Di hadapanku, aku dapat melihat kepala pria tersebut telah terpenggal dan darah keluar sangat banyak dari leher pria tersebut.
Di hadapannya kulihat Richard yang sedang memegang sebuah pedang panjang berlumuran darah.
"Richard..?" Panggilku dengan ragu.
"Syukurlah kau tak apa-apa." Jawabnya sambil tersenyum kemudian berbalik kearahku.
"Bagaimana ka-kau bisa sampai kesini?" Tanyaku dengan bingung.
"Aku tadi hanya kebetulan lewat saja dan melihat pria itu hendak menebas kepalamu.. Jadi ya, aku dengan sigap menebas kepalanya terlebih dahulu." Jelasnya sambil mengangkat bahu tak peduli.
"..." Aku hanya terdiam mendengarnya, ia bahkan biasa-biasa saja setelah menebas kepala orang seperti itu?!
"Mau bagaimana lagi? Kalau aku tak menebas nya terlebih dahulu, apakah kau sudah siap mati?" Tanya nya dengan dingin.
"Tentu saja tidak!" Bella menjawabnya dengan sedikit gemetar.
Ia pun menarik tanganku ke mobil dan menutupkan pintuku kemudian ia duduk di bagian sopir dan mulai mengemudi menuju ke rumahku.
Beberapa lama kemudian, kami telah sampai di depan rumahku.
"Ayo masuk." Kataku sambil membuka pintu mobilnya dan membunyikan bel rumahku.
Tak lama kemudian, Richard juga keluar dari mobil dan berdiri di sampingku. Perasaanku saja atau aku baru saja melihat Richard tersenyum sambil melirik kearahku?
Mungkin hanya firasatku saja..
Tak lana kemudian, pintu rumahku mulai terbuka menampilkan tanteku yang sedang menggunakan daster dengan panjang selutut bermotifkan abstrak."Siang Bella, siapa temanmu ini? Pacarmu ya?" Tanya nya dengan senyuman usil di wajahnya.
Richard langsung berdeham dan hal itu menarik perhatian aku dan tanteku.
"Bukan, Tante!" Teriakku tiba-tiba.
"Siang Tantenya Bella." Sapa Richard dengan senyuman manis di wajahnya.
"Namaku Lacy Amanda Green. Kau bisa memanggilku Lacy. Selamat siang juga, temannya Bella." Sapa tanteku kembali dengan senyuman di wajahnya.
"Namaku Richard Blanchard dan anda dapat memanggilku Richard." Jawab Richard masih dengan senyuman manisnya itu.
"Lihatlah Bella, dia begitu tampan. Mengapa kau tak menyukainya?" Goda tanteku yang membuat pipiku memerah.
"Sudah, sudah mari kita masuk." Ucapku menyelesaikan pembicaraan yang membuatku malu ini.
Aku pun mulai berjalan masuk kedalam rumahku yang diikuti dengan tanteku dan juga Richard. Aku dapat melihat tanteku mempersilahkan Richard untuk duduk dan tak lama kemudian aku langsung naik karena berniat untuk ganti baju.
Richard's POV
Aku merasa bingung dengan Bella yang tiba-tiba naik itu. Aku pun bertanya kepada Tante Lacy.
"Bella kemana, Tante Lacy?" Tanyaku spontan.
"Sepertinya dia pergi ke kamarnya, Richard." Jawab Tante Lacy dengan senyuman.
"Oh.. Begitu." Jawabku dengan senyuman tipis di wajahku.
Kemudian Tante Lacy pun menawarkan ku minum dan aku mengatakan terserah saja. Kemudian, ia pun keluar sambil membawa dua gelas fanta di tangannya. Setelah itu, kami pun bercakap-cakap sedikit dan aku telah mengetahui jika ternyata Bella bukan keponakan dari Tante Lacy melainkan orang yang sama sekali tidak memiliki hubungan keluarga dengan Tante Lacy.
"Sebaiknya kau susul saja Bella ke kamarnya Richard. Dia sangat lama." Katanya dengan sedikit tertawa.
"Baiklah, Tante." Jawabku dengan sopan.
Aku pun mulai menaiki tangga untuk menuju ke lantai 2. Aku hanya melihat 2 kamar di tempat ini dan satu diantaranya memiliki sebuah tulisan di depan pintunya : "Bella's Room" yang aku yakini sebagai kamar Bella.
Aku pun mulai membuka pintu kamar tersebut dan setelah pintu kamar tersebut terbuka lebar aku langsung terkejut dengan Bella yang hanya mengenakan pakaian dalam sedang berdiri di sebelah tempat tidurnya.
Bella's POV
Akhirnya aku bisa kembali menormalkan warna pipiku yang sejak tadi memerah. Aku kemudian mulai membuka bajuku saat tiba-tiba pintu kamarku terbuka dan aku dapat melihat Richard di depan pintu kamarku dengan ekspresi yang sangat kaget.
"Ahhhh!!! TUTUP PINTUNYA!!" Jeritku sangat keras sehingga aku yakin dapat terdengar sampai ke lantai bawah.
Richard masih membeku untuk sebentar, tetapi sesaat kemudian ia langsung membanting pintu tersebut hingga tertutup rapat. Setelah pintu tersebut tertutup, aku langsung berlari kearah pintu kamarku dan menguncinya.
Aku cepat-cepat memakai bajuku dan duduk di tepi tempat tidurku untuk kembali menormalkan warna wajahku yang kembali memerah seperti tomat.
'Sial! Bisa-bisanya dia mengintipku saat sedang berganti baju!' Pikirku dengan kesal bercampur malu.
Author's POV
Richard langsung lari terbirit-birit setelah melihat pemandangan yang sungguh mengagetkannya.
Kemudian ia langsung duduk di sofa dan meminum fanta nya yang masih dingin.Tiba-tiba keluarlah Tante Lacy dengan senyumannya.
"Ada apa Richard?" Tanya Tante Lacy kepada Richard.
"A-aku baru saja.. Melihat Bella.. Berganti baju--" jawabku dengan gemetar.
Tawa Tante Lacy langsung meledak di ruang tamu tersebut dan ia berkata di sela-sela tawanya "Pantasan Bella bisa berteriak sekeras itu." Kemudian ia lanjut tertawa lagi.
🎀🎀

KAMU SEDANG MEMBACA
I am a Vampire?
VampirosBella Arnauld adalah seorang gadis berumur 17 tahun yang duduk di bangku kelas 3 SMA dan dapat dikategorikan sebagai gadis yang pendiam. Semuanya berjalan seperti biasa.. Sampai akhirnya.. Ia bertemu seseorang yang akan mengubah hidupnya selamanya...