Chapter 34

11K 605 8
                                    

Wajahnya semakin dekat kearahku, bahkan sekarang hidung kami sudah saling bersentuhan. Aghh! Bagaimana ini?!

Tanpa sadar, aku telah mendorongnya menjauh tepat sebelum bibir kami bersentuhan. Aku menjadi gelagapan.

"Eh, aku- maafkan aku, Dav, aku-"

"Tidak apa-apa, Alena. Aku mengerti." Ucapnya dengan lembut kepadaku. Aku dapat melihat siratan kekecewaan di matanya, hal ini benar-benar membuatku bersalah. Kenapa aku bisa tiba-tiba mendorongnya?! Toh, sebentar lagi kita akan menjadi suami-istri.

Belum sempat aku menjawab perkataan David, pegawai toko tadi sudah datang kembali bersama seorang wanita lain yang kutaksir sebagai majikannya.

"Maaf mengganggu anda, apakah nyonya menyukai gaunnya?" Tanya wanita yang kutaksir sebagai bos tadi.

"Iya, saya sangat menyukainya, Bu. Gaun ini benar-benar elegant. Bisakah saya membelinya?" Ucapku sambil tersenyum formal kearahnya.

"Ya, tentu saja. Mari kami bantu untuk melepaskan gaun itu nyonya." Ujarnya kepadaku sambil menuntunku masuk ke ruang ganti sekali lagi. "Tuan, mohon tunggu sebentar, ya." Sambungnya lagi sambil tersenyum kepada David. David hanya membalasnya dengan anggukan seraya tersenyum tipis.

Setelah itu, mereka berdua menutup tirainya, kemudian membantuku untuk berganti baju. Setelah selesai, aku dan David pun langsung menuju ke kasir untuk membayar gaun tersebut. Ternyata gaun tersbeut benar-benar mahal, tidak heran gaun itu begitu indah. Setelah membayar, kami pun pulang bersama. Perjalanan pulang sama saja dengan perjalanan menuju ke toko tadi, sama-sama canggung. Tapi, entah mengapa, aku merasa kali ini suasana menjadi lebih canggung. Apa karena adegan di ruang ganti?

Sibuk dengan pikiranku sendiri, aku menjadi tak sadar bahwa kami telah sampai didepan Kerajaan Blanchard. Kami pun masuk bersama dan langsung bertemu dengan Mama dan Papaku yang sedang duduk berduaan di ruang tamu. Huh! Dasar, sudah tua masih saja bermesraan. Eh? Kenapa aku yang sewot? Aku cemburu?

"Eh, Alena, David. Sudah dapat gaun yang cocok?" Tanya Mama langsung kepada kami berdua.

"Iya Ma, gaunnya sangat indah dan cocok untuk Alena." Jawab David dengan sopan.

"Baguslah. Tak terasa, anak Mama sudah besar, sudah mau menikah pula. Cepat-cepat buat cucu untuk Mama ya." Goda Mamaku kepada kami.

Aku tak menjamin, Ma. Ciuman saja sudah berat, bagaimana mau buat anak..?

Aku hanya mengulum senyum dan duduk di hadapan orangtuaku yang diikuti oleh David yang duduk di sebelahku.

"Kak Richard masih belum pulang, Pa?" Tanyaku dengan bingung. Ini sudah sore, Kak Richard belum pulang juga? Apa yang ia lakukan diluar sana? Ia baik-baik saja, kan?

"Iya, mungkin sebentar lagi dia akan pulang, Alena." Jawab Papa dengan lembut kepadaku. Akhir-akhir ini, semua orang selalu bersikap lembut kepadaku. Mungkin mereka tahu aku menjadi agak sensitif dengan kematian Jacob. Tapi, tidak untuk sosok di sampingku ini, masih saja jahil kepadaku. Tetapi, biasanya dia bisa menjadi sangat lembut, juga..

Oh ya, kalian mungkin bingung mengapa David tidak sekalian saja mencoba jas untuk pernikahan di toko tadi. Itu karena toko tadi hanya menjual gaun pernikahan untuk wanita saja. Untuk David, kita akan sama-sama membelinya lagi lusa di toko dekat Kerajaan Barnave.

Sebenarnya, aku masih kepikiran dengan kejadian di ruang ganti tadi. Itu tidak menyakiti perasaan David, kan? Eh, bodoh! Tentu saja dia kecewa. Bagaimana aku ini?! Tanpa sadar, aku menepuk jidatku.

"Alena? Ada apa?" Tanya David tiba-tiba. Ya, semua orang kini memandangku, tentu saja mereka bingung denganku yang tiba-tiba menepuk jidatku. Huh! Aku merasa benar-benar seperti pembawa masalah disini.

"Hah? Tidak apa-apa, Dav. Mungkin aku sedikit linglung." Jawabku dengan enteng. Setidaknya aku berusaha menjawabnya dengan enteng, walaupun aku benar-benar risih karena mereka semua menatapku dengan bingung.

Mereka hanya manggut-manggut kemudian melanjutkan obrolan mereka lagi. Walaupun, tadi dapat kulihat kebingungan di mata mereka. Ya sudahlah, yang penting mereka tak bertanya lebih lanjut itu sudah bagus.

Saat kami sedang asik berbincang - eh maksudku hanya ada David dan orangtuaku karena aku hanya menyimak - tiba-tiba, pintu depan terbuka menampilkan sosok Kak Richard dan seorang wanita cantik.

Siapa wanita itu? Dia benar-benar cantik. Aku rasa semua orang di ruangan itu juga memandang kedatangan mereka berdua dengan bingung. Wanita itu terlihat malu-malu dan Kak Richard sedang menggenggam tangan wanita itu dengan erat. Eh, apa?! Menggenggam tangan wanita itu? Apa mereka..

"Ma, Pa, Alena, dan David. Ini pacarku, Carla Preqlure Vewes." Ucap Kak Richard tiba-tiba dengan santainya.

ASTAGA!

I am a Vampire?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang