Chapter 28

12.1K 710 7
                                    

Author's POV

Hari sudah malam, bulan sudah menunjukkan dirinya sepenuhnya. Jam juga sudah menunjukkan pukul 8 malam. Alena, Richard, Raja James, Ratu Vrione, dan David sedang makan malam. Mereka semua memakan makanan manusia dan meminum darah hewan.

David sudah pulih, tetapi Alena belum menginjinkannya pulang, katanya lebih baik hari ini dia menginap. David tentu saja senang, apalagi yang menyuruhnya adalah sang pujaan hatinya.

"Jadi.. Richard dan Alena, bagaimana kalian menemukan David?" Tanya Raja James yang memecah keheningan di ruang makan tersebut.

Alena mulai terlihat gugup. Ia bahkan berhenti makan untuk sementara waktu. Raja James memandangi Alena dengan menyelidik. Alena hanya tersenyum manis kemudian memandang kakaknya untuk meminta bantuan.

"Ehm.. tadi.."

"Tadi, saat berjalan-jalan kami bertemu dengan David. Jadi, kami jalan bersama. Tetapi, ada 7 ekor wolf yang menyerang kami tiba-tiba." Alena mulai terlihat gugup, namun saat kakaknya sudah menyambung perkataannya, ia mulai terlihat lega.

"7 ekor?! Kalian baik-baik saja kan?" Pekik Ratu Vrione ketika mendengar jawaban Richard barusan.
Wajahnya menyiratkan kekhawatiran.

"Kami baik-baik saja, Ma. Hanya David yang terluka cukup serius." Jawab Richard lagi.

"Syukurlah.." Ratu Vrione terlihat lega.

"Jadi.. David, bagaimana keadaanmu sekarang? Apa sudah lebih baik?" Tanya Raja James kepada David.

"Iya, saya baik-baik saja, Yang Mulia." Jawab David dengan formal.

"Kau terlalu formal, David. Cukup panggil aku James saja." Ujar Raja James sambil tertawa pelan.

"Saya pikir lebih baik saya memanggil anda, Raja James." Tolak David secara halus.

"Heh David! Kau pikir kita sedang rapat? Bahasamu formal sekali, seperti penasehat kerajaan saja." Canda Alena yang membuat seluruh isi meja makan tertawa, termasuk David.

Setelah itu, mereka pun kembali melanjutkan makan malam mereka dalam hening. Hanya bunyi dentingan piring dan detak jarum jam yang terdengar.

David's POV

Hari ini, aku akan pulang ke Kerajaan Barnave. Alena yang akan mengantarku. Aku sudah bersikeras untuk pulang sendiri, namun sepertinya berdebat dengan Alena sangat melelahkan. Jadi, aku mengalah saja.

Tiba-tiba, pintu kamarku terbuka dan menampilkan sosok Alena, orang yang sedang kupikirkan. Dasar, panjang umur.

"Kau sudah siap?" Tanya Alena kepadaku.

"Ya, aku tak membawa apa-apa kan." Jawabku dengan enteng.

"Kau yakin?" Tanyanya sambil menautkan kedua alisnya.

Memangnya apa yang kubawa? Pedangku yang kemarin sudah tertinggal di hutan werewolf dengan keadaan Rest in Peace. Aku juga tak membawa apapun kesini karena aku sudah dalam keadaan pingsan.

"Iya, memangnya apa yang harus kubawa?" Tanyaku kepadanya dengan penasaran.

"Kau kan harus bawa diri." Jawabnya sambil tertawa renyah.

Wajahku hanya datar. Apakah itu lucu?

"Baiklah-baiklah, aku tak jago melawak. Ayo kita berangkat." Ucapnya dengan lesu.

I am a Vampire?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang