Chapter 21

12.8K 828 10
                                        

"Mungkin ia sedang dalam perjalanan kesini, Raja Ethan." Jawabku dengan santai.

"Ya, awalnya kami juga pikir begitu.. Namun, yang membuat kami khawatir adalah Raja dan Pangeran dari Kerajaan Werewolf juga ikut menghilang." Jawabnya dengan raut cemas di wajahnya.

Apa?! Gawat ini, bisa-bisa Jacob diculik oleh mereka berdua. Sial!

David sudah terpaku pada posisinya dan aku juga mulai cemas. Apalagi, Raja Ethan yang mukanya sudah benar-benar pucat.

"Jadi, sekarang bagaimana?" Tanya Ayahku untuk memecah keheningan diantara kita.

"Kita harus memulai pencarian mulai besok pagi. Suruh semua pengawal untuk mencari mulai dari seluruh wilayah vampire hingga ke wilayah werewolf yang paling terpencil." Jawab Raja Ethan dengan tegas.

"Baik." Jawab Ayahku lagi.

Aku dan David tidak berkata apapun. Kami sibuk dengan pikiran kami masing-masing.

"Ada apa ini?" Tanya Ratu Emily yang datang bersama Ibuku.

"Jacob menghilang, Ratu Emily." Jawabku kepadanya dengan sopan.

Aku dapat melihat Ratu Emily yang mulai pucat pasi sama seperti Raja Ethan, aku tau mereka pasti sangat terpukul dengan berita ini. Begitu pula dengan David, ia pasti begitu dekat dengan mereka. Aku benar-benar merasa kasihan kepada mereka, ya walaupun.. aku tak terlalu menyukai Jacob.

"Jadi apa kalian sudah membuat rencana?" Tanya Ibuku yang sekali lagi memecah keheningan diantara kita.

"Ya, besok kami akan memulai pencarian di seluruh wilayah vampire dan werewolf." Jawab Raja Ethan yang sudah mulai tenang, namun dapat kulihat bahwa ia masih cemas dan terguncang akan kehilangan putranya.

Ratu Emily mengangguk sebagai jawaban dari penjelasan Raja Ethan baru-baru saja.

"Baiklah, jadi bagaimana keadaan Bella?" Tanya Ayahku mengganti topik.

"Dia sudah ditangani oleh tim medis, sekarang hanya perlu menunggu hingga ia sadar." Jawabku kepada Ayahku.

"Oh.. semoga dia cepat sadar. Aku belum sempat berbincang dengannya semenjak ia tiba di wilayah vampire ini." Jawab Ayahku sambil tersenyum tipis.

"Ya, aku juga belum pernah bertemu dengannya selama ini." Timpal Ibuku.

"Jangan khawatir, kalian pasti akan menikmati untuk berbincang dengannya, ia pasti tidak akan membuat kalian bosan untuk berbicara dengannya."
Jawab Ratu Emily sambil tersenyum.

"Ya, itu benar." Tambahku lagi.

"Hm.. aku semakin tidak sabar untuk menemuinya." Jawab Ibuku sambil terkekeh pelan.

"Ya, aku juga." Jawab Ayahku juga. Akhirnya kami semua pun berbincang-bincang di ruang tamu Kerajaan Barnave.

Bella's POV

Setelah punggungku tertembak oleh panah itu. Sekujur tubuhku menjadi kaku seketika, aku tak bisa bergerak, rasanya seperti seluruh saraf di tubuhku telah lumpuh.

Sampai akhirnya kegelapan menyelimutiku dan aku tidak merasakan apa-apa lagi.
Aku pikir aku sudah mati saat itu.
.
.
.
.
.
.

Tiba-tiba, aku merasakan sakit tusukan jarum di nadiku. Apa aku belum mati? Rasa apa ini? Sungguh menyakitkan dan perih. Lama kelamaan, aku semakin terbiasa dengan rasa sakit itu dan akhirnya aku sudah merasa lebih baik. Walaupun, aku masih belum bisa membuka mataku karena aku merasa seperti mataku telah terlem hingga tak bisa terbuka lagi. Akhirnya aku pun tertidur.

***

Aku terbangun dari tidurku karena aku merasakan sentuhan hangat di tanganku. Rasa ini... sungguh nyaman. Aku pun berusaha membuka mataku dan.. wow mataku benar-benar terbuka. Aku mulai menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam mataku dan akhirnya mataku terbuka dengan sempurna. Hal pertama yang kulihat adalah Richard yang sedang memegang tanganku. Ternyata rasa hangat itu diberikan oleh Richard. Aku melihatnya masih mengerjap-erjapkan matanya tidak percaya.

"Be-Bella?" Panggilnya dengan ragu.

Aku hanya membalasnya dengan senyuman.

"Kau sudah.. sadar?" Tanya nya dengan mata berbinar senang.

"Ya, tentu saja. Memangnya siapa yang ada di hadapanmu ini?" Tanyaku kepadanya dengan nada bercanda.

Dia pun tertawa pelan kemudian tiba-tiba, ia.. memelukku.

Aku sangat terkejut, aku nyaris mendorongnya tetapi kemudian aku membalas pelukannya.

"Aku.. Benar-benar merindukanmu, Bella." Ucapnya sembari mengelus lembut rambutku.

"Aku juga." Jawabku sambil tersenyum.

"Tunggu sebentar, biar aku beritahu Ayah dan Ibu terlebih dahulu, mereka sangat ingin bertemu denganmu." Jawabnya sambil berlari kecil keluar dari pintu kamarku.

Tak lama kemudian, Richard datang beserta seorang laki-laki dan perempuan yang ku taksir adalah Ayah dan Ibu Richard. Saat mereka melihatku, mereka.. terkejut?

Mereka bahkan sampai terhenti di tempat mereka. Ada apa? Apa aku sedemikian buruknya sampai-sampai mereka seperti itu?

"Ayah, Ibu, ada apa?" Tanya Richard sambil menatap kedua orangtuanya dengan bingung.

"Selamat malam, Ayah dan Ibu Richard." Sapaku kepada mereka dengan sopan.

"K-kau.. Alena...?" Tanya Ibu Richard dengan terbata-bata.

"Siapa Alena?" Tanyaku dengan bingung.

"Alena Blanchard.. Anak kami yang hilang, saudara Richard.." Sambung Ayah Richard.

Mataku membelakak sempurna karena tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka katakan. Aku dan Richard bersaudara? Yang benar saja!

🎀🎀

I am a Vampire?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang