Jacob's POV
Aku, David, Richard, Raja Ethan, Raja James, Ratu Emily, Ratu Vrione, dan beberapa panglima segera bergegas menuju Kerajaan Werewolf yang berada di tengah-tengah desa ini.
Setelah sampai di depan pintu gerbang, masih ada sekitar 20 werewolf berjaga-jaga didepan pintu masuk Kerajaan.
"Ayo." Ajak Raja Ethan alias Ayahku untuk segera masuk kedalam Kerajaan.
Kami pun secara terang-terangan langsung menyerang para werewolf itu. Ternyata, mereka lebih kuat dari yang kami perkirakan. Bahkan salah satu panglima perang telah terluka parah karena menyentuh werewolf yang belum terlepas vanternya.
"Jacob, Richard, dan David, sebaiknya kalian segera masuk kedalam Kerajaan dan mencari Bella. Disini bisa kami atasi, jika sudah selesai kami akan menyusul kalian." Saran Raja James kepada kami bertiga.
"Tapi, disini masih tersisa 5 werewolf, Ayah.." Tolak Richard.
"Ayahmu benar, Richard. Jika kita semua disini, bisa-bisa Bella sudah mati diatas sana karena kita terlambat." Ujar Ratu Vrione lagi.
Akhirnya kami bertiga menyetujuinya lalu langsung menerobos masuk kedalam Kerajaan meninggalkan orangtua kami dan juga para panglima perang.
Namun sepertinya, masalah kita disini belum selesai. Aku merasakan ada seseorang yang mengikuti kita. Ketika kami berbalik, ia langsung menyerang kami. Untungnya kami berhasil menghindar dengan gesit. Sepertinya, dia telah menyadari bahwa kami menerobos masuk kesini.
"Kalian berdua cari Bella, biar aku urus werewolf busuk ini." Perintah Richard kepada aku dan David.
Werewolf itu menggeram marah.
Aku dan David segera menyetujuinya dan berlari meninggalkan Richard yang sedang bertarung dengan werewolf itu.
Kami berlari menyusuri setiap bagian Kerajaan ini, tetapi tidak dapat menemukan Bella dimanapun.
Tiba-tiba muncul seorang werewolf lagi. Dia menggeram kearah kami. Dia mulai menyerang kami. Aku dan David berusaha mengalahkannya, tetapi ia sangat cekatan sehingga kami sedikit kewalahan dibuatnya.
"Kak.." Panggil David kearahku dengan sedikit lemah.
"Hm?" Gumamku, menjawab panggilan David.
"Kakak, cari Bella saja. Aku yang akan atasi ini." Ucapnya kepadaku yang langsung mendapat penolakan dariku. Yang benar saja? Dia sudah kewalahan begitu, mana sanggup menghadapi werewolf ini sendirian?
"Tentu saja, tidak! Kau bisa mati, Dav." Tolakku dengan tegas kearahnya.
"Kakak harus pergi, jika terus disini kita bisa-bisa terlambat menemukan Bella dan yang dapat kita temukan mayatnya." Balasnya kepadaku dengan cemas.
Benar juga, jika kita terlambat bisa-bisa Bella sudah terbunuh, tapi.. jika membiarkan David bertarung sendiri bisa-bisa dia yang mati. Mereka berdua adalah orang yang begitu penting dalam hidupku. Jadi, siapa? Bella? David? Arghh! Aku tak tau lagi.
Aku tak tau apa yang kupikirkan, tetapi aku segera berlari meninggalkan David sendirian dan mencari Bella keseluruh penjuru istana ini.
Aku membuka semua pintu yang ada di sini. Tetapi, hasilya nihil. Tak ada Bella disana. Dimana kau Bella? Aku mulai lelah mencarimu di istana yang besar ini.
Saat sudah mulai putus asa, aku mendengar suara teriakan dengan samar-samar.
Itu suara.. Bella?
Aku segera berlari menelusuri semua ruangan mengikuti suara itu. Aku dapat mendengarnya dengan sangat jelas dari luar sebuah pintu besar.
Tanpa ragu lagi, aku segera mendorong pintu itu dengan kuat. Saat pintu itu terbuka, aku melihat Bella dan 2 orang pria yang sedang berada di dekatnya. Salah seorang dari pria itu sudah mengambil pisau hendak menikam jantung Bella.
"TIDAK!!" Teriakku sekencang mungkin yang sukses membuat kedua orang itu menoleh kearahku. Mereka berdua tersenyum sinis kearahku.
"Woah.. Akhirnya kau datang juga. Aku kira kalian terlalu pengecut untuk sekedar menyelamatkan calon ratu kalian." Ucap salah seorang pria yang terlihat sedikit lebih tua dari pria yang ada disebelahnya.
Aku menggeram kearahnya.
"Tentu saja, berani-beraninya kau katakan bangsa kami pengecut!" Desisku dengan penuh amarah kepadanya.
Tanpa basa-basi lagi, aku langsung menyerang mereka berdua. Aku memilih yang terlihat lebih muda dulu, aku segera memojokkannya untuk mencabut kalung vanternya. Sang pria lainnya tak tinggal diam, ia ikut menyerangku dari sisi kanan. Aku segera menghindar dan ia sedikit terhuyung.
Aku segera memutus kalung vanter pria yang ada di depanku. Aku melihatnya menggeram marah kearahku.
"Kau.." Desisnya dengan geram.Aku tersenyum sinis kearahnya kemudian langsung menyerangnya kembali. Aku tak dapat menemukan pria yang satunya lagi dan itu membuatku meningkatkan kewaspadaanku.
Tiba-tiba, saat aku sudah hendak menikam pria didepanku, aku merasakan ada benda dingin yang menembus perutku. Begitu banyak darah yang mengucur dari perutku, aku berbalik dan menemukan pria yang satunya sedang berdiri di belakangku sambil tersenyum penuh kemenangan.
Richard's POV
Aku sudah berhasil mengalahkan werewolf sialan itu. Huh.. Menguras tenaga juga rupanya. Aku langsung bergerak mencari keberadaan Bella, Jacob, dan juga David. Aku menyusuri segala penjuru istana ini. Sebuah pintu yang terbuka menarik perhatianku untuk masuk, aku segera masuk kedalam ruangan itu.
Ketika masuk, aku begitu terkejut ketika melihat sosok Bella yang tak sadarkan diri di dalam ruangan itu. Tak ada seorangpun disana, ini membuatku waspada. Aku segera menuju kearah Bella dan mencabut panah yang terdapat di punggungnya dengan halus. Begitu banyak darah yang keluar dari punggungnya. Aku menggeram marah.
"Siapapun yang telah melakukan ini, aku bersumpah akan membunuhnya." Desisku penuh amarah.
🎀🎀

KAMU SEDANG MEMBACA
I am a Vampire?
VampireBella Arnauld adalah seorang gadis berumur 17 tahun yang duduk di bangku kelas 3 SMA dan dapat dikategorikan sebagai gadis yang pendiam. Semuanya berjalan seperti biasa.. Sampai akhirnya.. Ia bertemu seseorang yang akan mengubah hidupnya selamanya...