Chapter 5

18.9K 1K 3
                                        

Richard's POV

Aku mulai membuka mataku perlahan-lahan dan mulai mendengarkan suara-suara dari luar kamarku yang dapat aku ketahui sebagai suara para pegawaiku.

"Pagi lagi, pagi lagi.. Malasnya aku harus ke sekolah itu lagi." Ucapku sambil merenggangkan otot-ototku.

Aku kemudian mulai berjalan ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk ke sekolah.
Aku menatap tas ku dan aku teringat sesuatu.
"Sial! Aku belum mengerjakan PR Matematika!" Umpatku sambil mengacak rambutku.
Aku pun mulai mengambil buku matematika ku dan alat tulisku. Kemudian aku langsung mulai mengerjakan PR tersebut dan aku menyelesaikannya dalam waktu kurang lebih 5 menit.

"Untung saja PR nya gampang.." Ucapku dengan lega.

Setelah itu, aku pun turun ke ruang makan untuk sarapan dan sedikit berbincang-bincang dengan orangtuaku.

Setelah sarapan, aku langsung naik keatas mobil dan mobilku mulai melaju menuju sekolah. Pagi ini ternyata hujan deras.

Sesampaiku di sekolah, pegawaiku langsung turun dari mobil sambil membaw payung dan membukakanku pintu.
"Aku bisa sendiri, kamu pulang saja." Ucapku dengan lembut.
"Tapi Tuan Muda, ini kewajiban saya." Jawabnya sambil berdiri di depan pintu menungguku keluar dari mobil.
"Tidak apa-apa, Pak. Saya juga malu kalau harus seperti ini." Ucapku kembali dengan tegas.
"Tapi-" dia ingin menjawab lagi tetapi langsung kupotong. Ia pun mulai mengangguk dengan ragu dan mulai mengendarai mobilku menjauh dari sekolah setelah aku masuk kedalam kawasan sekolahku.

Saat di perjalanan, aku berhenti sejenak untuk mengikat tali sepatuku yang terlepas.
Pada saat akan berdiri, aku melihat jari manisku membengkak akibat digigit nyamuk.

"Beraninya nyamuk ini, mengisap darah orang sembarangan!" Ucapku dengan kesal.

Bekas gigitan itu sangat gatal jadi aku menggaruknya beberapa kali untuk mengurangi rasa gatalnya.
Setelah bekas gigitan itu sudah tidak terlalu gatal, aku kembali berjalan menuju kelas dengan muka datar.

Bella's POV

Setelah aku selesai bersiap-siap dan sarapan, aku mulai berangkat menuju ke sekolah. Namun karena hujan, aku mengambil sebuah payung terlebih dahulu.

"Bella, apa kau yakin tidak mau Tante antar?" Tanya tanteku dengan cemas.

"Tidak apa-apa Tante, lagipula kan Bella sudah terbiasa." Jawabku dengan senyuman tipis di wajahku.

"Tapi ini kan hujan Bella nanti kamu-" ucap tanteku lagi yang langsung kupotong.
"Sudahlah Tante, Bella bisa jaga diri kok. Lagipula ini cuma hujan dan kan Bella sudah membawa payung, Tante." Potongku cepat.

"Ya sudah, hati-hati dijalan ya Bell." Ucap tanteku sambil melambaikan tangannya dan tersenyum.

"Iya, dadah Tante." Jawabku lagi sambil melambaikan tangan kembali kearahnya.

Setelah beberapa lama berjalan kaki aku pun sampai di sekolah.
Saat di halaman sekolah aku nyaris terjatuh karena kakiku menginjak sesuatu.

"Hmph.. Apa lagi ini? Aku nyaris terjatuh hanya karena sebuah cincin?! Sungguh keterlaluan.. Dan ngomong-ngomong, cincin siapa ini? Hah, sudahlah nanti saja aku cari pemiliknya." Ucapku pada diriku sendiri.

Aku pun menyimpan cincin tersebut di saku bajuku dan lanjut berjalan menuju ke dalam sekolah. Kelihatannya hujan semakin deras dan angin bertiup semakin kencang, bahkan payung yang aku pegang nyaris terlepas dari genggamanku.

Setelah sampai di dalam sekolah, aku menyimpan payungku di tempat payung kemudian berjalan menuju kelasku dan duduk di tempatku. Disana sudah ada teman dudukku. Siapa ya namanya? Rich? Reinhart? Oh ya, Richard!

Setelah belajar selama kurang lebih 3 jam, bel istirahat pun berbunyi. Semua siswa mulai merapikan mejanya dan mengambil bekal atau uang jajannya masing-masing. Tampaknya hujan sudah berhenti karena matahari sudah bersinar dengan terik saat ini.

Aku masih mengambil bekal yang kusimpan di tas ku saat Richard sudah keluar dari kelas terlebih dahulu untuk istirahat.
Setelah mendapat bekalku, aku pun mulai berjalan keluar kelas.

Richard's POV

Aku mulai berjalan keluar dari kelas dan mencari tempat duduk untuk memakan bekalku, tetapi tak ada satu pun tempat duduk yang kosong. Hanya ada tatapan genit dari para wanita dan hal ini sungguh membuatku jijik.
Terpaksa aku pun keluar dari sekolah dan makan di luar.

Setelah kulitku terkena matahari aku tiba-tiba merasakan perih pada kulitku dan kulitku mulai terbakar. Aku pun menyadari bahwa aku tak mengenakan cincin yang diberikan Papa kepadaku.
'Sial! Dimana cincin terkutuk itu?!'

"Aaahhhh!!" Teriakku dengan keras sehingga banyak orang yang berkumpul untuk melihatku, tapi tak ada satu pun dari mereka yang menolongku. Mereka hanya melongo menatapku yang kesakitan.

Pada saat rasa sakit ini menjalar ke seluruh tubuhku aku mulai memejamkan mataku karena sudah merasakan bahwa ini adalah akhir dari hidupku karena aku akan mati terbakar disini.

Tapi, tiba-tiba rasa sakit itu seketika menghilang dan kulitku kembali normal. Aku pun mulai membuka mataku dengan penasaran dan hal pertama yang kulihat adalah Bella yang berdiri di depanku dengan muka datarnya dan cincin yang sudah kukenakan di jari manisku.

🎀🎀

I am a Vampire?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang