Selama beberapa bulan terakhir ini, Alena terlihat sudah mulai akrab dengan lingkungan sekitarnya. Namun, tak jarang juga ia merenung di kamarnya karena teringat kematian Jacob. David juga terlihat semakin perhatian kepada Alena, sehingga Alena sudah mulai dapat terbuka kepada David belakangan ini. Namun, walaupun semua orang sudah berusaha untuk membuat Alena kembali seperti dulu, tak ada yang bisa berhasil dengan sempurna. Buktinya, walaupun Alena sudah terlihat lebih baik, sebenarnya ia masih sangat rapuh.
"Alena..?" Panggil David tiba-tiba yang membuat Alena menoleh kearahnya.
"Ada apa, Dav?" Jawab Alena dengan datar.
"Apakah kau masih merindukan Jacob?" Tanya David sambil mengusap kepala Alena dengan pelan.
"Tidak. Hanya memikirkan masalah pernikahan kita minggu depan." Jawab Alena dengan senyuman tipis yang terlihat dipaksakan.
David hanya tersenyum kecut mendengarnya. Ia tahu bahwa selama ini, sikap Alena hanya berpura-pura mengingat bahwa ia harus segera menikah agar dapat segera menjadi Ratu dari klan vampire. David tahu bahwa Alena masih tidak dapat merelakan Jacob, ia selalu berharap bahwa Jacob yang akan menjadi pendamping hidupnya nantinya, tetapi dalam sekejap harapan Alena sirna dalam sekejap karena kematian Jacob.
"Apakah kau yakin dengan hal ini, Alena? Maksudku pernikahan adalah-"
"Ya, aku yakin Dav. Ini pilihan terbaik, aku tahu pernikahan tidak dapat main-main. Namun, apa yang dapat kulakukan? Haruskah aku menunggu Jacob bangkit dan menikah denganku?" Potong Alena dengan cepat. David dapat melihat siratan kesedihan di wajahnya.
"Sebaiknya, kau pikirkan lagi keputusanmu itu, Alena. Aku tak mau kau menyesal di kemudian hari karena menikah dengan aku, orang yang tidak kau cintai.." Ujar David dengan sedih, ia semakin memelankan suaranya dibagian terakhir. Ia tahu bahwa Alena sama sekali tidak mencintainya, selama ini Alena hanya berpura-pura agar David tidak merasa sedih.
"Tidak. Keputusanku sudah final dan aku akan menikah denganmu, David Barnave. Dan kau salah, aku.. menyayangimu." Jawab Alena dengan mantap.
David hanya menghela nafas panjang setelah mendengar jawaban Alena.
"Baiklah, jika itu maumu." Ucap David akhirnya. Ia memilih mengalah saja kepada Alena karena ia tahu bahwa keputusan Alena sudah tak dapat lagi diganggu gugat. Walaupun ia tahu, bahwa hal ini pasti akan membuat Alena menyesal nantinya. Karena Alena hanya menyayangi David.. bukan mencintainya.
Alena's POV
Aku tahu, selama ini aku sudah membohongi diriku sendiri. Aku tahu bahwa selama ini, aku masih saja mencintai Jacob dan tidak bisa merelakan kematiannya dengan mudah. Namun, apa yang dapat kulakukan? Jacob sudah mati.. dan tak ada makhluk yang dapat dibangkitkan agar hidup kembali. Walaupun kami makhluk abadi sekalipun, tetap saja ada waktunya kami akan mati.
Hanya seminggu lagi hingga hari pernikahanku dengan David dan juga penobatanku sebagai Ratu klan ini. Aku selalu merasa belum siap tanpa adanya sosok Jacob di sampingku, namun aku harus bisa tegar dan menerima kenyataan yang pahit ini.
Hari ini, aku memutuskan untuk pergi ke dunia manusia untuk berjalan-jalan sekaligus menenangkan pikiranku yang kalut. Selain itu, sudah lama juga aku tidak berkunjung ke dunia manusia. Terakhir kali aku kesana adalah saat David mengajakku makan di sebuah restoran dan menyatakan cintanya disana sekaligus melamarku. Aku sangat terkejut karena tak menyadari bahwa David menyukaiku. Aku akhirnya menerima lamarannya karena aku tak memiliki alasan untuk menolaknya. Kabar ini disambut dengan gembira oleh orangtuaku dan orangtua David, sedangkan Kak Richard hanya bersikap biasa saja.
Aku memilih mengenakan T-shirt berwarna hitam dengan tulisan 'Judge me when you're perfect' dibagian tengah dan celana pendek jeans yang panjangnya 22 cm dari lututku. Untuk sepatu, aku memilih sepatu boots berwarna hitam yang kontras dengan bajuku. Aku membiarkan rambutku tergerai dan aku pun pergi menuju dunia manusia.
Di dunia manusia, cuaca begitu terik dengan matahari yang bersinar tepat diatas kepalaku. Untung saja aku tak lupa mengenakan cincinnya, jika tidak ia bisa mati terbakar disini. Hal pertama yang terlintas di benakku adalah taman kota.
Aku pun langsung bergegas menuju taman kota yang tak terlalu ramai saat siang. Hanya ada beberapa orang yang bersantai dan beberapa anak-anak yang sedang bermain sambil memakan es krim. Aku memilih tempat duduk yang agak rindang dibawah sebuah pohon besar. Dari sini, aku dapat melihat seorang anak laki-laki yang sedang bermain bersama anak perempuan.
Mereka terlihat begitu dekat. Tetapi, anak laki-laki tersebut sepertinya suka menjahili anak perempuan tersebut sehingga tak jarang anak perempuan itu memukul atau mencubit lengan anak laki-laki. Hal itu membuatku tersenyum samar. Tak lama kemudian, ia melihat anak perempuan tersebut memangis dan dengan sigap anak laki-laki tersebut berusaha menenangkan anaka perempuan itu. Sampai akhirnya, mereka berbaikan dan kembali bermain bersama. Hal ini benar-benar mengingatkanku akan.. Jacob.
David's POV
Aku benar-benar bosan saat ini. Setelah pulang dari Kerajaan Blanchard untuk menemui Alena, aku tak tahu lagi harus melakukan apa. Aku hanya berjalan mengikuti kakiku yang membawaku menuju hutan werewolf.
'Mengapa aku kesini?' Batinku dengan bingung.
Aku tak terlalu peduli dan semakin dalam memasuki hutan ini. Tak lama kemudian, aku merasakan pergerakan di dekatku. Aku segera meningkatkan kewaspadaanku. Aku sudah memegang ujung pedang yang kusarungkan di sisi celanaku.
Tiba-tiba muncul seekor wolf dihadapanku. Aku hanya memandangnya dan ia pun begitu. Selama beberapa detik, kami hanya bertatapan tanpa ada niatan untuk menyerang sedikitpun. Tiba-tiba, ia menggelengkan kepalanya dan tiba-tiba ia serigala itu ambruk ke tanah.
'Ada apa dengannya?' Aku semakin bingung melihatnya yang tiba-tiba terjatuh seperti itu, padahal aku tak melakukan apa-apa kepadanya.
Saat ia berubah menjadi manusia, aku melotot tak percaya dengan apa yang ada di hadapanku.
"Ka-kak.. Jacob?" Ucapku dengan terbata. Aku benar-benar kaget, otakku serasa tak bekerja dan akhirnya aku berpikir, kak Jacob.. seorang werewolf?

KAMU SEDANG MEMBACA
I am a Vampire?
VampirosBella Arnauld adalah seorang gadis berumur 17 tahun yang duduk di bangku kelas 3 SMA dan dapat dikategorikan sebagai gadis yang pendiam. Semuanya berjalan seperti biasa.. Sampai akhirnya.. Ia bertemu seseorang yang akan mengubah hidupnya selamanya...