Chapter 38

10.9K 590 6
                                        

Jacob's POV

Saat aku membuka mataku, aku melihat ke sekeliling ruangan tempatku tidur. Aku melihat ke seluru penjuru ruangan dan aku sadar, ini bukan kamarku di Kerajaan Werewolf. Aku langsung terduduk dan mengingat semua kejadian yang telah menimpaku.

Pertama, aku pergi untuk mencari mangsa di hutan, kemudian aku bertemu seorang vampire, lalu kami bertarung, dan.. ah tidak! Aku pingsan di hadapannya, sial! Aku telah diculik. Dasar vampire sialan. Tapi, mata wanita itu.. sungguh indah. Huh?! Apa yang kubicarakan?

Tiba-tiba, pintu kamar ini terbuka dan masuklah beberapa orang yang tak kukenal. Aku mencium baunya dan.. aish bau vampire. Mereka semua berjalan mendekatiku dan beberap dari mereka bahkan mengulum senyum. Tanpa basa-basi lagi, aku langsung melempar semua barang yang berada di sekitarku kearah mereka dan hal itu sukses membuat mereka semua berhenti berjalan dan menatapku dengan.. bingung? Tentu saja, kau vampire dan aku werewolf. Sadarlah, kita musuh bukan teman!

"Bebaskan aku dari sini, kalian vampire bodoh!" Teriakku dengan geram kepada mereka semua.

"Jacob.. apa yang terjadi denganmu?" Tanya seorang wanita dengan lembut kepadaku.

Siapa itu Jacob?! Mengapa mereka semua memanggilku dengan nama itu? Huh. Dasar kalian vampire aneh.

"Siapa itu Jacob?! Namaku itu Alexander, bukan Jacob!" Gertakku dengan kesal kepadanya.

Mereka semua terlihat tercengang. Heh? Apa lagi ini? Dasar aneh. Astaga, mengapa mereka tidak mau pergi?! Apa mereka harus kubunuh dulu?!

"PERGI DARI SINI!!" teriakku dengan benar-benar geram kepada mereka. Apa mereka tuli? Sudah kukatakan untuk pergi, tapi mereka tidak mau pergi juga!

Aku kembali melempar barang-barang disekitarku kearah mereka. Berbagai lukisan kecil disampingku sudah pecah dan kacanya berserakan disekitar tempat tidurku. Tetapi, mereka tetap saja berdiri di sana tanpa menunjukkan ekspresi takut sama sekali. Astaga! Apa yang harus kulakukan untuk mengusir para vampire bodoh ini?!

Tiba-tiba, pintu terbuka dan dengan sigap aku langsung melempar sebuah lukisan berukuran sedang kearah pintu. Ternyata, seorang wanita yang tadi kutemui yang berdiri paling depan. Ia masih sempat menghindar sehingga lukisan itu hanya mengenai dinding. Ada 3 sosok baru yang datang. Bagus, bukannya berkurang malah bertambah. Aku hanya mendengus kesal dan memandang mereka semua dengan penuh kebencian.

Eh, tunggu dulu. 2 orang itu, aku sudah pernah betemu dengan mereka sebelumnya. Pria yang satu itu tidak mengapa-apaiku. Tapi, mengapa? Dan yang satunya, wanita yang baru saja kutemui tadi. Huh. Untuk apa mereka kesini?

"Ada apa ini?" Tanya wanita itu sambil berjalan mendekat kearah tempat tidurku. Aku memandangnya dengan penuh kebencian. Aku melihatnya bergidik ngeri, tapi ia tetap melanjutkan langkahnya menuju tempatku berada.

"Pergi kau, dasar kalian para vampire sialan! Beraninya kalian menculikku!" Teriakku kearahnya saat ia sudah cukup dekat membuat ia menghentikan langkahnya sebentar.

"Dia terus mengamuk seperti itu sedari tadi, Alena." Ucap seorang wanita yang berada cukup jauh dari kami dengan pelan kepada wanita yang beraad di dekatku. Mereka semua berdiri cukup jauh dari tempatku yang sudah dipenuhi oleh berbagai pecahan kaca akibat kaca lukisan yang pecah.

Oh, ternyata namanya Alena. Nama dan orangnya sama-sama jelek.

Ia hanya memandangku sebentar.

"Bisakah kalian semua keluar sebentar?" Pinta Alena kepada orang-orang yang berkumpul di dalam kamar itu tanpa mengalihkan pandangannya dariku.

"Baiklah, jika terjadi apa-apa berteriak saja Alena." Ujar seorang wanita lain kepada Alena dengan nada khawatir. Setelah itu, mereka semua keluar dari kamarku dan menutup pintunya, sehingga tinggallah Alena dan aku berdua dikamar itu sambil bertatapan mata. Aku memandang Alena penuh kebencian, sedangkan Alena yang memandangku penuh cinta dan kelembutan.

Dasar aneh, memandang seorang musuh seperti itu.

"Apa maumu?" Tanyaku dengan ketus setelah mengalihkan perhatiaanku dari Alena.

"Aku.. ingin menenangkanmu, mengembalikan ingatanmu yang hilang, mememanimu, dan mencintaimu.." Ujar Alena dengan lembut.

"HA! Seorang vampire mencintai musuh bubuyutannya sendiri, werewolf? Apa kau bercanda? Itu omong kosong!" Bentakku sambil memandang Alena dengan sarkastik. Dasar vampire gila! Mana ada orang yang mau memperlakukan musuhnya seperti itu?! Dasar, bilang saja kalau kalian ingin mengambil hatiku.

"Tidak pernah dengar pepatah, 'cinta itu buta'?" Tanya Alena sambil tertawa pelan kearahku. Baiklah, omongan ini semakin aneh. Sekarang, mengapa sampai ke pepatah itu?

"Sering. Tapi, menurutku itu sungguh bodoh. Bukan pepatahnya, tetapi kata 'cinta'. Apakah cinta itu bahkan ada? Aku tak percaya dengan kata cinta itu. Apalagi kau baru bertemu denganku selama kurang dari 24 jam dan kau telah menyatakan cinta kepadaku. Kau memang gila." Ujarku dengan sarkastik kearah Alena. Well, itu memang benar. Aku bahkan baru bertemu dengannya tadi siang dan dia mengatakan akan mencintaiku.

Wajah Alena terlihat sedih seketika. Dasar jago akting, aku semakin kesal melihatnya.

"Kau.. tidak punya hati." Bisik Alena pelan, tetapi masih dapat terdengar olehku. HA! Untuk apa aku memperlakukanmu dengan hati? Kau adalah vampire! Tak bisakah kalian semua mengerti?!

"Haha, aku memang tak punya hati. Begitu pula denganmu. Kita memang makhluk mati yang tak memiliki hati. Jadi, kita seharusnya tak merasakan yang namanya jatuh cinta. Benar tidak?" Jawabku dengan kasar kepadanya.

Alena tak dapat menjawab kata-kataku lagi, dia hanya memandangku sekilas lalu pergi keluar dari kamarku. HA! Begitu saja kemampuannya untuk berbuat baik kepadaku. Aku akan membuatmu tak sanggup lagi menghadapiku hingga akhirnya kalian memulangkanku ke Kerajaan Werewolf.

Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka. Tapi, kali ini hanya seorang lelaki yang melangkah masuk. Oh, dia lelaki yang kutemui di hutan saat itu. Setidaknya, dia masih lebih baik dari yang lain karena tak menculikku seperti yang dilakukan wanita bernama Alena itu. Huh! Mengingatnya saja membuatku kesal. Tapi, tetap saja dia itu vampire.

"Untuk apa kau kesini?" Tanyaku dengan dingin kepadanya. Dia hanya memadangiku lalu berdiri di dekat tempat tidurku.

"Aku akan membantumu." Ucapnya dengan datar. Membantuku? Untuk apa? Aku mengernyitkan dahiku bingung.

"Membantumu untuk kembali ke Kerajaan Werewolf." Sambungnya lagi yang membuatku langsung berdiri dari tempat tidurku. Apa?! Dia serius?

"Kau serius..?" Tanyaku dengan sedikit ragu. Mengapa ia mau membantuku? Vampire yang aneh.

"Tentu saja. Tapi, ada syaratnya." Ucapnya lagi.

"Apa syaratnya?" Tanyaku dengan penasaran.

"Aku tak bisa membantumu sekarang, tetapi mungkin 1 bulan lagi baru aku bisa membantumu. Jadi, selama 1 bulan ini kau harus bersikap akrab denganku sehingga nanti aku bisa meyakinkan yang lain untuk membawamu berjalan-jalan dan nanti aku akan bilang kau hilang saat aku sedang tak memperhatikanmu." Jelasnya dengan santai kepadaku.

Itu saja? Itu mudah. Hanya akting saja kan?

"Satu lagi." Ucapnya lagi.

"Jauhi Alena." Sambungnya sambil menatap tajam kearahku. Hah? Perempuan aneh itu? Aku tidak tertarik kepadanya sama sekali.

"Baiklah, aku setuju." Ujarku dengan senyuman tipis di wajahku. Dia tidak akan menipuku, kan? Ya, tidak akan tahu jika belum dicoba.

Dia juga tersenyum kearahku lalu dia berbalik menuju kearah pintu.

"Eh, siapa namamu?" Tanyaku langsung saat ia sudah membuka pintu dan hampir berjalan keluar.

"David." Jawabnya sambil kembali tersenyum kepadaku lalu ia langsung keluar dari kamarku.

🎀🎀

I am a Vampire?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang