787 0
                                    

Setelah beberapa saat, aku akhirnya bisa mengendalikan emosiku. Aku menatap sedih dan cemas kepada sosok di hadapanku.

Tiba-tiba, pintu terbuka dengan kasar dan menampilkan sosok David, adik Jacob.

Ketika melihat kami, kulihat ia juga tercengang sama sepertiku saat pertama kali melihat Bella.

"Apa yang terjadi?" Tanya nya sambil berjalan kearahku.

"Aku tak tahu. Saat aku datang, hanya Bella yang tersisa disini." Jawabku sambil mengangkat bahu.

"Kalau begitu, dimana Kak Jacob?" Tanyanya lagi kepadaku.

Oh ya, aku baru sadar. Dari tadi, aku tak menemukan sosok Jacob sama sekali. Dimana dia? Bagaimana dia bisa tiba-tiba menghilang di tengah-tengah keadaan genting seperti ini.

"Lagi-lagi aku tak tahu." Jawabku dengan lemah.
"Sebaiknya, sekarang kita bawa Bella kembali untuk diobati. Ia sudah sekarat." Lanjutku.

"Tapi, Kak Jacob-" dia hendak menolak.

"Mungkin kakakmu masih mencari Bella di istana ini, dia akan kembali nanti." Jawabku lagi sembari mulai menggopoh Bella.

"Baiklah." Jawabnya mengalah. Ia akhirnya membantuku menggopoh Bella keluar istana ini. Diluar, keadaan sangat mengerikan. Mayat vampire dan werewolf berserakan dimana-mana.

Diluar istana, kami dapat melihat orangtua kami dan para panglima perang, dari kejauhan juga sudah terlihat beberapa vampire menuju kesini. Peluh sudah membasahi wajah mereka semua.

"Dimana Jacob?" Tanya Raja Ethan kepadaku.

"Dia menghilang, Pa. Mungkin ia masih didalam istana itu." Belum sempat aku menjawab, David sudah menjawabnya.

"Baiklah, aku dan Raja James akan mencari Jacob. Sedangkan, kalian bawa Bella ke Kerajaan Barnave." Perintah Raja Ethan kepada kami.

Kerajaan Barnave? Kenapa harus Kerajaan Barnave? Kenapa bukan Kerajaan Blanchard saja coba? Huft! Mentang-mentang kau Raja Kerajaan Barnave. Huh.. Sudahlah, aku tak punya waktu berdebat. Kami semua pun mengiyakannya dan mulai menuju Kerajaan Barnave.

Selama perjalanan, aku mengamati lingkungan sekitarku yang sudah dipenuhi oleh banyak mayat werewolf yang bersimbah darah.

"Apa kalian berhasil membunuh semua werewolf ini?" Tanyaku kepada seorang vampire untuk memecah keheningan.

"Maafkan saya, Yang Mulia. Tetapi, saat kami sedang bertarung tadi, kami sangat kewalahan. Dan mereka mengambil kesempatan itu untuk melarikan diri. Tapi, kami sudah memotong semua vanter mereka." Jawabnya dengan penuh penyesalan kearahku.

"Apa?! Ada berapa banyak werewolf yang melarikan diri?" Tanyaku dengan sedikit terkejut akan jawabannya. Aku kira mereka sudah membunuh semua werewolf di wilayah ini.

"Mungkin sekitar 100 werewolf, Yang Mulia." Dia menjawab lagi, tapi kini dengan sedikit gemetar.

Jawabannya berhasil membuatku berhenti berjalan. Otomatis, mereka semua juga berhenti. Aku menoleh kearah mereka semua dengan perasaan campur aduk, antara marah, terkejut, cemas, dan kesal.

"Bisa-bisanya kalian?! 100 orang itu benar-benar banyak." Jawabku dengan sedikit geram kearah mereka.

Kulihat mereka semua hening dan tak ada yang berani menjawabku. Aku menghela nafas panjang untuk menenangkan pikiranku.

"Sudahlah, ini tidak penting. Yang penting sekarang adalah keselamatan Bella." Lanjutku lagi.

Kami pun kembali melanjutkan perjalanan kami. Dapat kuakui, aku sudah sedikit kewalahan dengan membawa Bella walaupun dibantu oleh David.

Akhirnya, setelah beberapa jam berjalan, kami sampai di Kerajaan Barnave. Setelah masuk kedalam, para tim medis langsung dengan sigap menggopoh Bella menuju kamar dan memeriksa lukanya. Setelah itu, dapat kulihat mereka mulai mengobatinya. Aku menunggu mereka menyelesaikan tugasnya dengan cemas. Bagaimana jika mereka tak dapat menyelamatkan Bella? Itu akan menjadi malapetaka bagi kami semua..

Akhirnya, setelah beberapa saat para tim medis pun keluar dari kamar dan mengatakan kepada kami bahwa Bella berhasil diselamatkan, sekarang hanya tinggal menunggu dia sadar saja. Kami semua menjadi lega. Setelah itu, aku pun masuk kedalam kamar Bella untuk melihat keadaannya.

Aku melihat Bella tertidur di sebuah tempat tidur king size dengan infus di tangan kanannya. Kulitnya lebih pucat dari biasanya. Cincinnya terpasang rapi di jari manisnya. Punggungnya diperban, aku dapat melihat perban itu mulai berubah warna menjadi merah akibat darah Bella yang terus keluar.

"Bella.. Cepatlah sadar. Aku merindukanmu.." Ucapku sambil menatap sedih kearahnya.

"Aku rasa aku harus memberimu sedikit waktu untuk beristirahat. Aku akan kembali lagi besok. Selamat malam, Bella." Aku mencium keningnya, masa bodoh jika yang lain mengira aku gila karena tanpa seizin Bella langsung melakukanya.

Aku pun keluar dari kamar Bella dan mulai berjalan menyusuri koridor-koridor panjang sembari melihat-lihat isi Kerajaan Barnave.

Tiba-tiba aku melihat pintu utama dibuka dengan sedikit kasar. Tampak 2 sosok pria disana, mereka adalah Ayahku dan Raja Ethan. Mereka terlihat cemas yang membuatku bertanya-tanya.

Aku melihat David berlari kearah mereka dan raut wajahnya terlihat bingung. Aku mencoba menajamkan pendengaranku.

"Ada apa Ayah, Raja James?" Tanya David kepada mereka dengan raut wajah bingung seperti tadi.

"Jacob.." Jawab Raja Ethan.

"Ada apa dengan Kak Jacob?" David terlihat cemas.

"Dia.. Menghilang." Jawab Raja James kepada David yang langsung membuat mata David membelakak terkejut. Walaupun harus kuakui, jika aku juga sedikit dengan berita ini.

Apa? Jacob menghilang? Yang benar saja. Mungkin ia hanya tersesat.

🎀🎀

I am a Vampire?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang