Chapter 36

10.1K 649 5
                                    

Aku masih terpaku menatapnya dengan tatapan penuh kerinduan. Tetapi, dia menatapku dengan penuh kebencian. Mengapa? Apakah kau tak merindukanku sedikitpun, Jacob?

Aku masih sibuk dengan pikiranku sendiri, ketika tiba-tiba Jacob menyerangku bertubi-tubi dengan cakarnya. Sial! Mengapa ia begini?

"Ja-jacob.. Ada apa denganmu?" Tanyaku dengan sedikit ragu. Tetapi, dia hanya memandangku tajam dengan penuh kebencian. Lalu, ia mulai menyerangku lagi.

"Siapa yang kau panggil Jacob?! Aku Alexander, bukan Jacob!" Teriaknya dengan benci kepadaku. Alexander? Siapa itu?

"Apa maksudmu? Kau Jacob Barnave!" Bentakku kepadanya. Baiklah, apa yang sebenarnya terjadi disini?

"TIDAK! Enyahlah kau vampire busuk!" Dia mulai menyerangku lagi secara bertubi-tubi. Aku tak membalasnya sedikitpun, aku tak tega untuk melukainya, orang yang kucintai. Tetapi, lama-kelamaan aku menjadi kewalahan menghadapi serangannya. Hal itu membuat Jacob menyeringai penuh kemenangan dan ia langsung memojokkanku. Aku terjebak, dibelakangku ada pohon, sedangkan Jacob sudah berada tepat di hadapanku. Aku sudah menutup mataku menunggu kematianku.

Satu.

Dua.

Tiga.

Tidak ada yang terjadi. Apa yang terjadi? Aku pun memberanikan diriku untuk membuka mataku perlahan-lahan. Di hadapanku, aku melihat Jacob yang sedang menatapku instens, dia hanya mematung di tempatnya tanpa melukaiku sedikitpun.

"Jacob..?" Panggilku kepadanya sambil melambaikan tangan di depan wajahnya.

Ia terlihat menggeleng kecil dan kembali menatapku lagi.

"Kau.. siapa kau? Mengapa aku merasa familiar dengan wajahmu?" Gumamnya dengan pelan, namun masih dapat kudengar.

"Kau.. tidak mengingatku?" Tanyaku kepadanya dengan sedih. Dia benar-benar tidak mengingatku. Apa yang terjadi dengannya selama menghilang? Setidaknya, aku harus berusaha untuk membuatnya mengingatku, karena aku.. mencintainya.

Tiba-tiba, dia terlihat sedikit oleng dan akhirnya jatuh terkapar di tanah. Aku yang melihatnya langsung berteriak kaget.

"ASTAGA, JACOB!" pekikku dengan histeris. Aku benar-benar panik. Ada apa dengannya? Apa yang harus kulakukan?! Aku akhirnya memapahnya dan membawanya kembali ke Kerajaan Blanchard.

Aku sampai di depan Kerajaan Blanchard sekitar setelah 1 jam. Memapah Jacob yang lebih tinggi dariku membuatkus sedikit kewalahan dibuatnya dan juga kekuatanku yang belum sepenuhnya pulih semakin membuatku kewalahan. Tapi, akhirnya dalam 1 jam penuh perjuangan ini, aku berhasil membawanya kesini.

Aku segera dibantu oleh beberapa pengawal yang sedang berkeliling di sekitar Kerajaan Blanchard dan kebetulan melihatku. Mereka terlihat sama terkejutnya denganku saat melihat wajah Jacob. Tapi, kulihat mereka segera menyembunyikannya dan langsung membantuku memapahnya menuju kamar kosong di Kerajaan ini.

Saat masuk, Mama dan Papa ternyata sedang berbincang di ruang tamu. Saat melihat kami bertiga masuk, mereka berdua langsung menoleh dan melihat kearah kami.

"Alena, darimana saja- JACOB?!" Mama langsung berdiri dari kursinya ketika melihat wajah pria yang sedang kupapah bersama para pengawal.

"Apa?!" Papa juga terlihat kaget dan kini juga sudah berdiri dari tempatnya tadi.

"Shh.. Mama dan Papa tenang dulu, biar Alena bawa Jacob ke kamar dulu." Bisikku dengan pelan kepada Mama dan Papaku.

Mereka terlihat hanya mengangguk mengerti walau masih terlihat bahwa mereka sangat penasaran dengan apa yang baru saja terjadi.

Setelah mendapat anggukan dari kedua orangtuaku, aku dan pengawal tadi kembali memapah Jacob menuju kamar yang kosong. Kami membaringkannya dengan perlahan di tempat tidur berukuran king size yang terletak di dalam kamar tersebut. Setelah membaringkan Jacob, pengawal tersebut menunduk hormat kepadaku lalu keluar dari kamar ini.

Aku memandang Jacob dengan sendu. Mengapa semua hal terasa sangat sulit bagiku? Pertama, aku harus kehilanganmu. Kedua, aku harus menikah dengan David karena kau hilang. Dan yang ketiga.. kau tak mengingatku sama sekali.

Aku menyelimutinya hingga batas leher lalu mengecup pelan dahinya. Sebenarnya, hal ini lebih cocok dilakukan oleh lelaki. Tapi, masa bodoh, yang penting aku mencintainya.

"Jangan pernah khawatir Jacob karena.. aku akan tetap mencintaimu walau kau musuhku sekalipun." Ucapku dengan pelan lalu berjalan keluar dari kamar itu dan menutup pintu kamar itu dengan perlahan.

Saat kembali ke ruang tamu, aku langsung dihadapkan dengan kedua orangtuaku yang memandangku dengan penasaran. Aku pun menghela nafas panjang dan tanpa banyak basa-basi aku langsung memceritakan keseluruhan ceritanya kepada mereka, tak terkecuali bagian dimana Jacob menyerangku dan tidak mengingatku. Mereka terlihat shock saat aku menceritakan bahwa Jacob sama sekali tak mengingatku. Lalu, tiba-tiba aku teringat sesuatu..

"Ma, Pa. Aku harus memberitahu hal ini kepada Kerajaan Barnave. Mereka pasti akan senang mendengar hal ini! Aku pergi dulu Ma, Pa." Ujarku kepada kedua orangtuaku.

Mereka terlihat setuju-setuju saja dan tanpa embel-embel lagi aku langusng berlari dengan kencang menuju Kerajaan Barnave. Untung saja keadaanku sudah pulih untuk dapat berlari ke Kerajaan Barnave sehingga tak perlu memakan waktu lama di jalan.

Saat tiba di depan Kerajaan Barnave. Aku langsung masuk dan mencari keberadaan orangtua Jacob dan juga David. Saat menemukan mereka di ruang keluarga -mungkin- aku langsung menghampiri mereka dengan terengah-engah.

"Eh, Alena? Ada apa kesini? Tumben sekali. Ayo duduk dulu." Sapa Ratu Emily kepadaku sambil menepuk sofa kosong disamping kirinya.

"Ja-Jacob.." Ucapku dengan terengah-engah.

Mereka masih menatapku dengan bingung, tetapi.. berbeda dengan David yang memandangku dengan prihatin. Ada apa dengannya?

"Dia- aku menemukannya di hutan dekat Kerajaan Blanchard." Sambungku dengan raut gembira di wajahku.

Terlihat binar kebahagiaan di mata Ratu Emily dan juga Raja Ethan, tetapi.. berbanding terbalik dengan David yang memasang muka.. takut?

Apa dia tidak senang dengan kembalinya kakaknya? Bukankah dia yang bilang sangat terpukul dengan kematian Jacob? Mengapa sekarang dia yang takut? Apa mungkin aku salah lihat?

🎀🎀

Sorry ya, kalau aku biasa sebut 'Ibu' atau 'Ayah' padahal biasanya aku bilang 'Mama' atau 'Papa' soalnya biasa author agak linglung gitu xD, jadi mohon pengertiannya ya..

I am a Vampire?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang