Chapter 12

14.5K 905 3
                                    

"Ahhh!!" Kali ini David berteriak sangat kencang hingga dapat kurasakan tanah sedikit bergetar, Bella terlepas dari cengkeramannya.

Aku pun langsung menangkap Bella dan memakaikannya cincin itu.

Tak lama kemudian, mata Bella mulai kembali berwarna cokelat dan tubuhnya mulai tenang.

Luka-luka di tangan David juga sudah mulai menutup dengan sendirinya.

"Apa yang terjadi..?" Tanya Bella dengan bingung.

"Kau.. Adalah seorang half vampire. Dan baru saja, kau berubah menjadi vampire sepenuhnya.." Jawabku sambil menatap sendu kearah Bella.

"K-kau bercanda bukan..? Mana Tante Lacy?" Tanya nya dengan cemas.

"Sayangnya tidak Bella, buktinya adalah cincin di tanganmu." Dia melirik ke jarinya dan sedikit tersentak ketika melihat cincin itu di tangannya. "Dan, tantemu baru saja kau.. Hisap darahnya hingga habis." Lanjutku dengan tatapanku yang menyiratkan kesedihan.

"Apa..?! Kau- itu tidak mungkin!" Bentaknya kepadaku dan air matanya mulai mengalir lagi. Ia pun menatap dengan penuh harap kearah David mengharapkan jawabannya.

"Sayangnya itu benar Bella.." Jawab David sambil menunduk tidak berani menatap mata Bella.

Bella pun terlihat mulai pusing dan sesaat kemudian ia terjatuh ke lantai, tetapi sesaat sebelumnya aku sudah menahannya sehingga ia terjatuh dalam pelukanku.

"Apa yang akan kita lakukan dengannya kak?" Tanya David sambil mendekat kearahku.

"Hm.. Sebaiknya kita bawa saja dulu dia ke Kerajaan Barnave. Jika disini terus dia bisa shock." Jawabku sambil menggendong Bella ala bridal style.

Author's POV

Mereka berlari di gelapnya malam menembus kegelapan di depan mereka. Tak lama kemudian, mereka sudah tiba di sebuah istana megah yang terdapat jauh dari kota.

"Malam Tuan Muda, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Edmund, pelayan pribadi Jacob.

"Ya. Bisa bantu saya angkat wanita ini ke kamar tamu?" Jawab Jacob sambil memberikan Bella ke gendongannya.

"Baik, Tuan Muda." Jawab Edmund dengan senyuman tipis.

"Ayo kita susul, Dav." Ucap Jacob kepada David yang sedari tadi hanya terdiam.

David hanya mengangguk lalu mulai mengikuti Jacob masuk ke dalam istana tersebut.

Edmund menidurkan Bella di sebuah tempat tidur king size yang nyaman di kamar itu.

"Ayo kita pergi biarkan dia tidur lebih dahulu." Ucap David.

"Baiklah ayo kita pergi." Ucap Jacob sambil melangkah kearah pintu diikuti oleh David dan Edmund.

***

Bella's POV

'Dimana aku?' Batinku sambil melihat ke arah sekelilingku.

Aku dapat melihat sebuah kamar berukuran besar dengan barang-barang yang memiliki ukiran rumit didalam kamar ini. Aku sendiri sedang berada di sebuah tempat tidur king size yang nyaman.

Pikiranku terhenti ketika tiba-tiba pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok David.

"Bagaimana? Sudah baikan, Bella?" Tanyanya dengan senyuman manis di wajahnya.

Aku hanya mengangguk sambil sedikit tersenyum.

"Dimana aku?" Tanyaku kepada David.

"Kau ada di kerajaan Barnave." Jawabnya sambil mendekat kearah tempat tidur.

"Hah..? Bagaimana bisa?" Tanyaku dengan bingung.

"Saat kau pingsan aku dan Jacob membawamu kemari karena kami takut jika di rumahmu kau akan trauma." Jelas David kepadaku yang sekarang sudah duduk di sebelahku.

Aku mulai mengingat hal-hal yang telah terjadi baru-baru ini. Saat aku sudah mengingatnya, aku tersentak kaget dan segera melihat jari manisku. Disana sudah terdapat cincin dengan permata biru yang sangat indah.

Aku mendongak untuk melihat kearah David.

"I-I am a vampire..?" Tanyaku dengan gugup.

"Ya.." Jawabnya sambil menatap sendu kearahku.

"Baiklah kalau begitu antar aku pulang." Jawabku sembari berjalan kearah pintu kamarku.

"Maaf kan aku Bella, tapi.. Aku tidak bisa melakukannya." Jawabnya sambil menunduk.

"A-apa maksudmu..?" Tanyaku dengan sedikit cemas.

"Kau.. Adalah half vampire yang sangat kuat.. Yang ditakdirkan untuk menjadi ratu dari salah satu kerajaan vampire. Selain itu, werewolf sudah mengetahuinya jadi.. Kau harus tetap disini agar dapat terlindungi." Jelas David kepadaku.

"Ratu vampire.. Apa kau gila?! Ini semua omong kosong!!" Aku tak dapat lagi menahan amarahku dan aku segera berlari keluar pintu kamarku.
Aku berlari di sebuah koridor panjang yang dihiasi berbagai lukisan zaman dulu.

"Bella..?" Panggil seseorang dibelakangku, aku pun berbalik dan mendapati Jacob sedang memandangku dengan tatapan bingung.

Aku pun mengeluarkan air mata yang sejak tadi kutahan dan segera memeluk Jacob.
Jacob sedikit tersentak akibat perbuatanku, namun akhirnya dia membalas pelukanku.

"Aku mau pulang.. Kumohon.." Ucapku yang masih terisak di pelukan Jacob. Ini sungguh aneh, aku tak pernah menangis bahkan tertawa, tetapi..
Sejak aku bertemu dengan Jacob semuanya terasa berbalik 180 derajat.

"Maafkan aku, Bella.. Tetapi, aku tak bisa mengizinkan itu. Tenanglah Bella, aku akan selalu menemanimu jika kau kesepian." Ucapnya sambil mengelus-elus rambutku berusaha menenangkanku.

"..." Aku hanya terus menangis di pelukan Jacob hingga akhirnya aku merasa lelah dan mataku mulai terasa berat hingga aku memejamkan mataku.

🎀🎀

Sorry author ga banyak ngomong :| soalnya author gatau mau bilang apa.-.

I am a Vampire?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang