Chapter 32

11.2K 610 3
                                    

Jacob's/Alexander's POV

Aku sudah mulai mendapatkan kesadaranku kembali, terasa dari aku yang sudah mulai dapat menggerakkan jari-jarinya sebagai ciri khas orang yang akan siuman. Tak lama kemudian, aku pun membuka mataku dan merasakan benda dingin berada di dekat lenganku. Aku melihat kearah lengan kiriku dan ternyata ada sebuah pedang yang tergeletak disana.

"Di-dia tidak membunuhku..? Tapi, kenapa?" Tanyaku kepada diriku sendiri dengan bingung.

Aku pun berusaha untuk bangun dan benar, tak terdapat satu pun luka di tubuhku. Aku mengernyit bingung, tetapi kemudian aku memutuskan untuk mengabaikannya dan kembali ke Kerajaan Werewolf. Tujuan pertama datang ke hutan ini sudah aku lupakan.

Sepanjang perjalan pulang, aku masih teringat oleh wajah pria di hutan tadi. Wajahnya.. benar-benar familiar, aku merasa seperti dia sangat dekat dengan pria tadi. Mata itu.. terasa sangat hangat. Siapa pria itu?! Tapi, mengingat kenyataan bahwa pria tadi adalah vampire, membuatku menggeleng keras untuk menghilangkan pikiran bodoh itu dari otakku.

Aku pun kembali melanjutkan perjalanan pulangku tanpa memikirkan apapun lagi. Hari ini benar-benar membingungkanku..

Saat sampai di Kerajaan Werewolf, aku langsung disambut oleh Daniel -yang katanya adalah saudaraku- dengan senyuman hangatnya kearahku. Ya, aku tidak terlalu tahu dengan kehidupanku karena selama 1 tahun ini aku mengalami amnesia. Katanya, ada sebuah kejadian buruk yang menimpaku akibat perang dengan vampire.

"Hai, Alex!" Sapanya dengan riang kepadaku.

Aku hanya tersenyum tipis dan membalas sapaannya, "Hai juga, Dan."

"Ada apa denganmu? Kau tak biasanya terlihat lesu seperti ini. Biasanya kau yang paling antusias diantara aku dan Ayah." Ucapnya sambil menaikkan sebelah alisnya pertanda ia mulai curiga dengan tingkah lakuku. Aku sedikit bingung dan panik untuk menjawab pertanyaan dari Daniel itu. Nampaknya, ia benar-benar ahli dalam membaca raut wajah seseorang. Bayangkan saja, aku hanya mengungkapkan 3 kata dan ia sudah dapat mengetahui bahwa aku mempunyai masalah. Aku tak mungkin menceritakan bahwa aku baru saja pingsan dihadapan seorang vampire.

"Alex?" Panggilnya sekali lagi yang langsung membuyarkan lamunanku.

"Ah. Aku hanya kesal karena tak mendapat mangsa hari ini." Jawabku asal dengan nada kesal yang dibuat-buat. Aku hanya berharap bahwa saudaraku ini akan tertipu dan nampaknya usahaku berhasil karena dapat kulihat ia tersenyum sambil menepuk pundakku.

"Dasar, begitu saja lesu. Kita masih banyak stock hewan disini." Ucapnya sambil tersenyum mengejek kearahku.

Aku yang merasa terhina pun mulai membentak. Dan begitulah, perdebatan diantara kami mulai lagi dikarenakan oleh suatu hal yang sepele dan pada akhirnya dihentikan oleh Ayah kami, Bryan.

Alena's POV

Satu hari sudah berlalu lagi dengan begitu cepat. Sekarang, hari pernikahanku semakin dekat. Hanya tersisa 6 hari hingga hari pernikahanku dengan David. Mengingat hal itu membuatku kembali bimbang karena teringat Jacob, namun sekali lagi, aku menguatkan tekadku untuk menikah dengan David. Mengingat bahwa tak ada lagi yang dapat diharapkan dari Jacob yang sudah mati, walaupun begitu, sebenarnya masih ada secercah harapan di hatiku bahwa Jacob akan datang dan mencegah pernikahanku dengan David. Aku hanya menggelengkan kepalaku menyadari tingkah bodoh dan kekanak-kanakanku yang berlebihan.

I am a Vampire?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang