"Ehm, Alena?" Panggil David yang sekali lagi membuyarkan lamunanku.
"Ah,ya?" Jawabku dengan sedikit gugup.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanyanya dengan nada penuh selidik.
Sial.
"A-aku.." Kalimatku menggantung. Apa yang harus aku katakan?! Richard, selamatkan aku!!
"Kami hanya berjalan-jalan saja disekitar Kerajaan Blanchard." Jawab Richard yang tiba-tiba muncul dari belakangku.
David menatapku dalam dan membuatku sedikit risih karenanya.
"Berjalan-jalan sampai ke pinggiran kota?" Tanyanya masih dengan nada penuh selidiknya itu.
"Ya, memangnya apa masalahnya denganmu?" Jawab Richard masih dengan tenangnya. "Selain itu, apa yang kau lakukan disini?" Sambungnya lagi, mengalihkan topik.
Oh ya, aku baru sadar. Kita sedang di pinggiran kota sekarang, sudah dekat dengan hutan. Apa yang dilakukan David disini? Jangan-jangan dia membuntutiku? Oh tidak-tidak, itu tidak mungkin!
"Hendak mencari Jacob." Jawabnya dengan tenang yang membuatku terkejut.
Bukankah dia yang menyuruhku mempercayakan masalah ini kepada para pengawal? Dan sekarang dia juga ikut mencari kakaknya, huft lucu sekali!
"Kalian juga kan? Sudahlah kalian tak bisa membohongiku dan wajahmu.." Dia menunjuk kearahku. "Sangat lucu tadi." Sambungnya sambil tertawa pelan.
Aku hanya mendengus kesal.
"Kau tak marah?" Tanyaku dengan penasaran kepadanya.
"Untuk apa aku marah?" Jawabnya yang mengembalikan pertanyaan kepadaku.
"Kau kan menyuruh kita untuk mempercayakan masalah ini ke pengawal." Jawabku kepadanya.
"Kau percaya itu? Mana mungkin aku bisa tak turun tangan? Ini kakakku yang menghilang. Kecuali, kalau makhluk disampingmu yang menghilang aku acuh saja." Jelasnya kepadaku yang sukses membuat Richard menggeram kesal kearah David.
Aku hanya terkekeh pelan melihat hal itu.
"Yasudah, ayo kita jalan bersama-sama." Ajak Richard.
"Ayo." Jawabku dengan antusias.
Kami bertiga pun melanjutkan perjalanan kami untuk mencari Jacob. Kami masuk kedalam hutan lebat bahkan sampai kedalam wilayah werewolf yang berbahaya. Kami biasa bersenda gurau untuk mengurangi keheningan dan kecanggungan diantara kami. Ya, walaupun tak jarang juga Kak Richard mendelik kesal kearah David karena merasa dipermainkan.
"Sebaiknya kita beristirahat sebentar disini." Usul Kak Richard tiba-tiba setelah kami berjalan kurang lebih 2 jam. Sekarang sudah pukul 1 siang, sinar matahari yang sungguh terik mulai menembus kelebatan didalam hutan werewolf ini.
"Apa kau yakin? Ini wilayah werewolf dan berbahaya bagi kita untuk berlama-lama disini." Tolak David.
Aku hanya abstein menunggu hasil perdebatan mereka, sampai mereka akhirnya memutuskan untuk beristirahat sebentar.
"Kau merindukan Jacob, Dav?" Tanyaku kepada David sekedar untuk memecah keheningan diantara kami.
"Tentu saja.. dia kakakku yang selalu mendengarkan ceritaku. Dia yang selalu mengerti tentangku." Dia menjawab pertanyaanku sambil menghela nafas panjang dan membuatku merasa bersalah karena seketika suasana diantara kita menjadi sangat buruk.
"Sudahlah, kita pasti akan menemukannya. Selain itu, para pengawal juga sudah mencarinya kan." Ujarku untuk menenangkannya.
'Aku juga sangat merindukanmu, Jacob.' Batinku dengan sedih.
"Baiklah.. apakah ini buruk karena disini hanya aku satu-satunya yang tidak akur dengan Jacob?" Ucap Kak Richard tiba-tiba yang membuat aku dan David terkekeh pelan.
"Kau sudah menunjukkan kepedulianmu kepada Jacob dengan membantuku mencarinya, Kak." Jawabku sambil tersenyum tipis kearahnya.
Kak Richard hanya membalas senyumanku dan setelah itu, kami pun mulai melanjutkan perjalanan kami lagi.
Kami kembali berjalan menyusuri hutan werewolf yang lebat ini. Tiba-tiba, kami berhenti berjalan karena David berhenti berjalan. Aku penasaran dan melihat apa yang dilihatnya.
Di hadapannya, terdapat sebuah wilayah yang terlihat gelap dan dipenuhi salju, tak ada sedikitpun sinar matahari yang menerobos masuk kedalam wilayah itu. Dia pun menoleh kearah aku dan Kak Richard dengan pandangan 'haruskah kita masuk kesana?'
Aku dan Kak Richard akhirnya mengangguk bersamaan karena penasaran. Kami pun mulai memasuki daerah itu dan ternyata semakin kedalam wilayah tersebut menjadi semakin terang. Terang tetapi sejuk, didaerah sini juga terdapat banyak salju. Apakah salju ini tak meleleh? Hah, entahlah.
Disini sungguh nyaman, suasanya begitu damai. Banyak burung-burung yang berterbangan diatas kami. Tiba-tiba, kami merasakan pergerakan dari balik semak-semak yang akan kami lewati. Kami pun meningkatkan kewaspadaan kami, David sudah mengeluarkan pedangnya. Aku dan Kak Richard sudah memasang kuda-kuda.
Setelah siap, kami pun langsung masuk kedalam sana dengan serempak, betapa kagetnya kami ketika kami dihadapkan dengan seorang wanita cantik berpakaian serba hitam yang sedang mengelus sebuah kelinci putih di tangannya. Kelinci tersebut mempunyai bulu seputih salju dan kelihatan sangat lembut.
Kami tetap tidak menurunkan kewaspadaan kami terhadap wanita itu, bisa saja dia itu jahat kan. Dia yang menyadari kehadiran kami bertiga pun melihat kearah kami sambil menampilkan senyum manis.
"Siapa kau?" Kak Richard membuka percakapan dengan wanita cantik dihadapan kami.
Ia pun berdiri sambil tetap menggendong kelinci putihnya dan berjalan mendekat kearah kami. Kami semakin meningkatkan kewaspadaan kami.
Ia berhenti kira-kira sekitar 3 m dihadapan kami.
"Perkenalkan, namaku Rachel Ruscira Hollow dan jangan khawatir karena kita sejenis." Jawabnya sambil memperlihatkan cincin vampirenya kearah kami.
🎀🎀

KAMU SEDANG MEMBACA
I am a Vampire?
VampireBella Arnauld adalah seorang gadis berumur 17 tahun yang duduk di bangku kelas 3 SMA dan dapat dikategorikan sebagai gadis yang pendiam. Semuanya berjalan seperti biasa.. Sampai akhirnya.. Ia bertemu seseorang yang akan mengubah hidupnya selamanya...